Ayah.. Maafkan Aku

493 3 0
                                    

Namaku Putri Alexa Diana (16 th). Anak tunggal dari pasangan suami istri M. Andreanto dan Putri Dinda Dewi. Saat ini aku hanya tinggal bersama ayahku karena ibuku sudah meninggal 7 tahun yang lalu saat peristiwa kapal tenggelam.

Ayahku seorang single parent yang hebat, dia merawat ku dengan sangat baik hingga aku tak pernah merasa kekurangan kasih sayang meski aku tak memiliki ibu lagi. Ayah bekerja di sebuah perusahaan minyak yang besar dan dalam sebulan ayah akan bekerja selama 2 minggu di tengah lautan tempat pengeboran minyak. Gaji ayah lumayan besar, jadi aku juga tak pernah kekurangan uang atau apapun. Aku memiliki semua yang aku mau, handphone, tablet, laptop dan sepeda motor.

Saat ayah pergi bekerja aku akan tinggal sendirian di rumah. Terkadang aku mengajak temanku untuk menginap. Soal makan, kami memesan catering setiap hari dan membayar perbulan. Kadang kalau aku ingin makan yang lain aku bisa membelinya di warung atau rumah makan. Ayah tak pernah melarang dan aku juga punya uang untuk membeli apa yang aku inginkan. Uang jajanku sangat cukup bahkan 2x lipat di atas teman-temanku.

Meski tinggal di pulau terpencil aku tak ketinggalan zaman dan informasi. Aku mengikuti perkembangan dunia dengan sangat baik. Aku memiliki berbagai macam akun sosial media.
- Facebook, Messenger
- Instagram
- Twitter
- Kakaotalk
- Telegram
- BBM
- Line
- Whatsup
- Path
- dll

Yah ku rasa itu sebanyak yang bisa aku miliki.

***

"Din ayahmu pulang hari ini? ", tanya indah padaku

"Iya ndah. Ayah udah off", jawabku

"Wah sepertinya kau akan makan enak hari ini", lanjut indah temanku

Aku hanya tersenyum.

***

"Ayah.. ", aku berlari menghampiri ayahku yang sedang melepaskan sepatunya.

Ayah melepaskan sepatunya.

"Kau sudah makan? ", tanya ayah

"Udah kok. Ayah? ", aku juga bertanya

"Belum. Ayah bawa makanan jadi sebaiknya kamu makan", yah ayah memang ayahku. Bahkan dia tau saat aku berpura pura sudah makan.

Malam itu aku dan ayah makan ayam goreng yang ia bawa. Untuk kami makan ayam goreng pun sudah termasuk makan makanan mahal.

***

Hari terus berlalu, aku yang kini sudah duduk di bangku kelas XII akan segera menghadapi ujian nasional dan kemudian lulus. Setelah itu aku akan pergi ke kota untuk melanjutkan pendidikan ku.

"Diana", ucap ayah

"Iya".

"Kamu mau kuliah dimana? Jurusan apa? ", tanya ayah

Aku tersenyum, "sebenarnya diana ingin jadi dokter. Dimana saja asal itu tempat yang baik untuk memperoleh ilmu", jawabku.

"Biaya kuliahnya pasti besar. Ayah akan menyiapkannya", ucap ayah

"Kalau ayah tidak mampu. Diana bisa jadi perawat aja kok yah", ucap ku

"Kamu tenang aja. Ayah pasti akan membuatmu jadi seorang dokter".

"Makasih ayah", ucapku sambil tersenyum.

***

Aku tak pernah menyangka. Bahwa ucapanku malam itu, sebuah cita cita dan mimpi yang aku sampaikan pada ayah, peristiwa malam itu, kini mengubah segalanya.

Andai saja aku tak pernah mengatakannya, ah tidak. Andai saja aku berkata hal yang lain.

"Ayah aku ingin kuliah dimana saja dan jurusan apapun yang ayah mampu untuk membayar biayanya".

Tapi semuanya sudah terlambat. Aku hanya bisa menyesalinya.

Ayah.. Maafkan aku.

***

Aku sudah menjadi seorang Mahasiswi di sebuah Fakultas Kedokteran Universitas yang cukup dikenal. Yah, Sudah 2 tahun yang lalu semenjak pertama Kali aku menginjakan kaki ku di kampus ini.

"Diana.. ", panggil seorang teman

"Rina. Kenapa? ", tanyaku tanpa perasaan aneh sedikitpun

"Kamu matiin hape ya? ", tanya rina teman seangkatanku

Aku segera melihat ponsel di dalam tas ku.

"Ah hapeku mati. Aku lupa men-chargernya", jawabku yang tak habis pikir kenapa aku bisa kehabisan bateri hp.

"Ayahmu menelpon", ucap rina

"Serius? ", tanyaku

"Iya. Sepertinya ada sesuatu yang pending", ucapnya.

"Baiklah aku akan menelpon ayah. Ah rina aku titip tugasku", lalu aku memberikan lembar tugasku pada rina dan segera pergi untuk mencharger ponselku.

***

Aku terdiam. Aku benar benar terdiam. Aku benar benar benar terdiam. Aku tak tau harus berkata apa. Aku tak tau harus mengucapkan kata apa.

"Diana.. Diana kamu masih dengar ayah nak", suara ayah terus berdenging di telingaku.

"Ya", jawabku lirih

"Diana maafkan ayah", ucapnya

"Kamu harus jaga diri. Ayah sudah mengirimkan sejumlah uang di tabunganmu. Kamu bisa menggunakannya untuk membayar uang kuliahmu sampai selesai. Untuk uang bulanan ayah harap kamu bisa mencarinya. Ayah tak ingin kamu bekerja. Tapi ayah tidak bisa berbuat apa apa lagi", ayah terus berbicara dan aku hanya diam.

***

Ayahku tersandung kasus korupsi. Itulah yang aku tau.  Kini ayah di penjara selama 8 tahun. Ayah, melakukannya agar aku bisa kuliah kedokteran. Yah meskipun dulu aku tak kekurangan. Tetap saja jika untuk menjadi seorang dokter kami membutuhkan biaya lebih. Apalagi di sini aku bukan tinggal di kost-kostan kecil melainkan sebuah apartemen.

Seperti saat disana, disini aku pun hidup berkecukupan. Aku bahkan bisa mentraktir teman temanku setiap ulang tahunku. Setidaknya sudah 2x.

***

Aku kembali ke pulau. Aku menjadi petugas administrasi di puskesmas setempat. Aku memutuskan berhenti kuliah saat aku tahu dari mana asal usul uang yang di gunakan untuk membiayai kuliahku.

Harapan menjadi dokter dengan gaji puluhan juta berubah menjadi kenyataan menjadi petugas administrasi dengan gaji 1,3 jt perbulan. Yah, setidaknya itu cukup untuk uang makanku.

***

Ayah, maafkan aku.
Aku ingin jadi seorang dokter,
Demi keinginanku itu ayah melakukan sesuatu yang salah.
Sekarang ayah harus dihukum.
Dan aku yang merasa bersalah,
Harus melupakan mimpiku itu.
Ayah.. MAAFKAN AKU.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 17, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'am Sorry Dad ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang