Chapter 1

52.8K 2.2K 16
                                    

Kegelapan perlahan memudar dan aku mendapat kembali kesadaranku. Tanganku meraba sekitarku mencoba mencari boneka kucing kesayanganku, tapi aku tidak menemukan apapun. Dan dalam seketika semua kejadian masuk kembali ke ingatanku membuat langsung membuka mata.

Aku ada di sebuah kamar bergaya victorian dan aku tertidur di tempat tidur berukuran king size. Kamar siapa ini? Dan tepat saat itu, seseorang datang.

"Morning!" sapanya ramah. Aku melihatnya dengan mata memicing karena aku tau ada yang aneh dengannya. Dia berjalan mendekat dengan sangat sangat cepat dan aku langsung berteriak keras. Cewek itu menutup telinganya dan tiba-tiba seseorang lain datang. Dan dia orang yang kulihat semalam!

Aku merangkak ke belakang sampai punggungku menyentuh kepala tempat tidur. Aku bertemu lagi dengannya!

"Kubilang jangan masuk sebelum aku mengizinkanmu!" dia memarahi cewek itu dan cewek itu hanya menunduk dan tersenyum meminta maaf. Cowok itu melihatku.

"Errm, what's your name?" tanyanya halus mencoba membuatku tidak takut.

"B-brianna"

"Okay, Brianna. Kau, emmm, jangan takut okay?" is he stupid? Dia memintaku untuk tidak takut saat aku berada di suatu ruangan bersama dua orang yang memiliki taring!

"You're ridiculous! Dia pasti takut! For heaven's sake, dia pikir kita akan merobeknya dengan taring kita!"

"Acacia!" bentaknya membuatku meloncat kaget. Acacia memutar bola matanya dan tersenyum kepadaku.

"Kau takut?" dia menanyakanku. Aku mengangguk karena tidak bisa berbicara dengan lancar. Ini terlalu mengejutkan. Acacia tersenyum dan melangkah mendekat lalu duduk di tepi tempat tidur.

"Christian, give us some time?" oke, namanya Christian. Dia melihat Acacia aneh.

"But, she-"

"Leave!" Acacia menunjuk pintu dan Christian menatapnya sebentar lalu pergi. Oke, paling tidak hanya ada satu sekarang.

Acacia tersenyum manis padaku dan memintaku mendekat. Aku dengan ragu mendekat ke arahnya. Aku berpikir kalau dia memang ingin membunuhku, dia pasti akan membunuhku saat aku tidak sadarkan diri.

Dia menepuk tempat di sebelah dan aku duduk di sebelahnya masih dengan perasaan was-was. Dia mengulurkan tangannya ke arahku.

"Acacia Blythe"

"Brianna Autenberry" aku menyambut tangannya dan langsung menariknya kembali. "You're cold!"

Dia tertawa pelan dan mengangguk sambil tersenyum lebar. Aku melihatnya aneh. Dia ini semacam apa?

"Jangan takut, aku tidak akan menggigitmu" aku mengangguk ragu lalu seseorang masuk kembali. Aku melihatnya dan dia menatapku aneh. Ada apa dengannya.

"Kenalkan namamu! Dasar tidak sopan" Acacia menggerutu membuat Christian memutar bola matanya. "Manner, Christian"

Christian memberi tatapan 'fine' kepada Acacia dan dia tersenyum senang. Christian melangkah mendekat ke arahku. Dia mengulurkan tangannya. "Christian Blythe"

Aku menyambut uluran tangannya dan menyebutkan namaku. Dia menggenggam tanganku erat membuat listrik kembali mengalir di tubuhku. Tatapannya sangat dalam dan membuatku sedikit tidak nyaman.

"Christian" tegur Acacia sangat pelan. Christian langsung melepaskan tanganku dan menjauhkan diri dengan gerakan sangat cepat. Aku mengedipkan mataku terkejut.

"You can take a bath if you want. Anggap saja ini rumahmu" Acacia berdiri dan keluar kamar, tapi beberapa detik kemudian dia kembali dan menarik Christian. Gerakan mereka sangat cepat membuatku hanya bisa melihat gerakan buram.

"God, what I get myself into?" aku menepuk keningku dan akhirnya memutuskan untuk berendam air hangat.

××××××××××××××××××××××××××××××

Aku benar-benar terpukau dengan kamar mandinya. Bathtubnya sangat besar dan sangat nyaman membuatku menghabis waktu 2 jam hanya untuk berendam di sana.

Setelah mengeringkan badan dan rambutku, aku memakai gaun yang sudah disiapkan Acacia di tempat tidurku. Gaun itu simple, berwarna krim dengan dot coklat kecil di bagian tepinya. Gaunnya berhenti pada pertengahan pahaku, pas untuk membuatku nyaman.

Aku bercermin lalu tersenyum dan memutuskan keluar kamar. Aku langsung berhenti dan menutup mulutku. Apa ini? Kastil? Ini besar sekali! Lorong panjang langsung berada di hadapanku dan aku tidak tau harus ke mana. Tapi tidak lama seseorang datang.

"Ms. Autenberry" dia membungkuk padaku dan aku tersenyum. Ada apa dengan mereka? Kenapa mereka membungkuk seakan-akan aku orang penting di sini?

"Panggil aku Brianna saja tidak perlu formal seperti itu"

"Saya tidak bisa, itu perintah" dia tersenyum kepadaku tapi tidak menatapku. Aku hanya mengangguk. "Mari, Prince Christian sudah menunggumu"

Aku mengikutinya dalam diam. Jadi Christian seorang pangeran di sini? Waw, itu mengejutkan. Sikapnya sama sekali tidak seperti seorang pangeran. Dia bahkan harus diingatkan Acacia untuk memperkenalkan dirinya padaku. Pangeran macam apa itu.

"Siapa namamu?"

"Irene, m'lady" jawabnya pelan. Waw, ada apa ini? M'lady?

Irene mengajakku ke sebuah ruangan yang sangat luas. Ada apa dengan mereka? Kenapa mereka membutuhkan ruangan sebesar ini? Memangnya ada berapa banyak orang yang tinggal di sini? Tapi menurutku tidak banyak. Kenapa? Well, sedaritadi sepanjang perjalanan tidak ada orang lain di lorong selain aku dan Irene.

"Sir" Irene menunduk dan meninggalkanku pergi dengan sangat cepat. Oke, jadi dia juga aneh. Jelasnya dia bukan manusia sepertiku.

Christian berdiri dan menatapku. Lagi-lagi dia menatapku dengan tatapan anehnya. Tapi yang lebih anehnya lagi, tatapan itu selalu membuat tubuhku seperti disengat listrik.

Tiba-tiba dalam sekejap mata Christian sudah berada di depanku dan kedua tangannya melingkari pinggangku. Aku mengangkat wajahku untuk menatap wajahnya. Aku baru sadar betapa tingginya dia. Aku terlihat jauh lebih kecil seperti ini.

"Brianna" tubuhku gemetar. Cara dia menyebutkan namaku berbeda, aku sampai harus memejamkan mata hanya untuk menahan sensasinya.

Aku membuka mataku lagi dan wajahnya sudah jauh lebih dekat dari sebelumnya. Hidungku menyentuh hidungnya. Tubuhku langsung diam penuh antisipasi. Apa yang akan dia lakukan?

Wajahnya mendekat ke leherku dan jantungku berdetak semakin cepat. Dia menciumku dan berdecak sangat sangat pelan. Dan tubuhku langsung terhentak saat aku merasakan lidahnya di leherku. Shoot!

Setelah beberapa detik dia memainkan lidahnya di leherku lalu dia menciumnya membuat tubuhku terhentak lagi. Apa yang dia lakukan? Aku ingin mendorongnya, tapi pelukannya menghalangiku.

"Brianna!" suara Acacia yang ceria mengisi ruangan dan Christian menghentikan kegiatannya. Tapi dia masih memelukku. Aku mengalihkan pandanganku ke arah Acacia, tapi aku bisa merasakan kalau Christian menatap leherku dengan tajam.

"Ayo kita makan. Aku tau kau pasti lapar" Acacia mengajakku. Aku ingin langsung ikut dengannya tapi Christian tidak mau melepaskan pelukannya. Aku menatapnya dan aku mendapati dia menatapku dengan matanya yang berwarna hitam. Aku menatapnya kaget. Terakhir aku lihat matanya biru laut bukan hitam pekat seperti itu.

Tiba-tiba dalam gerakan sangat cepat, Acacia sudah di samping Christian dan memegang pundaknya. Acacia menatapnya dan mengatakan sesuatu dengan sangat pelan. Dia terlihat seperti sedang menggerakan mulutnya saja.

Setelah Acacia berhenti berbicara, Christian langsung melepaskanku dan dia sudah berada di pintu. Aku mengedipkan mataku dan melihatnya bingung.

"C'mon" Acacia langsung menarikku menjauh tapi aku masih menatap Christian. Aku harus memastikan siapa mereka sebelum pikiranku menakutkanku sendiri.

Love WarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang