2. Best Friend

3.4K 294 5
                                    

Aku membuka tirai balkon kamar yang masih tertutup hanya ingin membuat udara sejuk masuk kedalam kamar lalu mengikatnya pada ikatan tirai di sisi-sisinya. Merasa ada yang memperhatikan aku menoleh mendapati seorang pria dengan kemeja putih menatap kearahku dengan reflek aku menundukkan kepalaku dan tersenyum lalu segera masuk kamar.

Well, pria tadi cukup tampan dengan kemeja putih dan celana bahan hitamnya yang sangat pas pada kaki panjangnya. Hanya saja tatapan matanya membuatku merinding seperti film horor yang selalu Myungsoo Oppa tonton jika akhir pekan.

Pagi ini aku berencana pergi ke Universitas untuk memberikan berkas-berkas yang belum terselesaikan. Samchon mengatakan akan membiayai pendidikanku hingga selesai sebagai bukti jika Samchon menepati janjinya pada Appa untuk menjagaku seperti putrinya sendiri.

Sedangkan aku mengikuti saja pa yang para tetua katakan meskipun Samchon Kim tidak membantu untuk pendidikanku aku masih bisa memenuhinya karna Appa dan Eomma benar-benar menyiapkan uang pendidikanku yang tidak ku ketahui.

Seolah tahu apa yang akan terjadi Eomma dan Appa merubah hak waris menjadi milikku semua termasuk perusahaan keluarga yang kami kelola aku mempunyai saham disana bersama dengan sepupuku yang lain memang tidak banyak tapi jelas aku memilikinya. Membuat tabunganku tidak pernah kosong Samchon dan Imo juga selalu memberiku uang saku yang cukup begitupun keluarga Miki dan Obaa-chan Ojii-chan yang selalu memberikanku uang saku yang akan di transfer langsung pada rekeningku.

Kehidupan akan indah jika kau mensyukurinya. Bukan, bukan materi yang kumaksudkan tetapi keluarga yang selalu ada untukku. Karna keluarga akan menjadi rumah tempatmu kembali.

"Pulang pukul berapa?" Aku menoleh pada Jongin yang mengantarku lalu melihat jam tanganku yang sekarang menunjukkan pukul sepuluh.

"Setelah makan siang, aku bisa pulang dengan taksi jika kau tidak menjemputku" kulihat dia kebingungan. Hey! aku hanya pergi dan mentap di Jepang hanya satu tahun bukan berarti aku lupa jalan pulang di Korea

"Kebetulan temanku berada di Universitas yang sama denganmu. Aku sudah meminta bantuannya tadi sebelum mengantarmu"

"Apa tidak merepotkan?" sebenarnya aku ingin menolak tapi secara halus. Aku tidak suka harus merepotkan orang lain.

"Tidak rumahnya bahkan di sebelah rumah kita jadi pas kan searah lagipula dia juga teman Myungsoo Hyung"

"Tapi aku tidak berniat pulang aku ingin pergi ke kafe Eonni" ucapku berusaha menolak. Pasti akan sangat tidak nyaman ketika berada bersama dengan orang yang tidak dikenal meskipun itu teman Jongin dan Myungsoo Oppa sendiri.

"Tidak masalah bilang saja padanya, aku juga memberikan nomor ponselmu padanya agar nanti kalian bisa saling menghubungi"

Aku mengernyitkan dahiku bingung 'saling menghubungi?' Aku lalu menoleh menatap Jongin.

"Maksudku saat kalian akan pulang kan harus tahu posisi kalian dimana" aku berdecak kesal terus saja mengelak.

....

Aku melihat pada papan pengumuman yang berisikan informasi-informasi  tentang Universitas ataupun hal lainnya. Kedua mataku tertuju pada judul mahasiswa pasca sarjana dengan nilai terbaik semester lalu aku tersenyum orang itu pasti sangat pintar hingga nilainya mendekati sempurna atau aku harus mengatakan jenius?

"Seo Joohyun?" Aku menoleh menatap seorang wanita yang tingginya dibawahku. Aku seperti pernah melihatnya.

"Kwon Yuri kau melupakanku?" Ucapnya yang langsung mengingatkanku akan teman-teman sekolahku dulu. Lalu kami berpelukkan melepas rindu.

"Ayo cari tempat untuk bercerita aku akan menghubungi yang lain untuk menyusul" Yuri tersenyum, senyum yang sama yang bisa memikat pria manapun.

"Lama tidak melihatmu dan kau banyak berubah" aku tersenyum membalas perkataannya. Sejak dulu banyak orang mengira jika kami adalah kakak beradik kembar padahal tidak sama sekali dari segi tubuh kami sama tapi berbeda tinggi potongan rambut kami dulu juga sama tapi sekarang tidak lagi.

FirstTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang