Prologue

478K 22.8K 155
                                    

-

Aruna menyesap teh aroma melati seraya merasakan desiran angin yang membelai wajahnya. Saat ini, ia sedang bersantai di kursi malas kolam berenang rumahnya. Sore hari dengan kegiatan seperti ini memang benar-benar kesukaan Aruna.

Jari lentik Aruna bergerak diatas gadget-nya, melihat-lihat tas keluaran baru yang mungkin dapat ia beli secara online sekarang juga. Beginilah kehidupan Aruna. berfoya-foya. Tetapi semua ia gunakan memakai uangnya sendiri bukan uang orang tuanya.

Sekali teguk teh di gelas kaca bening telah tandas disesap Aruna. Lantaran seriusnya wanita itu sampai tak menyadari bahwa seseorang baru saja duduk di hadapannya dengan tatapan kesal.

"Aruna!"

Aruna mendengus tau betul siapa pemilik suara ini, bukannya ia jengkel tetapi ia jengah. Ia tau apa yang akan Ibunya ini bahas. Sampai kuda bertelur pun Aruna tak akan bisa menyanggupinya.

"Ada apa lagi, Bu?" Aruna bertanya dengan Ipad yang masih di tangan.

Wanita paruh bayah di hadapan Aruna tampak jengah dengan kelakuan putri bungsunya ini.

"Kamu kapan nikah, sih?" Nah, kan Aruna sudah tau dan bisa menebak apa yang akan dibahas ibunya.

"Runa gak tau, bu," jawab Runa.

"Tapi kamu udah 25 tahun, Run. Bunda udah pengen nimang cucu, apalagi ayahmu. Ingat Run, ayah sama ibu gak akan gini-gini terus." Yah, Aruna tau itu, tapi Aruna belun siap membina rumah tangga. Lagian, menurutnya, umur 25 tahun itu masih muda dan masik enak bersantai dengan karir dulu. Di luar sana banyak kok wanita yang menikah di umur kepala tiga. Mentang-mentang Ibunya menikah di umur yang ideal 22 tahun, Aruna dipaksa menikah seperti itu juga.

"Tapi kan ibu sama ayah udah punya cucu dari ka Andini dan Arini, Bu." Lidya--Ibu Aruna--meradang melihat kelakuan Aruna.

"Ya tapikan Ibu maunya dari kamu juga, Run. Kamu gimana sih?"

"Untuk sekarang, Aruna belum bisa, Bu. Jangan terlalu berharap sama Runa."

Lidya berdiri dari duduknya, mengambil secara paksa ipad milik Aruna. Matanya tajam menghunus anak bungsunya itu. "Ibu gak mau tau, besok kalau kamu gak dapat pria yang bersedia jadi calon menantu Ibu. Kamu harus siap nerima pilihan ibu." Setelah itu, Ibu Aruna berjalan meninggalkan Aruna yang masih terbengong.


Itu sama saja Aruna akan dijodohkan. Yang benar saja, Aruna tidak pernah mau dijodoh-jodohkan.

Astaga, memangnya Aruna ini sebodoh itu mencari calon suami?


TBC.
Umm lagi nyoba-nyoba genre baru😍


nisaafatm

Mrs. Fashionable MarriedWhere stories live. Discover now