3.9 [last]

14.2K 2.2K 31
                                    

Mei 2016

"Sayaaaaang!"

Miu mengerutkan wajahnya masam ketika mendengar suara Sehun. Sementara pegawainya yang sedang diberikan pengarahan oleh Miu menutup mulut untuk menahan tawanya. Kebanyakan pegawai Miu sudah terbiasa melihat Sehun, walau masih ada yang terkagun-kagum ketika melihat pria itu.

"Ck, si bodoh itu!" dumal Miu pelan kemudian beralih kepada pegawainya. "Lakukan seperti yang kuinstruksikan tadi. Jangan lupa gunakan acar fermentasi untuk makanan pembuka hari ini."

"Baik, Nona." Pegawai itu segera melangkah pergi.

Miu berbalik hendak memelototi Sehun, tetapi pria itu langsung memeluknya erat hingga ia tidak bisa bernapas. Miu memukul bahu Sehun kesal seraya mendorongnya menjauh.

"Heh! Kau kira kita ini sedang di mana?" geram Miu dengan gigi bergemeletuk kesal.

Sehun mengerucutkan bibirnya sambil menatap Miu.

"Tidak usah sok imut begitu di hadapanku!" geram Miu lagi. "Kenapa kau di sini? Bukankah seharusnya kau ada pemotretan?"

"Pemotretannya selesai lebih awal dari yang kuduga," kata Sehun.

"Lalu kenapa kau ke sini? Tidak ingat apa para wartawan gila itu menyerobot masuk ke dalam restoranku karenamu?!"

"Kenapa kau jahat sekali pada pacar sendiri?"

Miu berdecak dan mendorong kepala Sehun.

"Tidak usah banyak protes. Masih bagus kau mau kuanggap sebagai pacarku."

Sehun mencebik.

"Ya sudah aku mau pulang saja!" rajuknya sambil berbalik hendak pergi.

Miu segera menahan lengannya, membuat Sehun kembali menghadap Miu dengan bibir berkedut menahan senyum. Miu menghela napas kesal melihat tingkah pria itu.

"Jadi mau apa kau ke sini?" tanyanya.

"Aku mau mengajakmu kencan!" Sehun tersenyum lebar.

"Kemarin kita sudah kencan."

"Kemarin ya kemarin, hari ini ya hari ini!"

"Aish, pria ini!" gerutu Miu pelan. "Ya sudah, pulang duluan sana. Aku baru bisa pergi setelah jam tiga sore."

"Kenapa sore sekali?"

"Mau pergi tidak?"

Sehun mengerucutkan bibirnya dan mau tak mau mengalah.

"Iya, iya. Aku pulang dulu," ujarnya.

Sehun hendak berbalik pergi, tetapi sebelum itu ia mencuri satu ciuman di bibir Miu. Setelahnya ia segera berlari pergi membuat Miu kembali mendumal dengan wajah memerah menahan malu.

Beberapa pegawai Miu yang sedang berkeliarab di sekitarnya terkikik pelan, membuat Miu memelototi mereka sejenak. Namun kemudian ia mencibir kesal. Bisa-bisanya Sehun menciumnya di hadapan para pegawainya!

Namun, Miu tetap tak bisa menahan senyumnya ketika melihat punggung Sehun yang menjauh.


"Dasar."




















Meski memakan waktu yang begitu lama bagi mereka, paling tidak kini mereka bisa bersama.

Bukankah ini akhir yang bahagia?



Mungkin.

Dear Mine ; OSH au✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang