5

2.1K 158 8
                                    

Eka dan tuan A sekarang sudah keluar dari gudang, saat ini mereka akan keluar dari ITS, saat mereka berada di halaman depan ITS, mereka tidak sengaja bertemu dengan Dennis yang berjalan cepat menuju parkiran mobil.

"Eh, itukan Dennis," ucap Eka senang saat melihat Dennis.

"Dennis, siapa dia, nona?" tanya tuan A bingung.

"Dialah orang yang tidak sengaja menabrakku," jelas Eka senang lalu berlari meninggalkan tuan A yang masih ber'oh'ria, tapi begitu menyadari Eka sudah berlari meninggalkannya, ia segera mengejarnya.

"Dennis!!" Teriak Eka senang sambil melambaikan tangannya.

Dennis yang mendengar namanya dipanggil langsung membalikkan badannya.

Ia melihat Eka yang sedang berlari sambil melambaikan tangan kanannya dan tersenyum senang, walaupun ia juga melihat para mahasiswi yang memandangnya takjub.

"Hey hey, siapa dia?"

"Dia sangat cantik dan manis."

"Apa tadi dia memanggil pangeran?"

Dennis hanya bisa menghelah napas pasrah begitu ada gosip terbaru yang akan segera muncul di kampusnya.

"Hah ... hah ... hah ... kebetulan ... sekali ... bertemu ... denganmu disini ... hah ... hah ... hah," ucap Eka senang sambil berusaha mengatur napasnya.

"Apa yang kau lakukan disini? Apa kau kuliah di sini?" tanya Dennis heran.

"Kami hanya sedang melihat-lihat kampus ini," jelas Eka senang begitu napasnya sudah kembali normal.

"Kami?" tanya Dennis tidak mengerti.

"Iya, kami, aku dan dia," ucap Eka senang sambil menunjuk tuan A yang sedang menundukkan badannya, karena berusaha mengatur napasnya.

"Dia siapa?" tanya Dennis bingung.

"Oh, dia adalah pelayan keluargaku," jelas Eka memperkenalkan tuan A.

Dennis hanya bisa ber'oh'ria mendengar penjelasan Eka.

"Kau sendiri, apa yang kau lakukan disini?" tanya Eka santai.

"Tentu saja aku sedang kuliah di sini," jelas Dennis santai.

"Wah, benarkah? Kamu hebat bisa masuk ke ITS," ucap Eka senang sambil memberikkan Dennis kedua ibu jarinya.

Dennis hanya bisa tersenyum senang, ini pertama kalinya Dennis menunjukkan senyumnya di depan umum, dan itulah yang membuat para mahasiswi langsung terpesona, bahkan ada yang pingsan.

Namun itu tidak bertahan lama, karena Dennis merasakan ada sesuatu yang bergetar di saku kanan celananya, Dennis segera memasukkan tangan kanannya kedalam sakunya, dan mengeluarkan handphonenya.

"Halo," jawabnya.

(Tuan Dennis, maaf menanyakan, apa urusan Anda sudah selesai? Karena kita akan segera memulai rapatnya) ucap suara seorang wanita di dalam handphonenya.

"Ah benar, maaf Agnes, aku sudah selesai, aku akan segera kesana, siapkan semuanya sebelum rapat dimulai," ucap Dennis tegas dan serius.

(Baik tuan) jawab Agnes lalu Dennis menutup telponnya.

Eka dan tuan A yang melihat sikap Dennis hanya bisa terdiam, karena setiap ucapan Dennis tadi sangat tegas dan terdengar berwibawa, seperti seorang raja.

"Maaf, aku masih ada urusan, kalau begitu aku tinggal dulu, Eka," ucap Dennis membuyarkan lamunan tuan A dan Eka.

"Eh, baiklah, sampai jumpa lagi," ucap Eka sambil tersenyum senang.

INDIGO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang