one shoot

617 36 2
                                    

"Loser, Idiot, Crazy, Ugly!" Kata-kata itu sungguh tak asing bagiku, hampir setiap hari semua orang memanggilku dengan sebutan buruk itu. Apa tak seorang pun yang bisa memanggilku 'Annie Lili Brown' my name.

Badanku terbaring dipermukaan berbatu, kulitku terasa kasar tersapu pasir dan debu, mataku masih sulit untuk terbuka. Tapi rasa penasaranku yang teramat besar mengalahkan rasa sakit disekeliling tubuhku.

Mataku berhasil terbuka, aku melihat samar-samar sekeliling, hanya ada ribuan tanaman yang berguguran, sesekali mataku berkedip karna sinar matahari yang begitu terik. Darah tak henti-hentinya menyelimutiku, hampir seluruh badanku yang terluka.

Pikiranku tak berpaling dari sosok monster yang membuatku seperti ini 'Emma Demnrust', aku tak mengerti kenapa dia begitu membenciku, apa karena dia merasa 'punya'. Banyak teman, kecantikan, kekayaan yang membuatnya merasa bisa melakukan segalanya? Sampai-sampai dia dan temannya hampir saja membunuhku hanya karena pertama kalinya aku menolak untuk membantunya.

Dan sekarang, aku bahkan tak sanggup berteriak karena rasa sakit ini, rasa lapar, haus, dan kedinginan terus menghantuiku.

Ini seperti mimpi buruk, bahkan aku tak pernah bermimpi seperti ini. Aku tahu aku tak akan bisa bertahan hidup sampai matahari terbit, tak ada seorang pun diluar sana yang akan mengkhawatirkanku, selama ini aku hanya tinggal bersama seorang paman yang hanya bisa menikmati harta kekayaan orang tua ku dan tak akan pernah memperdulikanku. Mungkin satu-satunya hal terbaik yang akan kurasakan ialah saat jantungku berhenti berdetak.

Mataku perlahan-lahan menutup, aku masih bisa merasakan detak jantungku, beberapa saat kemudian aku merasa sesuatu yang berbeda "Apa aku masih hidup?" tanyaku sambil membuka mataku yang terasa sangat berat. Sungguh aneh badanku terasa terbaring dipermukaan yang begitu hangat dan lembut. Seolah tak percaya saat melihat kesekeliling, aku berada disebuah ruangan yang begitu mewah dan berbaring ditempat tidur yang empuk.

Badanku berusaha bangkit hingga berhasil duduk diantara deretan boneka yang tersusun rapi. "Apa aku disurga?" tanyaku perlahan.

"Belum".

Sontak aku kaget dan menoleh mencari sumber suara, pandanganku terhenti memandang sesosok pria dewasa berjalan mendekat. "Hey Annie?" tanyanya dengan senyuman.

"Anda siapa? Dan bagaimana anda tahu nama saya?" pria itu hanya tersenyum sambil memegang kartu pelajarku.

"Kau gadis yang kuat Annie, aku sudah tahu semuanya." Ucapnya.

Aku menarik napas panjang "Terimakasih sudah menolongku, entah bagaimana untuk membalas kebaikan anda."

"Tinggal bersamaku." jawabnya singkat. Aku terkejut mendengarnya, entah apa yang akan kukatakan.

"Saat aku melihatmu berlumuran darah, kau mengingatkanku pada putriku 5 tahun yang lalu, dia juga korban bully, dan dia berbaring dengan darah disekeliling tepat ditempat kau berbaring, hanya saja aku terlambat menolongnya." Sambungnya.

"Tapi apa tidak merepotkan aku tinggal disini?"

"Aku tahu yang dirasakan George 5 tahun yang lalu sama dengan yang kau rasakan sekarang, ingin dilindungi dan tak ada bully lagi, kumohon Annie hanya kau yang bisa membantu." Jawabnya dengan penuh harapan.

"Baiklah, tapi apa yang harus kulakukan?" tanyaku ragu.

"Pertama panggil aku Ayah lalu ubah identitasmu."

****

*Two years later*

Aku berdiri didepan cermin. Aku tersenyum tak percaya melihat bayanganku yang berubah 190 derajat. Tak ada kaca mata bodoh itu lagi yang akan menghalangi eyeliner, dan mata biruku. Wajahku terlihat elegant dihiasi make up, rambutku yang terurai panjang nyaris membuatku berbeda. Dan aku mengubah namaku menajdi Leila Rowl.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 24, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Operation Purple Sky (Louis Tomlinson One Shot)Where stories live. Discover now