Not So Bad

2.8K 326 59
                                    

                  

Sebesar apapun rasa cintanya terhadap anak-anak, tapi sepertinya bekerja sebagai guru taman kanak-kanak memang pilihan yang buruk bagi Donghyuk yang memiliki kesabaran di bawah rata-rata manusia normal lainnya. Apalagi jika murid-muridnya memiliki kenakalan yang luar biasa di balik wajah yang polos. Donghyuk tidak pernah sepusing ini jika menghadapi murid-muridnya yang nakal, sebelumnya.

Dan hari ini adalah puncaknya.

" Zhong Chenle ! Tidak boleh memasukkan tangan ke dalam aquarium !" Donghyuk berseru sembari berlari tergopoh-gopoh saat anak laki-laki keturunan China itu mengobok-ngobok isi aquarium, berusaha untuk mendapatkan sebuah ikan koki. Donghyuk khawatir ikan-ikan malang itu akan stress dan mati keesokan harinya.

Donghyuk melotot saat Chenle memasukkan kepalanya ke dalam aquarium, dan nyaris menceburkan dirinya kesana, " Chenle hati-hati !"

Donghyuk segera menggendong Chenle menjauhi aquarium. Air bercucuran dari baju Chenle, karena anak itu berhasil menenggelamkan tubuh bagian atasnya ke dalam aquarium. Donghyuk berlari membawa Chenle menuju ke kamar mandi, meminimalisir jumlah tetes air yang menggenangi lantai.

" Chenle tunggu disini, sonsaengnim akan bawakan baju ganti ," Ucap Donghyuk yang diiringi oleh anggukan patuh Chenle. Tanpa babibu ia segera pergi menuju ke loker milik Chenle, dimana terdapat seragam cadangan. Beruntung karena taman kanak-kanak ini memang menyediakan seragam cadangan di setiap loker anak-anak, untuk berjaga-jaga jika kejadian seperti ini terjadi.

Baru saja Donghyuk membuka loker, tubuhya tiba-tiba saja terdorong ke depan, sehingga kepalanya terantuk dengan loker sampai menimbulkan bunyi "BANG" dengan keras. Donghyuk merasa pening, pandangannya berputar-putar, namun sebuah pelukan di kakinya mengalihkan perhatiannya. Si jahil Park Jisung.

" Ssaem ! Jeno hyung jahat !" Serunya sembari beringsut bersembunyi di belakang kaki Donghyuk. Donghyuk berbalik hanya untuk menemukan Jeno yang berdiri terengah-engah di belakangnya, dengan sebuah pensil tumpul yang ia acungkan di tangannya. " Dia mau menusukku dengan pensil itu !"

Donghyuk bersidekap. Meskipun ia sudah terbiasa dengan pertengkaran Jisung dan Jeno, tapi ia masih memiliki masalah lain yang perlu di selesaikan: Chenle yang menunggunya dengan baju yang basah kuyup.

" Jeno turunkan pensil itu, berbahaya !" Donghyuk bersidekap, ia berusaha untuk tidak meluapkan amarahnya, karena walau bagaimanapun mereka masih anak-anak.

" Tapi ssaem, Jisung mencuri manisan yang Nana berikan untukku !" Jeno memberengut, wajahnya memerah yang mana mengindikasikan bahwa anak itu akan menangis sebentar lagi.

Donghyuk membiarkan hembusan nafas pelan melewati rongga pernafasannya, sebelum akhirnya ia mengalihkan pandangannya pada Jisung yang kini melemparkan sebuah senyuman merasa bersalah kepadanya. " Jisung ?"

" Habisnya aku suka manisan ini, ssaem ," Jisung membuka genggamannya, memperlihatkan sebungkus manisan apel di tangannya.

" Nana hyung kan sudah memberimu satu ," Donghyuk berjongkok di hadapan Jisung, memberikan Jisung sebuah tatapan pengertian, " Sekarang, kembalikan manisan itu pada Jeno hyung. Jisung tahu kan, mencuri itu bukan perbuatan yang terpuji ?"

Jisung menatap manisan itu dengan bibir yang mengerucut, tak rela. Sejurus kemudian ia mengangguk dan menyodorkan manisan itu pada Jeno, yang dengan senang hati mengambilnya. Di dalam hati Donghyuk bersyukur anak itu tidak jadi menangis, karena kalau sampai Jeno menangis, urusannya akan semakin lebih rumit.

" Anak pintar ," Donghyuk tersenyum sembari mengusap puncak kepala Jisung. " Sekarang lanjutkan tugas menggambarmu ya ,"

Jisung mengangguk, dan berlari menyusul Jeno yang kini sudah duduk dengan manis di sebelah Jaemin, atau Nana, atau siapapun panggilan yang mereka tujukan padanya. Donghyuk tersenyum, melihat anak-anak kecil itu fokus menggambar, membuat mereka terlihat benar-benar manis. Lain halnya jika mereka mulai berulah.

Spring Breeze | MarkhyuckWhere stories live. Discover now