"Kamu itu ngajakin ngobrol apa inttogasi sih dit,, kayak wartawan aja tanyanya" ucapku sambil memonyongkan bibirku dan kulihat dia tersenyum geli

"Ya..kita kan udah lama gak pernah ketemu, aku gak pernah denger kabar kamu, kita gak pernah berbagi cerita, jadi aku rasa aku gak pernah tau apapun soal kamu selama setahun ini so...aku mo  introgasi kamu!!" Ucapnya pa jang lebar

"Salah siapa coba kamu gituin aku malem itu" ucapku sambil menatap lekat kearah matanya yang juga menatapku

"Kan aku udah minta maaf"

"Iya..iya... aku emang deket sama seseorang, dia temen sekantor, namanya bimo" ucapku sambil mengalihkan pandangan, jujur saja menatapnya membuat detak jantungku berdebar tak karuan

"Terus?" Tanya dia, aku menatapnya dengan heran

"Ya gak pakek terus-terus juga.. kita gak jadian" ucapku sebal

"Kenapa?" Tanya dia lagi yang membuat frekuensi emosiku meningkat

"Jadi kamu pingin aku jadian sama bimo?" Ucapku kesal

"Loh...bukan gitu maksudnya, aku kan tanya ann.." ucapnya santai sambil tersenyum

"Okelah, besok bakalan aku terima si bimo.." ucapku sebal, aku langsung berdiri dan menghembuskan nafas dengan kasar. Aku berjalan menjauhinya

"Kok marah sih?" Tanya dia lagi

Aku berbalik menatapnya dengan sinis

"Enggak, siapa juga yang marah"

"Kamu..tuh keliatan banget marahnya"

"Gak... aku gak marah, kamu aja ang sensi"

Kulihat dia tersenyum geli dan berdiri dari duduknya kemudian berjalan mendekatiku. Dia memegang kedua bahuku, sementara aku menatap kebawah, kearah pasir putih yang tengah kami injak

"Kamu tuh kalo marah lucu, ngegemesin" ucapnya sambil menggoyangkan kedua bahuku, aku menatapnya dan tersenyum, hilang sudah amarahku. Entahlah jika melihat senyumnya aku seperti tersihir.

"Duduk lagi yuk...kita cerita-cerita lagi, no marah, no ngambek okey" ucapnya sambil mengusap puncak kepalaku. Aku mengangguk dan kembali ketempat kami tadi.

Author POV

Cerita mengalir dari bibir mereka berdua, bagaimana hidup keduanya setahun ini dan hal istimewa apa yang terjadi setahun ini. Adit duduk sangat dekat dengan ivanna, tangan kanannya dia topang dibelakang punggung ivanna, adit menatap lekat wajah manis ivanna yang tengah asik bercerita

"Aku awalnya kaget, waktu dia nembak aku... gimana ya, aneh aja gitu rasanya, dia tuh baik, banget malah tapi aku tuh gak mikir sampe kesana kalo...."

Cup

Adit merengkuh wajah ivanna dan mengecup bibirnya, ivanna yang kaget atas perlakuan spontan adit hanya bisa membelalakkan matanya. Adit melepas ciumannya dan menatap lembut wajah ivanna yang terbelalak menatapnya, adit tersenyum dan sekali lagi mengecup bibir ivanna, kali ini ivanna memejamkan matanya, menerima setiap sentuhan bibir adit dibibirnya, adit menghisap bibir bawahnya dan mengakhirinya dengan sebuah kecupan kecil. Adit mengusap lembut puncak kepala ivanna, menatapnya dengan perasaan sayang. Ivanna membuka matanya perlahan dan menemukan senyuman manis dan tatapan hangat dari adit. Kemudian adit memeluk gadis itu, ivanna bisa merasakan detak jantung adit yang begitu cepat, ivanna tersenyum, hatinya menghangat saat itu

untuk kedua kalinya, adit menciumya dan ivanna tidak mempermasalahkan apa hubungan mereka. Baginya sekarang adalah adit telah kembali seperti dulu. Itu yang terpenting untuknya, hatinya membutuhkan lelaki itu melebihi apapun.

Ivanna menatap adit dengan canggung, adit memahami gerak-gerik ivanna. Dan dengan cepat adit merebahkan kepalanya kepangkuan ivanna. Ivanna terbelalak dan menatap adit yang tidur dipangkuannya sambil tersenyum manis.

"Kuliahku berjalan lancar, nilaiku selalu baik, pekerjaanku lancar...nothing special with me" ucap adit membuka obrolan mereka yang canggung

"Itu sangat special, kenapa malah bilang gak special" ucap ivanna sambil mengusap-usap lembut rambut adit

"Spesial ya? Pakek telor enak kali yaa" canda adit dan mendapatkan jitakan kecil dikepalanya "auuww...sakit.." ucap adit sambil mengusap kepalanya

"Habisnya...emang martabak pake telor" ucap ivanna sambil mengusap-usap lagi kepala adit "omg...rambut kamu ada ubannya dit" ucap ivanna sambil mencabut uban dikepala adit

"Auw..mana coba lihat!" Ucap adit langsung duduk dari posiainya tadi

Ivanna menyerahkan uban ketangan adit, adit mengerutkan keningnya menatap sehelai rambut putih yang berasal dari kepalanya, ivanna tersenyum geli menatap ekspresi adit

"Eyank udah tua, gak boleh macem-macem" ucap ivanna, adit langsung menolehnya heran

"Eyank?" Tanya adit. Ivanna mengangguk sambil tersenyum

"Sekarang itu panggilan sayang aku, e...yank.. kan udah tua, punya uban, wajah kriput, jelek lagi..."

"Hidup pula..mo terusin gitukan?" Sela adit

Ivanna tertawa mendengar ucapan adit dan mengangguk anggukan kepalanya

"Yaudah eyank, setelah ini kita mau ngapain?" Tanya ivanna dengan wajah yang dibuat sok serius

"Kita pulang aja cu..udah sore, bentar lagi malem... " jawab adit

"Cu?" Tanya ivanna heran

"Cucu...kamu kan panggil aku eyank so aku panggil kamu cucu, gimana deal?!"

"Deal.." ucap ivanna bersemangat

Mereka saling tertawa dan menutup pertemuan mereka hari itu dengan menikmati sebuah sunseet yang indah. Ivanna berada dalam dekapan adit sambil memandang kearah mentari yang perlahan terbenam.

Aku harap hari ini tidak akan pernah berakhir... aku dan kamu selamanya bisa berpelukan seperti ini
-ivanna

---------

tbc

Vote ceritaku gaeess
Butuh krisan juga

Gumaewo yoo

Bwi,25aoril2017

Big hug
Anggiebauti

Endless Love (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang