10

750 73 9
                                    

"Sial! Tidak seharusnya aku percaya begitu saja? Betapa bodohnya aku!" Verrel menggerutu dalam hati.

Verrel benar-benar tak bisa berbicara sedikitpun, karena mulutnya dibekap sapu tangan.

Lihatlah betapa sekarang Verrel harus sendirian ditempat seperti ini, banyak nyamuk dan ada bau yang tak sedap. Benar-benar memuakkan. Terlebih badan Verrel terikat dikursi, membuatnya sangat pegal.

Hingga akhirnya, Cerry masuk ke ruangan kumuh itu. Dia mendekat pada Verrel yang memandangnya tajam lalu bersedekap dada tepat dihadapan Verrel.

"Santai saja, jangan menatapku seperti itu!" kata Cerry.

Verrel sangat ingin memaki cewek dihadapannya ini, ayolah, ia tidak tahu apapun tapi disekap seperti ini.

"Ah, kau mau memaki aku ya?" Cerry tersenyum sinis, ia mencondongkan tubuhnya pada Verrel dan menarik sapu tangan yang membekap mulut Verrel. "Seharusnya kau tidak terlibat, ya, maaf tapi--"

"Lo siapa sih?! Gue ada masalah apa sama lo?! Lepasin gue!! Lo bisa masuk penjara karena kalau sampai ortu gue tau, lo bisa dihukum lebih dari ini!!" teriak Verrel.

Cerry mundur selangkah, dia meringis karena Verrel berteriak keras sekali.

"Santai aja, deh" kata Cerry, menatap kesal pada Verrel. "Aku sudah tau banyak tentangmu, Verrel. Aku juga tau kalau keluargamu itu sangat kaya Raya, aku benar kan? Tapi ini semua sudah terencana dan siapapun tidak bisa menghukumku"

"Lepaskan gue! Gue gak akan melaporkan lo kalo lo lepasin gue!" kata Verrel lagi.

"Sayangnya, nggak bisa. Kau mau tau rencanaku yang sesungguhnya? Asal kau tau ya, aku ingin sekali melihat Yuki bersedih. Aku ingin melihat dia menderita. Dan dengan ini, aku yakin dia akan menderita. Kau memang takkan tau, tapi ini rencana orang cerdik seperti aku. Kau terlibat masalah ini karena kau pernah dekat dengan Yuki" jelas Cerry sambil tersenyum sinis lagi.

Verrel sendiri bahkan sampai menganga dan melotot mendengar ucapan Cerry --meski itu hanya sebentar. Verrel benar-benar tak menyangka dia tahu banyak hal tentang Yuki. Pikirnya, Cerry ini menculiknya karena Yuki masih mencintainya? Ah, apa itu mungkin?

"Apa lo tau kalau gue sama Yuki pernah pacaran?" tanya Verrel.

Cerry mengangguk, "ya, tepat. Yuki orang yang cukup terkenal di kampus, jadi mudah saja aku mencari info tentangnya"

"Apa lo menculik gue karena lo mengira Yuki masih mencintai gue? Kalau gitu, lo harus bebasin gue karena Yuki nggak akan tersakiti mendengar kabar gue terculik. Gue yakin, Yuki udah nggak Cinta lagi sama gue karena gue.. Gue terlalu cuek waktu sama dia" jeda, Verrel menghela napas panjang, "sementara itu, mungkin istri gue yang akan tersiksa kalau kayak gini. Gimanapun, gue punya tanggung jawab sama istri gue itu"

Cerry mengernyit, tidak lama kemudian dia terkekeh.

"Kau pikir itu rencanaku? Kau salah, Verrel. Dan, lagi, sebenarnya, istrimu itu tidak akan menderita. Kau ini bodoh sekali" kata Cerry.

"Ma-maksudnya?"

"Stefan!" Cerry menyeru.

"Hah?" Verrel mengernyit keheranan.

"Yup, Stefan akan perhatian sama Nata dan itu akan bikin Yuki tersakiti kan? Be smart, deh! Rencanaku ini, ya, nggak semurahan yang kau bilang tadi. Kalau aku mau, sebenarnya aku bisa saja menculik Stefan tapi kau akan prihatin pada Yuki dan Yuki justru akan terhibur" kata Cerry.

Itu sungguh masuk akal. Verrel benar-benar tak menyangka, Cerry banyak tau tentang Yuki.

"Apa tujuan lo, sih? Kenapa lo mau Yuki menderita?"

Exchange 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang