Bagian 12. Kedatangan Dua Siluman

Depuis le début
                                    

Sementara Ikh jatuh di depannya dengan kondisi tidak sadarkan diri.





Ikh POV






Gelap?

Kenapa disini sangat gelap?

Apa aku sendirian?

Ikh...

Siapa kau?

Kemarilah Ikh....

Kau siapa? Tunjukkan dirimu!

Kemarilah Ikh. Aku sudah lama menunggumu...

Siapa?

Ikh...

Hentikan!

Ikh...

Aku mohon hentikan!!

IKH...

HENTIKAN!!!!





















"Ikh..."

"Ah!!!" bangunku dari mimpi.

"Ikh...." panggil seseorang.

Aku kenal suara ini!

"Huda?"

Disamping kananku telah ada Huda... Yang menungguku.

"Ikh..." tangisnya.

"Heh? Kenapa kau menangis?" panikku.

"Ikh..."

"H - Huda, t - tunggu---"

Bruk!!

Kepalaku menghantam tembok ruangan setelah Huda... Menyerangku(memeluk).

Beberapa menit kemudian, Huda bisa tenang. Huda bercerita bila aku jatuh pingsan(lagi) setelah menyelesaikan latihan.

Staminaku memang payah ternyata.

"Jadi Huda, kau yang menyembuhkanku?" tanyaku dan Huda menggeleng.

"Nona Kunti yang melakukannya..."

"Heh?"

"Ada apa??"

"T - Tidak ada.."

Aku tidak bisa membayangkan bagaimana cara Kunti melakukannya dan firasatku mengatakan jika itu 'tidak baik' atau 'buruk'.

"Oh ya Huda, ada yan---"

Drrrr?!!!

Tekanan aura kehidupan yang cukup kuat memotong perkataanku dan membuatku tidak bisa bergerak untuk beberapa saat, itu juga berlaku pada Huda.

"Ada yang datang!!" seru Huda.

Aku memberi isyarat kepada Huda, sepertinya dia setuju dengan keinginanmu.

Aku beranjak dari tempat tidurku(Huda) lalu mendekat ke tempat Huda yang telah memegang kertas jimat.

"Hmm.." aku mengangguk tanda 'siap', dan Huda pun ikut mengangguk.

Teleport

Cahaya yang sangat menyilaukan membutakan mataku sejenak, setelah selesai kami berpindah ke suatu bangunan tua.

"B - Besar.." komentarku.

"Ayo kita periksa..." usul Huda yang sudah siap dengan tongkat hitamnya.

"Sejak kapan??" batinku kaget.

Aku mengikuti Huda dari belakang seraya menggenggam erat kertas jimat milikku.

"Sepi sekali..." komentarku sesuai fakta.

Di dalam sini sepi dan juga dingin. Aku khawatir dengan Huda yang hanya mengenakan kaos merah muda dan celana pendek biru malam selutut.

"Huda, kau tidak kedinginan?" tanyaku.

"Sejujurnya.... Ya!" jawab Huda sedikit menggigil.

Sial. Seandainya aku membawa jaketku.

Kami terus berjalan menelusuri bangunan tua yang telah dimakan usia ini. Semakin ke dalam, semakin dingin hawanya dan tidak mengenakan. Leherku rasanya seperti tercekik.

"Huda, kurasa kita harus kembali kemudian datang kembali dengan perlengkapan.." usulku mulai tidak enak dengan keadaan.

"Baiklah. Ay---"

Huda menghilang pada saat aku mengalihkan pandanganku ke lain.

"Cepat sekali?!" batinku terkejut.

"Wah~~Wah~~lihat siapa yang datang??!" seru suara seorang wanita.

Tidak lama kemudian seorang wanita setengah kelelawar terbang mendarat di depanku. Tubuhnya memiliki postur seekor kelelawar tapi setengahnya adalah manusia.

Apa dia Demonic(siluman)?

"Siapa kau dan dimana Huda?" tanyaku mengangkat kertas jimatku.

"Pacarmu yang kecil itu bersama dengan temanku sekarang. Mari bermain, bocah kecil~~" jawabannya membuatku kesal.

Aku tunjukkan tekanan auraku dan membuat senyuman yang ada di bibirnya berubah menjadi seringaian.

"Menarik~~"






Huda POV

Halaman Belakang Gedung Tua. 21.12






"Ah!!" jeritku terlempar ke rerumputan.

Segara aku bangkit dan mendapati diri berada dibagian depan bangunan yang memiliki banyak rumput.

Sres...

"Siapa disana?" tanyaku waspada setelah mendengar suara rumput tergesek.

Tapi...

Sres... Sres...

Suara itu semakin cepat dan cepat.

"Keadaan gelap ini merugikanku.." cetusku.

Aku keluarkan kertas jimat dari dalam kaosku.

Light

Aku lempar ke atas jimat kertas itu, kertas jimat itu mengeluarkan cahaya biru yang terang.

"Ruang Dimensi?"

Sres...

Bersamaan dengan itu terdengar rumput yang digesek dengan sangat jelas, karena suara itu berasal dari belakangku.

Shock Staff Down

Aku hentakan cepat tongkatku ke atas tanah membuat gelombang kejut yang lumayan kuat.

Aku berlari ke depan lalu membalikkan badanku. Betapa terkejutnya diriku setelah melihat sosok yang ada di depanku.

Seekor ular dengan manik biru kristal, dan panjangnya sekitar 10meter.

Itu terlalu panjang untukku.

"Ikh..."

[1]SIHIR EKSORSIS : Bocah Terkutuk[END]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant