Sialnya, disini aku mulai membenci tiap detik kehidupanku.
Ketika hujan turun di hari ke dua puluh bulan April.
Detik kehidupanku seakan berhenti, ketika kedua netraku yang dulu kau kagumi, menjadi netra hitam yang penuh akan kesakitan, Baek.
Ketika saat itu pula, netra hitamku menangkap siluet canda tawa itu, canda tawaku tergantikan oleh perempuan itu, kan Baek?
Seakan - akan, detakan jantungmu yang dulunya untukku, sekarang berubah.
