Bab 5 Kejadian

7.9K 888 70
                                    

Sepanjang jalan menuju Bukit Bintang di Kota Batu dilalui Kayla dan Danin dengan dingin. Tanpa kehangatan cinta mereka. Padahal biasanya perjalanan menuju salah satu tempat indah di Malang itu dilalui mereka dengan suka cita dan canda tawa. Tapi kali ini mereka menyusuri jalanan itu dengan perasaan campur aduk. Bukit Bintang Kota Batu merupakan salah satu objek terindah di kota itu. Disebut bukit bintang bukan karena banyak bintang di sana. Tetapi, karena keindahan lampu-lampu kota Batu dari atas bukit di malam hari yang membuatnya berkelip seperti bintang. Bukit Bintang bagaikan mangkok raksasa yang menampung jutaan bintang. Dan Kayla sangat suka itu.

Di sepanjang jalan pegunungan yang berkelok, Danin menjelaskan peristiwa yang memulai kesalahpahaman pagi tadi. Dijelaskannya sejak awal pertemuan dengan Isyana sampai selesai. Alasan Danin membohongi Kayla karena dia tak mau Kayla salah paham dan terganggu dalam kegiatan sekolah jika tahu kalau Danin akan bertemu dengan Isyana. Lagipula Danin menganggap kalau pertemuannya dengan Isyana itu hanya pertemuan antar sahabat seperti biasa. Tapi, tak dinyana efeknya seperti ini.

"Perjalanan cinta kita mirip seperti jalan berkelok di depan itu, Kak. Berkelok tajam, naik turun, basah dan licin karena air hujan. Gelap karena dikelilingi oleh pepohonan rapat. Seram karena berada di antara gugusan pegunungan. Sewaktu-waktu jalan di depan bisa menghantarkan kita celaka ke jurang," kata Kayla lirih. Dia masih enggan menatap Danin.

"Maksudmu apa sih, Dek? Kamu gak lagi minta pisah, kan?" tanya Danin takut.

"Apa artinya Kayla sampai berani meminta pisah darimu. Mungkin kamu yang akan ninggalin Kayla," balas Kayla tak kalah rendah.

"Kayla, kamu bicara apa sih? Mengapa sih kamu bicara kalimat yang Kakak benci? Stop, Kay! Kakak gak suka. Kakak udah bilang kan kalau hati dan kesetiaanku ini cuma punya Kayla," Danin berusaha terus meyakinkan kekasih mungilnya. Namun, gadis berkulit putih itu tampaknya sudah tebal telinga.

"Kakak tahu gak sih, kita ini ibarat berjalan di tepi jurang yang dalam. Sewaktu-waktu kita bisa jatuh. Apalagi belum ada titik cerah buat kita sama seperti jalan di depan," ujar Kayla masih saja melantur. Danin makin tak suka mendengar ucapan Kayla.

"Kayla, berhenti bicara seperti itu! Bisa gak sih kamu semangatin aku? Aku butuh dukungan moril sekarang. Kamu tahu aku barusan kabur dari satuan. Aku kabur dari Bang Oki karena aku tak kuat dengan perlakuannya. Aku perwira, Kayla. Tapi aku dipermalukan terus tak ubahnya seorang kacung!" kata Danin keras. Lelaki itu sangat emosional karena tekanan demi tekanan yang membuatnya sesak napas. Sesekali dia menggebrak kuat setir mobilnya.

Kayla hanya bisa menangis mendengar suara keras Danin. Tampaknya Danin sudah kehabisan rasa sabar. Dia tak lagi bisa lembut seperti biasanya. Terjawab sudah mengapa kaki Danin pincang. Benar dugaan Kayla, senior kejam itu menyakiti Danin. Tapi, Kayla pikir mungkin itu hukuman yang pantas untuk ketidaksetiaan Danin. Sekalipun hatinya mengaku setia, tapi pelukan pada tubuh Isyana itu tetap saja sebuah penghianatan.

Saat malam merayapi hari yang hujan, keduanya telah sampai di Bukit Bintang. Tempat mereka biasa memaku kenangan-kenangan indah itu terasa hambar dan tak berasa. Kali ini hanya kenangan buruk dan air mata yang hendak dipaku Kayla di situ. Dia menggenggam buket bunga pemberian Danin dan mencopot kuntum bunga satu persatu. Dibuangnya kuntum itu ke bukit curam di depannya. Menurut Kayla, kuntum itu laksana hatinya yang rontok satu persatu. Danin menahan tangan mungil Kayla tanda tak suka. Namun, Kayla tak peduli. Tangan mungilnya tetap membuang satu persatu kelopak dan kuntum bunga mawar merah muda ke tepi lereng.

"Kamu kenapa sih, Dek? Bisa gak sih kamu dewasa?" cergah Danin keras sambil mengekang kedua pundak Kayla.

"Gak! Aku gak akan pernah dewasa, Kak. Aku bisa maafin semua kesalahan Kak Danin kecuali satu, perselingkuhan. Sekuat apapun Kak Danin mencoba menjelaskan, tapi aku gak akan pernah percaya lagi. Kak, kita putus saja. Walau aku tak pantas melakukan ini, tapi aku benar-benar merasa tak pantas untukmu," ucap Kayla kelu di sela tangis hebatnya. Danin menggeleng keras.

Elegi (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang