Mingyu

71 6 8
                                    

Butuh dukungan doong :"
Tinggalkan komen yaa :"

Aku tau membantu karyawan itu baik, tapi bagaimana kalau itu terlalu berlebihan? Seorang temanku mengalami kecelakaan dan susah untuk berjalan. Tapi kenapa Kepala Produksi yang harus bertanggung jawab pada satu orang itu?

Seperti pagi ini, dia "si Kepala Produksi" kembali menolak ajakan berangkat bersamaku dengan alasan mau menjemput Kang DaeEun -karyawan yang mengalami kecelakaan. Tapi kenapa harus seperi itu? Kenapa harus setiap hari? Ayolaah, ini sudah 1 bulan DaeEun seperti ini. Apa orang tuanya tidak memperhatikan DaeEun? Aku rasa dia anak yang sangat disayang oleh kedua orang tuanya.

Terpaksa aku kembali berangkat kekantor menggunakan bus dan sendirian. Kejam memang, tapi aku tidak bisa berbuat apa apa, aku selalu kalah dengan si Kepala Produksi. Begitu sampai di Kantor, aku melihat si Kepala Produksi sedang menuntun DaeEun.

"oh, haaii AeIn.. " sapa DaeEun
"ndee, annyeonghaseo" sapaku kembali dengen senyum tipis di bibirku, kemudian melirik ke arah si Kepala Produksi yang sedang tersenyum ke arahku
"euum, Mingyu memang kepala produksi yang sangat baik" ucap DaeEun sambil menyelipkan rambutnya di telinga
"apa kakimu sudah membaik?"
"yaa, seperti yang kau lihat AeIn-ah~ ini masih sangat sakit" ujar DaeEun
"mau aku bantu? Aku bisa membantumu-"
"tidak usaah, aku bisa mengantarnya ke kursinya kok, ini tanggung jawabku" ucap Mingyu dengan entengnya

Aku menatap Mingyu tak percaya, bagaimana dia bisa bicara seperti itu di depanku yang jelas adalah kekasihnya. "tanggung jawab yaa? Baiklah, aku duluan" senyuman menghilang dari wajahku dan segera berjalan kekursiku, seorang diri.

***

5 jam diam duduk dan menatap layar komputer memang sangatlah membosankan, untung saja berjalan dengan mulus.

"AeIn-ah, ayo kita kekantin" ucap Roa
"kajja" ucap ku semangat

"mingyu-yaa aku mau ke kantin" ucap DaeEun yang sengaja di perbesar suaranya

Dengan spontan aku menoleh ke arah Mingyu, berharap dia menolak DaeEun dan pergi ke kantin bersamaku seperti dulu.

"ayo aku antar, kau mau makan apa? " ucap Mingyu sambil membantu DaeEun berdiri

"roa-ya, aku tidak akan makan. Kau makan saja duluan" ucapku kemudian menyembunyikan mukaku di dalam lipatan tanganku di atas meja.
"baiklah, kau mau apa? " ucap Roa
"susu coklat" ucapku asal

"jangan coba-coba kau minum susu coklat" ucap Mingyu
"apa urusanmu? " ucapku ketus

Mingyu hanya menatapku dengan artian "oh ayolah"

"apa? Sana pergi? Kau tak lihat DaeEun sedang ke laparan?" ucapku makin ketus
"Mingyu ayolaaah, aku lapar"
"see? Tanggung jawabmu kelaparan" ucapku dengan penuh penekanan pada kata TANGGUNG JAWAB itu
"AeIn-a"
"wae? " aku menatap Migyu datar "senang kan? Kewajiban mu memang besar sajangnim"

Aku bangun dari dudukku dan mendorong kuat kursinya hingga mundur menabrak kursi lain. Aku meninggalakan ruangan ini, aku menghiraukan semua panggilan yang memanggil namaku.

***

Choi sajangnim mengajak kami makan malam karena penjualan kami menaik drastis. Sebuah restoran sederhana, disinilah kami mengadakan makan malam.

Imagine SEVENTEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang