PROLOG

26 8 5
                                    

"MORNING sumprit."

Prita yang berjalan menuju perpustakaan itu sejenak berhenti. Matanya melotot sebentar. Kemudian kembali tersenyum dengan manisnya.

"Pagi juga, KADAL," sapa balik Prita kepada si Kapten Futsal. Membuat Cowok bernama Daniar Perwira itu menjadi bahan olokan teman-temannya.

Di ujung koridor, Prita tersenyum puas. Ini masih pagi, dan ketua geng penyamun sekolah itu dengan tampang tidak tahu malu lagi-lagi mengganggunya.

"Eitsh, tunggu dulu dong Sumprit." Prita merasa gondok. Apa sih, maunya si kampret ini? Apa gak puas, setelah berperilaku kurang ajar kepada Prita tiga hari yang lalu?

"Apa? Waktu gue terbatas. Kalo lama, mending lo kirim aja keluh kesah lo di e-mail eskul Fotografi sekolah." Prita memberi selembaran brosur iklan kepada Daniar. Yang sebenarnya, akan ia bagikan kepada siswa-siswi baru di kelas 10.

Daniar menyeringai jahil. "Ya berhubung lo ketuanya, kenapa lo gak kasih nomor hape lo aja, Prit?"

Prita melongo. Apa sih, maksud si Kadal buntung ini? Nomor hape? Gila ya?

"Maksudnya? Lo minta nomor hape gue, gitu?" Tanya Prita dengan nada merendahkan. "Tapi sori, nomor gue gak gue bagi untuk makhluk astral macam lo!"

Daniar terkikik geli. Kayaknya, si Bidadari SMA Lintang Utara ini jadi salah paham. Bisa jadi, lagi gagal fokus karena digodain sama Si Kapten Futsal yang ganteng dan menawan ini.

"Bukan gue," celetuk Daniar. Cowok pemilik cekungan di kedua sisi pipinya itu berputar. Tangannya merentang lebar-lebar ke depan. Membuat Prita otomatis ikut menoleh.

"Si Dito yang minta."

Prita hampir saja menggetok kepala Daniar dengan selembaran yang ada digenggamannya. Kalau Prita tidak ingat bagaimana kerja kerasnya dan teman-teman se-eskul. Gak lagi deh, Prita mau berurusan dengan orang yang kerjaannya cuma ngerumpi dan makan kacang goreng di kantin.

"Oh, bagus lah." Prita membenarkan tatanan poninya yang agak berantakan. "Ketimbang lo, KADAL BUNTUNG yang hobinya godain anak tetangga! Basi!"

Daniar mengedihkan kedua bahunya tak peduli. Disertai sorak-sorakan teman-teman  Daniar dari bangku kantin. Dan ditinggalkan satu wanita seperti ini memang sudah biasa. Apa lagi Cewek modal tampang seperti Prita itu banyak. Tapi yang cerewet dan ngegemesin seperti Prita itu yang jarang.

————————————————

Ini cerita pertamaku. Maaf kalau banyak typo atau kesalahan menulis lainnya. Maaf, karena saya masih amatir dan butuh belajar lagi sama yang sudah senior.

Semoga reader menikmati alur ceritanya ya^^ dan gak bosan-bosan memberi masukan yang membangun untuk saya dan para penulis lain.

Selamat membaca semuanya^^

KOTABARU, 02 MARET 2017

PepermintTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang