Chapter 8: One Sided Love

681 97 53
                                    

Pride

Story by DarkChoffa™

Pairing : IU-Mino

~Terinspirasi dari drama favoritku : My Secret Romance, Chunning Single Lady dan Emergency Couple~

Part 8: One Sided Love

Memandangi Seungyoon menjadi rutinitas Jiyeon beberapa waktu ini. Dia rajin datang ke restoran pria itu hanya untuk sekedar mampir dan menikmati makanan disana. Dari kebiasaannya itu akhirnya Jiyeon bisa mengenal Seungyoon. Pria itu lucu dan menyenangkan. Mereka mulai berteman baik, bahkan Seungyoon mulai terbuka pada Jiyeon. Wanita itu menjadi tempat curhatnya beberapa waktu ini. Menurut Seungyoon, Jiyeon adalah wanita yang mudah diajak bergaul dan pendengar yang baik.

Jiyeon selalu tertawa dengan candaan khas milik Seungyoon. Pria itu jagonya membuat banyolan walaupun sebagian orang menganggapnya tidak lucu. Pria itu benar-benar membuat hidupnya menjadi lebih berwarna.

"Emm..sebenarnya aku menyukaimu sejak lama. Kau begitu baik dan pengertian. Apakah aku bisa menjadi bagian terpenting dalam hidupmu?

Jiyeon menahan napasnya. Dia begitu terkejut saat mulut Seungyoon mengatakan kalimat itu. Dia gelisah dan bingung harus menjawab apa,"Ak..ku..ma..ma..."

Seungyoon menyela sebelum Jiyeon menyelesaikan kalimatnya. "Aku ingin mengatakan itu pada Jieun noona. Menurutmu apakah dia akan menerimaku?"

Jiyeon terkejut setengah mati. Kalimat itu bukan untuknya, kalimat itu ditujukkan untuk rekan kerjanya, Jieun.

"Ah aku tidak tau kalo itu," Jiyeon terlihat kecewa. Ternyata pria itu hanya menganggapnya sebagai teman.

"Aku kagum padanya karena kebaikannya pada nenekku. Tapi mendekatinya sangat sulit sekali. Apalagi putrinya jelas-jelas tidak menyukaiku," curhat Seungyoon.

Jiyeon merasa iba pada Seungyoon, tapi sebenarnya dia lebih iba pada dirinya sendiri. Haruskah kisahnya kali ini berakhir cepat seperti kisah cintanya bersama mantan-mantan pacarnya terdahulu?

.

.

Jiyeon pulang ke apartemennya pukul 12 malam. Sebelumnya, untuk melampiaskan kekesalannya saat berbincang dengan Seungyoon sore tadi, dia memutuskan mampir sebentar ke kedai ttebokki favoritnya. Dia memesan dua porsi tteboki ukuran besar dan memakannya sendirian. Sebenarnya dia sudah terbiasa mengalami patah hati seperti ini. Dia sering dicampakkan lelaki dan dirinya juga sering mencampakkan mereka. Tapi sekarang rasanya berbeda, dia belum berkencan tapi dia sudah patah hati terlebih dulu.

Arrrgg!

Jiyeon tidak bisa menyalahkan Jieun. Dia seperti sosok kakak dan teman untuknya. Usia wanita itu satu lebih tua darinya, tapi mereka berteman layaknya teman sebaya. Wanita itu banyak menolongnya saat dia mengalami kesusahan. Dia tidak mungkin membenci Jieun hanya karena peristiwa ini. Jiyeon memantapkan hatinya untuk bersikap biasa pada Seungyoon dan Jieun setelah ini. Dia bukan orang yang suka berlarut menghadapi sesuatu.

Saat memasuki apartemennya, suara deheman seorang pria menyadarkan lamunan Jiyeon. Pria itu berdiri di depannya sambil bersilah tangan.

"Sejak dulu perilakumu sama saja! Aku tidak pernah mengajarimu untuk pulang larut malam. Kau bukan wanita murahan Jiyeon! "

Jiyeon tidak menghiraukan lelaki itu. Dia berjalan acuh melewati pria itu. Tiba-tiba pria itu menahan tangannya, "Jadi ini yang selalu kau lakukan selama lima tahun aku pergi? berfoya-foya dan menghabiskan uangku?"

Jiyeon menepis tangan besar yang menahannya, "Jinwoo, aku bukan anak kecil lagi. Aku bukan anak SMA yang harus kau pantau setiap harinya."

"Turuti perkataanku atau aku akan berhenti memberimu uang!"

Pride ✔حيث تعيش القصص. اكتشف الآن