PROLOG

37 4 0
                                        

Hujan membasahi jalanan dan aroma khas dari hujan tercium hingga mampu menghipnotis semua orang yang menciumnya.

Hawa dingin mulai menusuk terhadap tubuh seorang laki laki yang memakai baju SMA tengah berteduh di Halte. Dia bernama Dimas Yunanda. Dia terkenal disekolahnya sebagai tukang buat onar namun tak berani terhadap wanita.

Pukul sudah melebihi pukul 07.30 namun tetap saja laki laki itu setia menunggu hujan reda karena tidak ingin membuat ibunya repot untuk mengurusnya nanti.

Tiba tiba datang seorang wanita dengan baju yang basah kuyup berlari menuju halte tersebut. Dimas memperhatikan bet baju seragam wanita tersebut dan ternyata mereka satu sekolah. Dimas melihatnya lekat lekat. Terlihat dari sana bahwa wanita itu sangat kedinginan karena bibirnya tak henti henti menggigil.

Dimas membuka jaketnya dan memberikannya pada wanita itu. Dan diterima dengan senang hati.

"Gue Dimas Yunanda, lo siapa? Kayanya gue baru liat lo deh" Tanya Dimas memberikan tangannya untuk berjabat tangan.

"Eh iya gue Windinia bisa dipanggil Windi, iya gue anak baru disini" Jawab windi.

"Oh pantes, lo kelas berapa?"

"11" Jawaab Windi tersenyum.

"Ohiya gue kelas 12, lo bisa panggil gue ganteng. Gue duluan ya mumpung hujannya reda. Lo mau bareng?" Ajak Dimas.

"Engga makasih atas tawarannya. Ini jaketnya gimana?"

"Pake aja dulu. Gue gamau nanti lo sakit dihari pertama lo sekolah. Gue duluan"

Windi pun mengangguk dan tersenyum. Lalu Dimas pun mulai mengendarai motornya dengan kencang.

Entah mengapa jantungnya berdetak begitu kencang. Apa perasaan itu datang lagi? Perasaan yang dia benci yaitu jatuh cinta. Perasaan yang dulu ada namun dikhianati.

Dimas pun pergi dengan hati yang tak karuan. Dan berharap bahwa perasaannya tak kenapa napa.

Sesampainya di gerbang satpam pun membukakan gerbangnya dengan senang hati. Dan dimas pun masuk dengan entengnya ke area sekolah.

Windi melihat dari kejauhan bahwa gerbang dapat dibuka tutup kapanpun. Diapun berlari menuju gerbang.

"Pa saya anak baru disini bisa tolong bukain gerbangnya ga?" Tanya Windi.

"Seenaknya kamu! Kamu kira ini sekolah nenek moyang kamu? Sudah tunggu disini kamu tidak boleh masuk!"

Shit!

Windi salah telah menduga bahwa Pa satpam adalah dewa fortuna yang akan menyelamatkannya. Namun kenyataannya tidak.

Dia menunggu du luar gerbang sampai satpam itu merasa iba terhadapnya yang basah kuyup seperti itu. Tiba tiba ada wajah tak asing muncul di pos satpam tersebut.

"Ko lo duduk di depan gerbang kaya gitu?" Tanyanya heran.

"Eh ka dimas. Iya ka gue ga di bolehin masuk sama pa satpam itutuh rese emang satpamnya gue kira baik" Ucap Windi jujur.

"Pak bukain aja ya pintunya kasian dia anak baru disini mana mungkin dia langsung dimarahi guru guru karena telat" Ucap dimas terhadap pa satpam.

"Iya den siap sebentar"

Dibukakanlah gerbang tersebut dengan lebar lalu Windi pun segera masuk karena takut tiba tiba ditutup kembali.

"Makasih ka"

"Lain kali gausah telat telat lagi ya. Sekolah ini peraturan nya ketat telat sedikit aja lo dihukum, gue pergi dulu"

Windi pun kaget kenapa sikap laki laki itu tiba tiba berubah dari yang tadinya ramah dihalte mengapa jadi ketus dan rese.

"Untung ada den Dimas neng. Coba kalau tidak ada kamu tidak akan masuk kedalam. Hati hati aja ya neng, tumben tumbennya tuh si den Dimas ramah biasanya dia masa bodo sama yang namanya cewe neng, Jadi hati hati sama para kaka kelas dan cewe cewe yang lain ya neng" Ujar satpam tersebut.

"Ah bapa apaan ramah gimana rese kaya gitu disebut ramah? Apalagi orang ramahnya pak? Yaudah deh pak makasih ya, saya masuk dulu"

Satpam tersebut mengangguk sambil bertanya tanya mengapa sang cucu pemilik sekolahnya tersebut dapat peduli kepada seorang wanita yang notabenenya anak baru.

🍦🍦🍦🍦🍦

Dimas seperti biasa tertidur dikelasnya tanpa ada yang berani menegurnya. Karena semua temannya tak mungkin berani membangunkan macan yang sedang tidur.

Namun beda dengan sahabatnya yang satu ini, dia Reno. Dia adalah sahabat Dimas dari dia smp. Jadi wajar saja dia berani untuk mengganggu Dimas.

"Dimas bangun dong"

"Dimas ih ko gitu aku kesepian"

"Dimas bangsat bangun"

"Rajia celana rajia" Teriak Reno.

Dimas pun terbangun kaget karena mendengar bahwa ada rajia celana. Ya walaupun Dimas adalah cucu dari pemilik sekolah namun tetap saja dia harus mematuhi peraturan yang ada. Namun sama saja dia pasti melanggar. Karena prinsip Dimas adalah 'Peraturan dibuat untuk dilanggar'

"Masa Cucu pemilik sekolah takut rajia celana sih" Ucap Reno tertawa melihat temannya sangat kaget.

"Bangsat ya lo gue lagi tidur anjing! Ngapain lo bangunin"

"Gue kan hampa rasanya kalau ditinggal lo tidur" Ucal Reno.

"Najis lo homo! Sana jauh jauh dari gue, Gue mau ke kantin" jawabnya sambil beranjak dari kursinya kebetulan tidak ada guru.

"Nitip Gehu 3 Dim" Teriak Reno saat Dimas berada di pintu.

"Ogah! Gue ke kantin mau boker bukan mau jajan"

Seisi kelas pun tertawa mendengar sang most wanted sekolahnya tersebut menjawab pertanyaan Reno asal.

"Pelit emang" akhirnya reno pun menyusul Dimas ke kantin.

HAI HAI INI CERITA BARU AKU LAGI HEHE. AKU BANYAK BIKIN CERITA YA:( VOTE DAN KOMEN YA

OMAT HARUS VOTE DAN KOMEN JANGAN JADI SIDDER:(

SEMOGA SUKA CERITA BARU AKU YA

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 24, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

i wait uWhere stories live. Discover now