Oka yang sedari tadi memandangi gadis tersebut hanya mampu tersenyum. Ia beranjak berdiri dan segera memeluk kekasihnya dari belakang.

Rasanya sungguh menggemaskan melihat Alba menyiapkan makanan berbalut baju terusan krem tanpa lengan malam ini.

"Kak..."

"Miss you so much." gumam Oka. Dikecupnya lembut tengkuk Alba yang bebas lalu perlahan ia menenggelamkan wajahnya pada leher gadisnya tersebut.

Alba mengelus tangan Oka yang berkalung di perutnya namun sepertinya wanita itu tidak mau bergeming sama sekali. Ia hanya mampu menggigit bibir kala Oka mencumbui lehernya.

"Udah lama sejak malam itu, aku kangen." bisik Oka di sela-sela ciumannya.

"Kak...makanannya keburu dingin." Alba berusaha menoleh namun yang ia peroleh hanyalah kecupan di pipinya. Ia menjadi tak kuasa. Perlakuan Oka membuat pertahanannya sedikit runtuh. Kakinya lemas.

"Aku pengen kamu, hmm?" Lagi Oka berbisik kemudian menyesap bagian sensitif leher kekasihnya. Membuat gadis dalam pelukannya tersebut menahan desahannya dengan susah payah.

"Kak--" kalimat Alba terputus ketika ia merasakan Oka menyesap semakin kuat. Ia mampu merasakan benda hangat dan basah menyusuri lehernya.

Tiba-tiba sebuah dering ponsel membuyarkan Alba yang tengah dilanda euforia yang teramat. Ia mencoba menepis kedua tangan Oka namun rupanya wanita itu bersikeras tidak ingin menghentikan kegiatannya. Dengan napas menderu, Alba meraih ponselnya. Di layar tertera nama orang yang tidak asing baginya. Damian.

"Kak, bentar. Aku ada pesan."

Mendengar perkataan itu, Oka menghentikan cumbuannya tanpa melepas dekapannya.

"Siapa sayang?"

Alba tidak merespon. Ia sibuk mengetik pesan balasan.

"Aku lapar." ujar Alba kemudian. Ia duduk dan mulai mengambil makanan. Oka mengikut. Sesekali diliriknya gadisnya tersebut. Ia tersenyum mendapati tanda akibat perbuatannya.

"Besok aku libur, kita dinner, mau?"

Alba tampak berpikir, lalu, "Aku lembur besok, kak. Sayang banget."

"Aku yang ke kantor sayang, gimana? Aku bisa temanin kamu lembur juga."

"Emang--"

Dering ponsel kembali terdengar. Alba melirik ponselnya.

"Jangan main hape kalo makan, yang."

"Bentar aja, kak."

Oka memandangi gadisnya. Baru kali ini ia melihat gadis itu begitu bersemangat berbalas chattingan dengan temannya.

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

#STORY 2
Six years later...

AUTHOR POV_

Judy mengajak Sara untuk makan malam bersama lagi. Sejak makan malam terakhir kali, ia sudah tidak pernah bertemu gadis itu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 24, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Love Where stories live. Discover now