Chapter 1

1K 116 11
                                    

Hari ini adalah hari yang sangat panas, perjalanan pulang pun menjadi sangat extrem bagi para pelajar sekolah. Seperti Sehun yang... sedang tidak beruntung, karena mobil yang seharusnya dia bawa sedang masuk bengkel dan ia harus bejalan kaki sejauh 4 km bersama sahabatnya, Yoona.

"Sehun-ah, aku haus." Pemuda dengan tampang tembok alias datar itu tidak menggubris perkataan Yoona, ia hanya terus berjalan dengan batinnya yang sedang sibuk memotivasi, menahan diri untuk tidak pingsan dijalan karena dehidrasi.

"Sehun! Sehun!", ujar Yoona sambil menepukkan lengan sahabatnya itu.

"Hm", jawab Sehun dengan malas.

"Lihatlah ada harta karun!." Sehun mengangkat sebelah alisnya. Apa hawa panas ini membuat temannya itu berhalusinasi?

"Ada mesin penjual minum! ayo kita beli minuman itu, Hun-ah!" Sehun langsung menoleh kesana-kemari begitu mendengar kata 'minum', tubuhnya sangat membutuhkan cairan.

"Dimana? dimana mesin itu?"

"Di sana!," jawab Yoona dengan tangan yang menunjuk ke arah mesin yang dimaksud, "Ayo kita kesana!",  lanjutnya riang seraya menarik lengan Sehun untuk berlari.

Sesampainya mereka disana, Sehun langsung dengan sigap memasukkan uangnya ke dalam mesin minuman itu dan memilih minuman isotonik sebagai penolongnya. Pilihan cerdas ditengah kondisi tubuh yang dehidrasi.

"Omo! uangku taruh dimana ya?." Sehun tidak menggubrisnya, ia hanya menatap gadis itu seraya menengguk minumannya.

"Aish, aku lupa kalau uangku kan sudah kubelikan tteobokki tadi." Ucap Yoona lesu yang diikuti helaan nafas berat. Sehun adalah pemuda yang baik dan cerdas, ia merogoh kantung sakunya dan menjejalkan sedikit uangnya kepada Yoona.

"Pakailah uangku, aku tidak mau melihat muka kasihanmu yang menggelikan itu," ucapnya beralasan.

"Sungguh?"

"Hm.." Sahut Sehun singkat, dan ia kembali menengguk kembali minumannya.

"Gomawo, Sehunnie~"

GLUK!

Ia hampir tersedak ketika mendengar ucapan manis itu. Tunggu, apakah ia tidak salah lihat? wajah macam apa yang dilihatnya tadi? mata bulatnya yang berbinar? Semburat merah? Pipinya yang menggembung? Senyuman manis? - ekh?! darimana kata 'manis' tadi?! Oh tidak, tidak. Sehun harus melupakannya. Harus.

"Sehun! Sehun!", Sehun menoleh, wajahnya terlihat pucat dan Yoona tidak menyadarinya.

"Uangnya aku belikan minuman semua ya?"

Pria datar itu hanya menganggukan kepalanya.

"Hmm, dia pasti senang aku belikan minuman. Apalagi, minuman ini dibelikan olehmu. Dia kan 'menyukaimu', Sehun."

'Siapa?', ingin sekali ia bertanya seperti itu, namun apalahdaya, tenggorokannya belum berfungsi dengan normal ditambah gensi seorang Oh Sehun yang setinggi langit. Apalagi, untuk menanyakan sesuatu hal yang tabu seperti itu. Hell, No!
Err lalu, bagaimana jika seorang Oh Sehun sedang - sangat - membutuhkan kamar kecil di tempat asing? apa gengsi masih berlaku? Ah, lupakan saja.

Setelah Yoona selesai membeli minuman, mereka pun kembali melanjutkan perjalanan pulang. Karena Sehun masih terlalu penasaran dengan dia yang disebut-sebut oleh Yoona. Ia akhirnya memutuskan untuk membututi sahabat semata wayangnya itu ke suatu taman, untuk bertemu dengan dia.

Yoona memainkan minuman kaleng isotonik yang ia sisakan untuk dia, "Molly~ Sehun membelikanmu sesuatu untukmu~!", ujarnya seraya mengedarkan pandangannya.

'jadi namanya Molly? eh tapi, nama macam apa itu?', pikir Sehun.

Sehun pun ikut mengedarkan mata elangnya ke segala arah, membantu Yoona mencari seseorang yang bernama Molly itu. Namun, beberapa saat kemudian, ia merasa tidak nyaman pada kakinya. Sehun pun menunduk dan mendapati seekor kucing yang bewarna coklat terang itu sedang memainkan ujung celananya.

"Molly! kau rupanya sudah membututi Sehun sedari tadi, eoh?", ujar Yoona. Kemudian gadis itu meraup kucing yang berada di dekat Sehun dan mengelus kepalanya.

'Eh? itu?'

"kau masih ingatkan kucing yang membututimu saat musim dingin itu? ini dia! Sudah besar bukan? berhubung dia berjenis kelamin wanita, jadi dia kuberi nama Molly saja." Jelas Yoona seraya menunjukkan Molly lebih dekat pada Sehun.

Oh, jadi, Dia yang menyukainya atau lebih tepatnya Sehun adalah seekor KUCING BETINA?

"Meong~!"

Sehun merasa sangat bodoh dan konyol sesaat.

Yoona menurunkan Molly dari gendongannya, "Ini, aku dan Sehun membelikan minuman untukmu, Molly~", ucapnya seraya membuka minuman dalam kaleng itu.

"Tunggu, Yoona..."

"Ne?"

"Jadi, minuman itu untuk... kucing ini?", tanya Sehun dengan tatapan tak percayanya.

Gadis itu hanya mengangguk polos.

Sehun sedikit mengambil nafasnya sebelum berbicara, "Asal kau tahu - dan seharusya kau tahu, kucing tidak minum dengan minuman isotonik, Yoong." Jelasnya masih berusaha menahan sabar, plus menjaga imej cool-nya.

Yoona mengedipkan matanya, "Eh? jadi ini minuman isotonik? bukan air putih?"

Dan akhirnya Sehun memukul dahinya keras.

.

.

.

TBC.-


mimpi apa kau nak, punya sahabat yang tidak bisa membedakan mana minuman isotonik mana air putih :")

Gimana gaje kan? heu heu

maapkeun kalo masih pendek, masih pemula soalnya wkwk

Oke, terima kasih dari saya yang sudah membaca cerita ini :))))
Jangan lupa ya guys voment nya :***

Bonus foto suami aku untuk kalian~

eheu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Friend? Maybe?Where stories live. Discover now