28. Getting Better

Start from the beginning
                                        

"Nyariin siapa?" tanya seseorang dari arah belakangnya.

Audrey langsung membalik badannya dan menatap Riel dengan senyum lebar. "Nyariin body guard gue dong."

Riel mendengus sebal. "Emang siapa yang mau jadi body guard lo?"

"Loh, bukannya lo yang ngomong sendiri mau jadi body guard gue?" Audrey mengangkat sebelah alisnya.

"Enak aja!" balas Riel dengan ketus.

Audrey tertawa melihat Riel yang cemberut. Ia pun menepuk pundak Riel dan berkata, "udah, udah. Gue cuma bercanda. Yuk, kita ke kantin. Nanti keburu rame loh."

Riel hanya mengangguk pelan dan mereka pun berjalan ke arah kantin. Sepanjang perjalanan ke kantin pun hanya diisi oleh Audrey yang berusaha menggoda Riel yang sedang kesal.

"Aduh, duh, pasangan yang kemarin lagi berantem akhirnya rujuk juga ya," ucap Levin sambil menaruh semangkok bakso yang baru ia beli di atas meja. Kemudian, ia menatap Riel yang berada di sampingnya dengan tatapan jahil. "Baguslah, setidaknya gue nggak akan liat muka suram lo lagi."

Audrey mengangkat sebelah alisnya begitu mendengar ucapan Levin. "Muka suram?"

"Ah, lo nggak tahu sih, Drey. Waktu lo nggak ada sama kita kemarin itu ya, mukanya si Lucas nih suram 24/7 deh. Udah kayak zombie!" jelas Levin dengan heboh.

Tidak menunggu lama, Riel langsung menjitak kepala Levin sehingga membuat laki-laki malang itu mengaduh kesakitan. "Udah gila ya lo, Cas! Jitaknya kekencengan tau."

"Kenapa nih?" tanya Bev yang baru saja datang bersama Thea dan Rachel. Lagi-lagi, Audrey bisa merasakan tatapan tidak suka yang diberikan oleh Rachel. Namun, ia berusaha untuk tidak terlalu memperdulikannya.

"Nih! Tanya ke mereka aja. Lucas pas kemarin-kemarin nggak ada Audrey, dia suram banget kan?" tanya Levin dengan heboh, berusaha mencari teman yang akan membelanya.

"Oh, masalah itu," jawab Bev dengan santai sambil duduk di samping Audrey. "Akhirnya, baikan juga."

Audrey tersenyum malu pada Bev. "Iya, akhirnya. Sorry ya, gue juga jadi menjauh dari kalian."

"Gila, nggak ada yang mau jawab pertanyaan gue tadi?" Levin menatap teman-temannya dengan kesal.

Thea berdecak sebal. "Iya, nih gue jawab. Emang tuh Lucas kemarin itu lemes banget. Nggak ada semangat hidup gitu deh."

"Tuh kan! Gue bilang apa! Thea emang the best lah ya," ucap Levin sambil mengacungkan kedua jempolnya.

Riel memutar kedua bola matanya dengan malas. Kemudian ia mendekatkan mulutnya ke telinga Audrey dan berbisik, "nggak usah dipercaya."

"Tapi, udah terlanjur dipercaya," balas Audrey juga ikut berbisik.

"Gue juga udah tahu sih kalau lo pasti lebih percaya mereka daripada gue."

Audrey tersenyum miring. "Udah jelas tampang mereka lebih meyakinkan daripada tampang lo. Oh iya ngomong-ngomong, Dodo mana ya? Kok tumben nggak bareng lo, Vin?"

"Iya, Dodonya lagi sakit tuh," jawab Levin sambil menusuk salah satu bakso di mangkoknya.

"Sakit apaan dia? Tumben-tumbenan bisa sakit, biasa paling kebal dia sama semua macam penyakit," ucap Thea sambil terkekeh pelan.

Lesson To Learn Where stories live. Discover now