Monumen pancasila sakti

928 10 2
                                    

Sabtu siang niatnya mau ke puncak. Namun gagal. Bosan di rumah. Ingin keluar jalan gitu. Tapi nggak ada temen...

Sejak lama aku ingin sekali ke pondok gede,momumen pancasila sakti (lubang buaya) , sudah pernah sebenernya kesana. Tapi ada 1 kotak kaca yang aku lewatkan,karena pacarku yang dulu menutup mataku dan membawaku menjauh dari tempat itu. Ketika aku berusaha berbalik arah dan lari melihatnya,namun tanganku kembali di tarik.. Jadi sampai saat ini aku penasaran.

Kebetulan sekali pacarku yang sekarang mau dan tidak menolak saat aku ajak kesana. Dia setuju dan menjemputku.

***

Htm 15.000 untuk 2 orang,2tiket masuk dan 1 sticker. Kami parkir,dan tak sabar aku ingin masuk...

Kami melihat semua miniatur yang ada di Museum Penghianatan PKI (Komunis). Tak ada satupun yang terlewatkan di lorong dan ruang ini. Di ruang ini cukup ramai,karena ada beberapa kelompok study tour yang masuk bersamaan bersama kami.
Ketika sepi pacarku memeluk dan mencium keningku. Namun aku segera menepis. Karena aku tidak ingin dia merasakan akibat dari perbuatan yang tidak sopan di sini. Dulu,pacarku juga memeluk dan mencium keningku,lalu aku merasakan hal janggal,dan melihat seluruh penghuni di ruangan ini berkumpul ingin mengepung kami. So,aku tidak ingin hal itu terjadi lagi.

Kami naik ke lantai selanjutnya. Baru masuk ruangan ini saja sudah berasa panas dan engapnya ruangan ini. Ada beberapa aktivitas yang kulihat di ruangan ini.

Dari awal saja aku sudah merasa tidak nyaman. Buru-buru aku cari pintu keluar. Dan meninggalkan pacarku di belakang sana.
Tak lama ia menyusul.

Kami berjalan di jembatan yang persis seperti JPO di jalan raya sana. Menuju ruang selanjutnya.

Ruang ini lebih nyaman. Adem,dan banyak cahaya masuk dari berbagai sisi yang terpasang jendela kaca besar.

Akhirnya.... Aku melihat apa yang ingin aku lihat.

*ps: ini memang bukan patung yang ada di monumen pancasila sakti. Tapi sama persis ko.

Pajangan patung dalam kaca ini yang aku incar. Pantas saja dulu aku dilarang untuk melihatnya.
Ketika aku baru melihat sebagian,ada perempuan yang memakai daster putih berbalik arah ,wajahnya putih pucat,ada beberapa luka di wajahnya,ada darah mengalir dari kening sebelah kanan,daster putihnya berlumuran darah,ekspresi wajahnya terlihat marah dan ingin menyergapku. Reflex aku memutar badan dan sedikit berteriak..

"Akhhh"
"Kamu kenapa dek?" tanya pacarku yang sedikit khawatir.
"Gpp. Yuk lanjut" perlahan aku melangkah lagi dan melihat jelas apa yg tadi belum ku lihat jelas dan itu adalah patung istri Jendral Nasution,sedang menggendong anak jendral Nasution yaitu Ade Irma Suryani Nasution,dan Jendral Nasution yang sedang melompati tembok kediaman duta besar Irak untuk menyelamatkan diri dari penculikan komunis PKI.

Sosok perempuan yang aku lihat tadi keluar dari patung istri Jendral Nasution.
Aku rasa itu jin yang menyerupai istri Jendra Nasution.

Tap.. Tap... Tap...

Ada beberapa tangga untuk turun namun di tutup, aku melihat ke arah bawah,dan semua mata tertuju padaku,seperti buaya yang sedang kelaparan melihat mangsanya. Mereka seperti siap menyergap jika ada yang turun kebawah,aku rasa tangga itu di tutup karena terlalu angker untuk dilewati. Tapi entahlah. Yang ku lihat seperti itu..

Kami terus melangkah,dan memasuki ruang penyimpanan baju dan barang-barang. Pacarku misah dari tempat dimana aku berdiri. Entah dia di sebelah mana.

Jangan Baca SENDIRIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang