Ch 2 - Saudara Tiri

5K 593 157
                                    

"Ibu harus lakukan sesuatu, pokoknya jimin tidak boleh menikah dengan jungkook."

"Tapi, somi. Apa yang bisa ibu lakukan sekarang?!"

"Aku tidak mau tahu."

.
.
.
.
.

"Namjoon, aku berubah pikiran. Bagaimana kalau kita saja yang berusaha untuk mengubah jimin."

"Heechul, kau sendiri yang bilang semua yang kita lakukan akan sia-sia bagi jimin."

"Tapi mungkin saja jimin tidak bisa berubah karena iri pada somi."

"Memangnya kenapa dengannya?"

"Somi selalu menjadi yang terbaik dalam segala hal, jimin pasti merasa rendah dihadapannya."

"Kenapa kau berpikir seperti itu?"

"Kenyataannya memang begitu dan kupikir kalau somi yang pergi, maka semuanya akan menjadi lebih baik bagi jimin."

"Apa maksudmu? Aku tidak mengerti sama sekali."

"Begini, sayang. Kita nikahkan saja somi dengan jungkook. Biar jimin-"

"Tidak. Aku tidak akan mengorbankan anakmu untuk kebaikan anakku sendiri."

'Sialan. Kenapa sulit sekali mempengaruhinya.'

"Tapi, namjoon-"

"Aku menyayangi anakmu seperti anakku sendiri. Aku tidak akan menyakiti somi. Biarkan jimin saja yang harus menerima akibatnya."

'Appa...'

Jimin tidak sengaja. Dia hanya ingin bertemu namjoon sebelum harus menikah dan ikut dengan jungkook besok.

Jimin menghapus air matanya, setelah beberapa saat mematung didepan pintu kamar itu.

'Aku tidak perlu repot-repot mengatakan bahwa aku akan merindukannya. Dia sudah tidak peduli lagi padaku..'

Kata jimin dalam hati. Kemudian berlalu dari sana dengan perasaan kecewa yang sangat besar terhadap namjoon.

-----------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------
.
.
.

'Eomma... Bolehkah aku berharap sesuatu yang tidak mungkin? Mereka tidak menemukan jasadmu di jurang itu. Walaupun mereka bilang tidak mungkin kau bisa selamat, tapi harapanku akan tetap sama. Aku ingin kau kembali dan mengembalikan semuanya. Bangunkan aku dari mimpi buruk ini, eomma...'

"Jiminnnn!!!"

"Jimin bodoh dimana kau?!!"

'Ah.. Kenapa lagi dengan dua orang itu -_- . Aku sedang sedih begini juga masih saja diteriaki huks T_T '

"Apa yang kau lakukan eoh?! Jangan karena kau akan menikah besok, kau bisa malas-malasan begini."

'Kalau sedang mode jahat begini, itu berarti ayah sedang pergi keluar.'

-batin jimin.

"Tapi semuanya sudah kukerjaka-"

"Buatkan somi makanan kesukaannya."

"Aku sudah memasaknya, sudah ditaruh di meja makan."

'Aish kenapa ibu membuat alasan yang bodoh begitu.'

"Tapi aku ingin yang baru dan hangat. Ah iya, pergilah keluar untuk membeli bahan makanan yang lebih segar."

'Apa-apaan dia ini, apa dia sedang mengidam -_-'

"Tapi, somi-"

"Aku tidak peduli! Pokoknya kau harus pergi."

'Agar bisa kuhancurkan pakaian pengantinmu itu.'

[End] Ratapan Anak Tiriحيث تعيش القصص. اكتشف الآن