23. Jawaban dari Pertanyaan

31.2K 1.5K 34
                                    

Aku balik lagi ke gym. Aku mencari seseorang yang bisa mengantarku pulang tapi kayaknya tidak ada. Jo, Karan bahkan Chico pun tak tau dimana. Suasana pesta masih ramai. Malah makin lama makin ramai. Aku berjalan tanpa tujuan. Otakku masih memutar percakapanku dengan Steve. Tiba-tiba aja aku menabrak seseorang.

"Sorry." kataku.

Aku berjalan lurus lagi tanpa melihat orang yang aku tabrak tapi tangan orang itu menghentikanku.

"Elena?"

Aku mengangkat wajahku.

"Kevin." ucapku pelan.

"Lo... kenapa?" tanyanya khawatir. Aku tak bisa menahan rasa ingin untuk tidak berbicara dengannya. Aku kepingin ceritain semua hal yang terjadi padaku barusan padanya.

"Kevin." kataku lagi.

"Ya?"

"Bisa antar gue pulang?" mintaku.

Dia menggaruk kepalanya yang aku yakin tidak gatal. "Oke. Ayo."

Dia menarik tanganku meninggalkan ruang gym. Sesaat aku merasa Chico memperhatikan kami berdua tapi aku ga peduli. Yang aku inginkan sekarang hanya satu yaitu keluar dari tempat ini.

"Kita mau kemana?" tanya Kevin.

"Kemana saja. Asalkan jangan ke rumah gue. Pasti nanti tante nanyain gue kenapa gue pulang cepat."

"Baiklah."

Dia melajukan mobilnya dengan kecepatan normal. Aku terus menatap keluar jendela. Memikirkan hal itu bisa bikin aku gila lama-lama. Kenapa? Kenapa sekarang? Kenapa dia harus muncul disaat ga tepat? Aku sudah berusaha keras buat lupain dia tapi seenaknya saja dia muncul lagi. Menimbulkan rasa yang 'dulu' kembali muncul.

Steve. Dia ga banyak berubah. Masih tampan seperti dulu dan masih membuat jantungku berdetak tidak karuan. Tapi yang beda sekarang dia adalah werewolf a.k.a manusia setengah serigala.

Kevin menyalakan musik cukup pelan. Mungkin suasana disini cukup awkward bagi dia.

Tanpa sadar, sudah sampailah kami di suatu tempat--yang aku yakini adalah hotel saudaranya.

"Ayo."

Dia mengajak ke rooftop lagi. Bagus deh. Pas banget aku memang lagi pengen kesana.

Aku duduk di salah satu kursi yang disediakan. Ga seperti waktu lalu kami kesini, rooftop kali ini lebih rapi dan lebih nyaman.

Aku melihat bintang yang bertaburan. Betapa indahnya dan luar biasa Tuhan menciptakan semuanya. Semua tampak sempurna di mataku.

"Sudah lama ga kesini." ujar Kevin.

"Ya. Banyak berubah." jawabku.

"So, mau cerita? Lo kenapa tadi?"

Aku ragu mau cerita atau tidak. Akhirnya aku putuskan untuk menceritakan semuanya. Mungkin setelah aku bercerita, akan lebih lega perasaanku.

"My ex. Dia muncul lagi. Gue ketemu dia di sekolah."

Kevin tampak antusias dengan kalimat pertamaku. "Lalu?"

"Dia mendatangi gue. Say nice to meet you."

"Lalu?"

"Kita ngobrol bentar terus dari obrolan kita gue tau kalo dia werewolf."

"Hidup elo bagaikan twilight aja."

"Sialan lo."

Dia tersenyum tipis mendengar jawabanku. Betapa aku merindukan senyuman itu! Oke, ini lebay.

Me and VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang