Sun Shine of the Darkness

2.6K 261 72
                                    

ByunRa93 Presents..
_Sun Shine of the Darkness_
(a gift for the Myungsoo’s birthday from ByunRa93)

Tawa terdengar merdu dari bibir wanita itu. Senyumnya terpatri dengan indah dan gerak tubuhnya seolah tengah menari di tengah hamparan rumput yang luas. Dengan begitu lembut, ia melemparkan sebuah bola ke arah putranya yang berlarian kecil di halaman hijau rumah besar kediaman keluarga Kim. Rambut coklatnya berterbangan terbawa angin, namun itu justru menonjolkan sisi cantik dirinya yang hingga saat ini masih menjadi sebuah magnet yang menarik perhatian Myungsoo, suaminya.
“David-ah, lemparkan bolanya pada eomma..” teriak wanita itu mengulurkan tangannya pada putra kecilnya yang baru berusia lima tahun.
“Andwee..” sambil berlari david memegang bola itu erat di tangannya. Tapi Myungsoo segera mengejar putra kecilnya itu. Ia menggendong tubuh david dan memutar-mutar tubuh putranya di udara. Membuat david tertawa senang. Bola di tangan anak itu terlepas, menggeinding bebas di halaman rumah. Setelah beberapa kali putaran, ia menurunkan david di tanah dan mencium kedua pipi anak laki-laki itu penuh cinta.
“Ah, oppa hentikan. Kau membuat david ku pusing..” Hyunra memeluk putra tercintanya dan melindunginya dari tangan Myungsoo. David tersenyum dan mencium pipi ibunya. David kecil adalah anak yang sangat aktif. Ia melepaskan diri dari ibunya dan berlari mengejar bolanya yang menggelinding semakin jauh. Bola itu keluar dari gerbang halaman kediaman keluarga Kim, menuju ke arah jalan raya. David terus mengejarnya tanpa peduli dirinya kini tengah berjalan keluar dari gerbang. Saat itu Myungsoo sedang berjongkok, membenarkan tali sepatunya yang terlepas, sedang Hyunra baru saja akan berdiri dari atas rumput untuk menyusul david. Saat Hyunra berbalik dan mencari keberadaan putranya, ia melihat david sudah berjongkok di jalan mengambil bola berwarna biru, miliknya. Hyunra tersenyum, memandang betapa lucunya putranya itu. Perlahan, Hyunra mulai berjalan mendekati david. Namun sungguh, tadir adalah sesuatu yang sama sekali tak dapat di tebak. Saat itu Hyunra melihat sebuah mobil melaju dengan sangat kencang dan tampak meliuk-liuk di jalanan. Mata Hyunra membulat, menyadari betapa dekat mobil itu dengan tubuh david yang masih berjongkok di jalan itu.
“Andweeee...!!!” wanita itu menjerit. Ia berlari secepat yang ia bisa untuk dapat menjangkau tubuh putranya. Tak memikirkan apapun lagi, Hyunra segera menyambar tubuh david begitu ia bisa menjangkaunya dan Hyunra melemparkan tubuh mungil itu ke pinggiran jalan. Sedang dirinya tak punya waktu lagi untuk berlari. Sesaat setelah Hyunra berhasil melempar tubuh david, mobil itu menghantam tubuh wanita itu dengan sangat keras. Hyunra terpental, kepala wanita itu membentur kerasnya aspal jalan dan mengeluarkan begitu banyak darah.

“ANDWEE..!!” Myungsoo terbangun dari tidurnya. Nafas pria itu terdengar memburu, keringat dingin terus mengalir di dahinya. Bahkan detak jantung yang terus berpacu kencang membuat suasana gelap di kamar itu terasa kian mencekiknya. Myungsoo mengusap wajahnya sembari mengatur nafasnya yang masih terhenti. Mimpi itu kembali menghantuinya. Mimpi yang terus datang di setiap malamnya selama hampir tiga tahun terakhir. Tak seharipun ia bisa melupakan kenangan buruk yang tengah merenggut kebahagiaan keluarga kecilnya itu. Biar bagaimanapun, kejadian tiga tahun silam telah membuat perubahan drastis dalam hidupnya. Bukan hanya kehilangan seorang istri, Myungsoo juga harus menghadapi kenyataan lain bahwa kejadian itu telah merubah kondisi putra yang sangat ia sayangi.

Myungsoo bangun dari tempat tidurnya. Ia melangkah mendekati jendela kamarnya dan membuka tirai coklat yang menutup jendela kaca besar di ruangan itu. Ia membiarkan cahaya matahari pagi menyinari ruangannya yang gelap. Seperti dirinya yang tengah berharap akan ada sebuah cahaya matahari yang akan kembali menyinari hidupnya dan membawanya dan david keluar dari kegelapan yang selama ini mengikat mereka. Myungsoo berjalan ke kamar mandi di kamarnya dan segera bersiap untuk berangkat ke kantor.

Beberapa saat setelahnya ia turun ke bawah. Di ruang makan, seperti biasa ibunya dan david sudah duduk disana menunggunya. Saat Myungsoo datang, nyonya Kim tersenyum cerah dan mulai menawarkan satu persatu makanan yang telah ia masak pada putranya. Ia mengambilkan nasi untuk Myungsoo dan david.
“David-ah, halmoni buatkan telur gulung kesukaanmu. Kau mau makan ini bukan?” ujar nyonya Kim sambil tersenyum riang di hadapan cucunya. Tapi david hanya diam tanpa memberi respon. Nyonya Kim tahu, cucu nya pasti akan begini. David, dia hampir seperti orang bisu. Selama tiga tahun terakhir anak itu tidak pernah bicara sepatah kata pun pada orang lain. Bahkan ketika ia menangis, David tak akan pernah mengeluarkan sedikitpun suara. Ia hanya diam, dan diam. Ketika ia membutuhkan bantuan nyonya Kim, David akan mendekati wanita itu dan menunjukkan apa yang dia inginkan melalui gerakan tubuhnya. Bukan berarti Myungsoo dan nyonya Kim hanya diam melihat kondisi David ini, berbagai hal telah coba mereka lakukan. Termasuk hal-hal yang di luar batas nalar. Bahkan pernah suatu hari nyonya Kim sengaja memasukkan garam di dalam susu David agar anak itu bicara dan mengatakan bahwa ada yang salah dengan minumannya. Tapi david justru tak mengatakan apapun setelah meminumnya. Ia hanya meletakkan gelasnya di tempat cuci piring dan pergi. Usia david saat ini sudah hampir menginjak sembilan tahun, dan sikapnya yang sangat penyendiri, pendiam dan tertutup membuat banyak masalah di sekolahnya. Berulang kali wali kelas memnggil Myungsoo untuk mengadukan dan mengeluhkan sikap David yang sama sekali tak mau berbicara, namun Myungsoo harus bagaimana lagi? Ia bahkan tak  bisa merubah anaknya menjadi seperti dulu. Ada sebuah ketakutan besar dalam diri David setelah Hyunra meninggal, dan itu  membuatnya berubah menjadi sosok sepeti itu.
“Jisoo-ya, buka mulutmu. Katakan aaa..” Jisoo, Kim Jisoo adalah nama Korea David. Sejak David lahir hingga usianya empat tahun Myungsoo dan Hyunra tinggal di Amerika, sehingga mereka memberi nama David pada anak itu. Tapi saat kembali ke Korea Myungsoo mendaftarkan diri David dengan nama Kim Jisoo. Walaupun pada kenyataannya nyonya Kim, dan semua orang tetap memanggilnya Kim David. Myungsoo menyuapkan sesendok nasi dengan telur gulung ke mulut david dan anak laki-laki itu hanya menguyahnya dalam diam dan ekspresinya yang sedikitpun tak pernah berubah. Ia bahkan nyaris tak pernah tertawa.

Sun Shine of the DarknessWhere stories live. Discover now