#1

460 18 3
                                    

Namaku Aimee. Usiaku 10th. Aku bernyanyi setiap malam. Ditemani dengan hembusan angin malam yang memecahkan keheningan...

●●●

Aku Alena Carlise. Usiaku 25th. Aku tinggal di Michigan untuk bekerja. Ibu dan ayahku di Toronto bersama pamanku.

Aku berlari kearah kedai kopi yang tak jauh dari tempat kerjaku. Malam itu menunjukkan pukul 9 malam, gerimis turun. Jalan-jalan sudah sepi karena banyak orang yang memilih menghangatkan tubuh didalam rumah. Dan aku baru saja pulang dari kantorku. Kebetulan malam itu aku tidak lembur. Kedai kopi diseberang sana menjadi tempatku menghangatkan tubuh.
Aku masuk kedalam kedai itu dan memesan kopi. Seorang ibu-ibu gendut berambut keriting yang melayaniku. Ia tersenyum padaku. Kedai ini sudah menjadi langgananku.
Aku duduk dikursi dekat jendela. Kupandang kearah luar jendela. Makin lama, hujan makin deras. Beberapa orang diluar sana berlari-lari mencari tempat berteduh. Tak lama seorang pelayan mengantarkan pesananku.

Kring...kringg..kringg.. ponselku berbunyi. Kulirik ponselku. Ternyata itu adalah telefon dari Reynand, tunanganku.

"Halo". Kataku.
"Kau dimana?". Tanyanya.
"Kedai kopi seberang.".
"Akan kujemput. Hujan deras, kan?".
"Oke".
Dia pun menutup telefonnya. Aku meminum kopiku. Cukup menghangatkanku malam ini. Setengah jam aku menunggu Rey disana. Kedai kopi itu juga hendak tutup. Ibu pemilik kedai tengah membereskan peralatannya.
Tak lama kemudian Rey datang. Ia keluar dari mobilnya dan berlari kecil menuju kedai. Aku berdiri dari dudukku menghampirinya.
"Kau benar-benar menjemputku ya". Ujarku tersenyum jahil.
Ia tersenyum padaku. Setelah aku membayar pesananku, kami pun berlalu dari situ.
Diperjalanan hujan semakin deras. Akhirnya aku sampai dirumah dengan diantar Rey. Aku tinggal sendiri disini. Kadang Rey datang menemaniku. Kurasa dia akan menginap malam ini.
Untung saja Rey memilih menginap malam ini, karena entahlah.. malam itu terasa mencekam sekali. Kami pun bergegas masuk kedalam rumah.

Aku tengah sibuk melepaskan sepatuku. Membereskan tasku. Rey menuju kearah bar kecil didekat ruang tamu. Ia menuangkan minuman digelas. Diteguknya tandas minuman itu.

Aku masuk kedalam kamar mandi. Air hangat membasuh tubuhku. Tiba-tiba aku dikagetkan dengan suara dering telefon dari kamarku. Aku menoleh kearah suara telefon itu. Telefon itu tetap berdering. Kemana Rey? Kenapa dia tidak menjawab telefon itu?
"Rey!". Teriakku. Tidak ada jawaban. Anehnya, telefon itu tetap berdering berkali-kali. Dan suaranya semakin nyaring terdengar. padahal tidak dijawab.
Rey kemana!?
Aku bergegas mengeringkan badanku. Perlahan kubuka pintu kamar mandi. Kulihat kearah tempat tidur, ternyata Rey tengah tidur. Pantas saja aku memanggilnya daritadi dia tak menyahut. Aku menghela nafas panjang. Aku beranjak kearah meja telefon. Kuangkat telefon itu.
"Halo...". Kataku.
Tidak ada suara disana. Hanya suara hembusan angin. Siapa orang yg menelefon malam-malam begini? Aku tetap terhubung dengan telefon itu. Sampai akhirnya tak ada jawaban pun disana, aku menutup telefonnya. Mungkin hanya orang iseng saja, pikirku.

●●●

AimeeWhere stories live. Discover now