Mean

1.2K 113 12
                                    

Dua sejoli cantik tengah berbincang seru di kantin sekolah mereka. Mereka terlihat sangat akrab meski baru berkenalan kemarin.

Mereka saling berbagi cerita satu sama lain. Tidak ada kejaiman, mereka bercerita seakan mereka sudah kenal sejak kecil. Ya, mereka menceritakan semua kehidupan mereka tanpa ada keraguan.

"Chaerin-ah, kamu kenapa pindah ke Seoul? Apa ada urusan?" tanya Yerin seraya menopang dagu, menatap Chaerin dengan penasaran tapi tetap memasang senyum manisnya.

"Ibuku memintaku untuk tinggal di Seoul" terlihat perubahan di wajah Chaerin. Ekspresinya lain dari yang tadi.

Jiyeon yang sadar akan perubahan raut wajah Chaerin, mulai mengkhawatirkannya dan merasa ia sudah salah bicara.

"Chaerin, kamu kenapa? Apa kamu sakit?" bukannya menjawab Chaerin malah memperlihatkan matanya yang berkaca-kaca yang pada akhirnya sebutir kristal itu menetes keluar.

Yerin yang keheranan kenapa tiba-tiba teman barunya itu menangis, segera membawanya kedalam dekapan hangatnya. Berusaha membuat sahabat barunya itu tenang.

"Yerin" Chaerin bergumam kecil dalam pelukan hangat Yerin, namun suaranya masih bisa terdengar oleh Yerin. Suara Chaerin terdengar begitu parau di telinga Yerin.

"Kamu kenapa? Ada masalah? Ceritakan saja padaku, gwaenchana" Yerin mencoba untuk menenangkan Chaerin. (Tidak apa-apa)

"Sebenarnya ini ada kaitannya dengan ibuku" gumam Chaerin semakin lirih, entah kenapa ia merasakan sakit ketika megingat ibunya. Seakan setiap hal yang berhubungan dengan Ibunya mampu mengiris hatinya.

"Neo eommaneun, waeyo?" Yerin terus saja bertanya, apa yang terjadi untuk menenangkan Chaerin. (Ibumu, kenapa?)

Chaerin yang sepertinya sudah siap untuk menceritakannya segera melepaskan dirinya dari pelukan hangat Yerin. Sebenarnya Chaerin tidak mau melepasnya, karna pelukan Yerin hangat, membuatnya menjadi lebih bisa menenangkan dirinya.

Chaerin mengambil nafas sebelum bercerita, "Eomma.. Sebenarnya Eommaku sedang sakit. Dia sudah lama dirawat dirumah sakit di Busan. Waktu itu Eomma memanggilku kesana sendiri, pada saat itu aku masih berada di Rumah sedang bersiap-siap tapi ternyata sepupuku memberi tahu ku keadaan Eomma tiba-tiba memburuk"

Flashback on.

Saat itu pukul 4 sore, aku sedang berada dirumah, baru saja pulang dari kegiatan sekolahku. Di sekolah ku, aku mengambil banyak kegiatan, salah satunya adalah kelas Dance.

Aku baru saja terduduk lemas di sofa, mencoba meregangkan otot-ototku yang sedikit terasa pegal kemudian merengek kesakitan tidak jelas. Tiba-tiba ponsel ku berdering yang ternyata pesan dari Saerim sepupuku yang menjaga ibuku.

Saerim: "Chaerin, cepatlah datang ke Rumah Sakit. Eomma ingin bertemu denganmu"

Sejenak aku menatap heran layar ponselku, tidak biasanya Eomma memanggilku secara mendadak dan ini juga sudah hampir larut.

Chaerin: "Baiklah, tunggu aku, aku akan bersiap dulu"

Tanpa menunggu lama ponsel ku berdering lagi. Aku tersenyum tipis, Saerim menjawabnya dengan cepat. Seketika senyumanku memudar begitu membaca pesannya.

Saerim:"Keadaan Eomma memburuk"

Aku panik dan khawatir setelah membaca pesan dari Saerim.

RAINISM [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang