[2] MG : Safe & Sound

7.1K 581 23
                                    

Neji menatap nanar ke arah kaca besar di mana para medis sedang mengobati adiknya, pria itu benar-benar merasakan amat perih melihat kondisi adiknya yang kecil itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Neji menatap nanar ke arah kaca besar di mana para medis sedang mengobati adiknya, pria itu benar-benar merasakan amat perih melihat kondisi adiknya yang kecil itu. Luka-luka ada disekitar tubuhnya. Benar-benar anak kecil yang malang.

"Tuan?" salah satu pengawal mendekat ke arahnya, pria berjas itu tau bahwa tidak akan mendapatkan sautan. Maka, memilih berbicara langsung ke poin utama. "Keluarga Uzumaki sedang ada di depan ruangan."

Selang menunggu beberapa menit Neji bersuara, "Aku segera ke sana." ia pun memilih berbalik dan menuju ruangan ayahnya. Rasa sesak menyelimuti hati dan pikirannya, dia merasakan perasaan yang tidak enak. Aku harap semuanya baik-baik saja.

◊◊◊◊

Sampai di depan ruang rawat inap ayahnya, pandangan tertuju pada sebuah keluarga yang dia kenal dengan dekat. Wanita cantik bersama dengan anak kecil ada di sana. Anak kecil itu tengah bermain game dengan raut wajah kesal. Sesekali mengerang untuk menunjukkan pelampiasannya karena kalah.

"Apa kabar?" anak kecil itu menoleh, mendapati Neji yang sedang mengusap lembut kepalanya.

Dia membalas dengan senyuman, menampilkan gigi rapinya di sana, "Aku baik-baik saja.. " dia tertawa kemudian meletakkan gamenya di samping, mengambil pelukan sebentar lalu melepasnya. "Aku merindukan paman dan Hinata." katanya

Neji tersenyum dan tidak membalas, pria itu memberi salam pada keluarga Uzumaki yang rela menjenguk keluarganya di dini hari. "Aku benar-benar terkejut dengan berita yang aku dengar, aku turut bersedih." wanita cantik itu buru-buru memberi pelukan padanya.

"Ibu, apa yang terjadi? Siapa yang terluka?" Naruto kecil mendekat ke arah ibunya yang menunjukkan wajah sedih di sana. Ia bergantian memandang paman dan ibu seperti meminta penjelasan. Keduanya bergeming dan berpikir mencari alasan.

"Paman, Hinata dimana?" Naruto bertanya, sembari menarik baju Neji. Pria itu kemudian berjongkok di depannya, "Hinata sedang sakit di rumah dan dia butuh istirahat." berbicara kebohongan kepada anak kecil tentu merupakan hal yang mudah, mereka akan menganggap bahwa perkataan itu adalah benar.

"Minato dan Hiasi sedang berbicara di dalam, ayahmu meminta untuk berbicara empat mata." kata Kushina. Ia menatap Neji. Merasa mengerti dengan maksud wanita itu, dia meminta pada salah satu pengawal untuk membawa Naruto sementara untuk jauh dari mereka.

"Aku mendapat kabar jika ibumu dipindahkan ke ruangan sebelah." Kushina memandang raut wajah sedih pria di depannya, terlihat kacau, tidak seperti biasanya. Wanita itu juga bisa merasakan bagaimana perasaan Neji saat ini. Belum lagi keadaan keadaan keuda orang tuanya saat ini cukup berat, di kepala Hiasi terdapat serpihan kaca yang membutuhkan waktu lamanya dioperasi mengambil kaca tersebut. Sedangkan ibunya saat ini, tidak bisa berjalan kembali ̶ ̶ ̶ dengan kata lain lumpuh. Tidak ada yang benar-benar baik di sini.

Dia duduk di sebelah Neji, memberikan ketenangan pada pria itu yang mana pastinya masih dalam keadaan syok. Ia baru pulang dalam perjalanan bisnis dan tiba di bandara Narita, pria itu disambut dengan kabar buruk, bukan dengan pelukan hangat keluarga.

Mute Girl [BELUM REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang