All For You Part II

4 0 0
                                    

#D-30

Kimmy melangkahkan kakinya dengan kecepatan yang pasti. Ia membiarkan topi hitam polosnya hampir menutupi kedua matanya dan masker hitam yang menutupi mulutnya tergantung di antara kedua daun telinganya saat membuang arah pandangnya ke sekelilingnya. Kimmy mendongakkan kepalanya didepan pintu membaca tulisan 'Studio Rekaman' sebelum menyentuh kenop pintu dan membukanya perlahan.

"Kang sunbae, dimana Alex?" tanya Kimmy berbisik dengan hanya kepalanya saja yang muncul disela pintu yang terbuka ketika melihat seorang perempuan yang ia kenal sedang duduk di pojok ruangan kecil itu.

"dia sedang keluar. Tunggulah sebentar lagi" jawab senior itu ke arah Kimmy dan kembali sibuk dengan ponselnya.

"baiklah" ucap Kimmy melangkah masuk ke dalam studio rekaman itu dan menutup pintu dibelakangnya. Hanya ada 4 orang, termasuk dirinya di dalam studio itu. Kakak senior yang baru saja berbicara dengannya sedang duduk di sofa pendek di pojok ruangan yang hanya beberapa langkah dari tempatnya berdiri, seorang laki-laki yang mungkin juga seniornya sedang duduk membelakanginya menghadap meja kontrol tak jauh darinya yang lebih memilih untuk tak menganggap keberadaannya lalu seorang laki-laki yang berdiri menyandar di dinding ruangan satu arah dengan tempatnya berdiri. Laki-laki itu mungkin tak mendengar ucapannya barusan karena ia berada di balik kaca besar yang menjadi pembatas antara tempat meja kontrol dengan tempat bernyanyi untuk mereka yang hendak merekam lagu. Kimmy melihat laki-laki itu tampak serius dengan ponsel di tangannya. Ia terkesiap saat tiba-tiba laki-laki itu bernyanyi mengeluarkan suara yang enak di dengar dengan di posisi yang sama.

// What Can I do

I don't know how to find myself

Can't move on until I find myself

eotteoke haeya haneun geonji

ajikdo jal moreugesseo

dasi doragal naui moseubi duryeowoseo inji

geuge animyeon doraseoge doel ne moseubi geomnaseoinji //

Kini ia mendengar suara yang tak asing di telinganya. Ia mengenali suara itu. Suara yang telah membuat hatinya terkesima kemarin lusa. Suara yang membuatnya jatuh cinta saat itu juga. Kimmy terdiam memandang laki-laki berkaos pendek hitam polos itu di depannya. Meskipun laki-laki itu tidak sedang berada di depan alat perekam suara, ia masih dapat mendengar dengan sangat jelas suara besar bernada tinggi yang menjadi bagian kesukaan di telinganya itu. Lagu sedih yang di bawakan laki-laki itu ia dengarkan dengan hati-hati. Ia menyukai lagu itu. Suara dan lagu baru yang berhasil mencuri hatinya dalam sekejap tanpa ia tahu siapa di balik itu semua. Kimmy dibuat terkesima untuk kedua kalinya.

"kau disini? Ayo diluar saja" ucap Alex muncul dari balik pintu di belakang Kimmy tiba-tiba membuyarkan pandangannya. Kimmy berbalik dan mengikuti Alex di depannya keluar dari studio rekaman meninggalkan laki-laki yang masih bernyanyi itu tanpa merasa terganggu.

"terima kasih telah meminjamkanku ponselmu" ucap Alex berdiri di depan Kimmy menyerahkan ponsel gadis itu.

"bukan apa-apa. Apa yang kau lakukan dengan ponselku?" tanya Kimmy menyipit menerima ponselnya. Hanya Alex yang bisa membuat Kimmy tak memegang ponselnya yang sudah menjadi kebiasaan gadis itu setiap hari. Ia tak bisa jauh dari benda kecil itu dan ia tak bisa melawan ucapan Alex ketika laki-laki itu membutuhkan bantuannya.

"tidak ada. Hanya menambahkan lagu di playlist mu. Kau akan menyukainya" Alex tersenyum menggoda.

"aku akan menghabisimu jika kau macam-macam dengan milikku" ancam Kimmy menolak senyuman Alex. Ia sudah terbiasa dengan keisengan Alex, satu-satunya sahabat yang ia miliki selama menjadi mahasiswa di universitasnya itu. Alex adalah mahasiswa seni di bidang musik. Ia tergolong sebagai mahasiswa musik yang dapat bernyanyi. Suaranya cukup layak untuk di dengar namun ia lebih memilih untuk menjadi produser musik nantinya. Ia mahir dalam menciptakan lagu maka tak heran jika tempatnya bersarang sehari-hari adalah di studio rekaman tempat dimana Kimmy tak ingin berlama-lama menghabiskan waktu di dalamnya. Kimmy tak begitu punya banyak kenalan mahasiswa musik, meskipun ia menyukai proses membuat musik tapi bukan berarti ia dengan cepat menyukai tempat itu. ia hanya akan berada di studio rekaman jika ada urusan dnegan Alex. Tapi bukan Alex namanya jika tidak memanfaatkan ketidak sukaan Kimmy menjadi kesenangannya. Kimmy pernah dibuat mati bosan di dalam studio karena Alex menyuruhnya menunggu dan berjanji untuk membantunya setelah itu. Mereka begitu mengenal satu sama lain dengan baik.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 16, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

All For YouWhere stories live. Discover now