Malam telah berganti pagi. Sinar matahari mulai menyinari. Burung-burung bernyanyi dengan riang. Reza pergi ke sekolah dengan semangat. Di dalam benaknya ada rasa ingin membahagiakan orang tuanya. Dia ingin sekali membuktikan ke orang tuanya bahwa dia bukan anak yang bodoh, anak yang tidak memiliki prestasi. Reza pun terus berjuang dan belajar untuk meningkatkan prestasinya hingga dia dapat membanggakan orang tuanya.
Sesampainya di sekolah raut muka Reza berubah seketika setelah melihat temannya yang bernama Romy, Romy dikenal sebagai pengganggu dan pembully di sekolah. Reza termasuk korban bullying oleh Romy. Saat itu Reza dan Romy tidak sengaja berpapasan, Romy pada saat itu tiba-tiba menghadang Reza dan langsung memukulnya sampai ia tak sempat mengelak sedikitpun, hidungnya berdarah. Seketika itu pula Romy pun merampas uang Reza lalu kembali memukuli Reza hingga babak belur.
Di kelas, Reza selalu tidak konsentrasi dalam belajar karena rasa sakit akibat pukulan demi pukulan yang dilayangkan oleh Romy masih sangat terasa. Hal itu pula lah yang menjadi salah satu penyebab prestasi Reza di sekolah sangat buruk, saat Reza sedang presentasi tiba-tiba Reza dipanggil oleh guru BK untuk menemui kepala sekolah. Ketika sampai di ruang kepala sekolah, Reza dipersilahkan duduk oleh kepala sekolah “ Silahkan duduk ya nak. “ Reza pun duduk di bangku yang sudah disediakan.
Lalu Reza bertanya kepada kepala sekolah :
R : Maaf pak, ada perlu apa ya Bapak memanggil saya ke sini ?
K : Bapak turut berduka cita ya nak.
R : Turut berduka cita atas apa pak ?
K : Jadi begini za, bapak dapat informasi dari kepolisian bahwa ada kecelakaan yang memakan tiga korban jiwa.
R : Lalu, apa hubungannya dengan saya pak ?
K : Menurut data forensik dari kepolisian, salah satu korban jiwa itu adalah ayah kamu Reza.
R : Apa !? ayah tidak mungkin meninggal, ayah pasti masih hidup !
Seketika itupun Reza berlari tunggang langgang ke rumahnya untuk memastikan bahwa ayahnya masih hidup. akan tetapi, di depan rumah Reza terkibar bendera kuning tanda duka cita, Reza langsung menemui ibunnya untuk memastikan.
R : Ibu, di mana ayah ?
I : Ayahmu telah tiada nak.
R : Ibu bohong !
I : Mempermainkan kematian bukanlah hal yang baik nak.
R : *terdiam
R : *memeluk ibunya sambil menangis
I : Sudahlah nak ikhlaskan kepergian ayahmu.
R : Iya bu.
Keesokan harinya, Reza pergi ke sekolah dengan wajah yang muram. Sesampainya di sekolah Reza kembali dihadang Romy. Akan tetapi, tiba-tiba ada seseorang yang datang membantu Reza dan Reza pun berhasil lolos dari Romy pada saat itu. Tidak lama seseorang yang membantu Reza mendatanginya.
P : Hai, kamu nama kamu siapa ? kalau namaku Putra. Ngomong-ngomong kok kamu tadi diganggu orang itu ?
R : Umm, namaku Reza, senang berkenalan dengan kamu putra. Iya aku setiap hari selalu diganggu Romy.
P : Oh, nama orang itu Romy ?
R : Iya. Ngomong-ngomong kenapa tadi kamu bantu aku ?
P : Karena aku gak tega ngeliat kamu dipukulin begitu. Kamu gak kenapa-kenapa kan ?
R : Gak kok, terimakasih banyak ya Putra berkat kamu aku jadi gak babak belur lagi. Eh kamu anak baru ya ?
P : Sama-sama. Iya.
R : Oh, kamu sudah tau kelas kamu ?
P : Sudah kok, kelas 10 MIPA 2.
R : Wah, kebetulan banget itu juga kelasku, ayo biar ku antar.
P : Sip.
Setelah kejadian itu Romy tidak pernah lagi mengganggu Reza. Reza pun dapat belajar dengan tenang dan kembali meningkatkan prestasinya. Reza dan Putra pun menjadi sahabat setelah hari itu. Reza juga kembali mendapatkan senyumnya yang telah lama hilang. Reza pulang dengan wajah gembira.
Hari terus berganti Reza juga terus mengejar prestasinnya hingga ulangan kenaikan kelas yang akan dilaksanakan dua minggu lagi. Tapi, seminggu sebelum UKK ibu Reza terserang penyakit demam berdarah akut dan harus dirawat di rumah sakit. Akan tetapi, kondisi ekonomi keluarga Reza yang tergolong tidak mampu mengharuskan ibu Reza dirawat di rumah dan tidak membawannya ke rumah sakit. Tetapi itu tidak menyurutkan tekad Reza untuk membuktikan pada ibunya bahwa dia bukanlah anak yang bodoh.
Hari dilaksanakannya UKK, Reza menyiapkan barang bawaannya untuk UKK. Setelah semuanya dirasa sudah siap, Reza pergi ke sekolah dengan bersemangat dan optimis akan keberhasilannya. Setelah sampai di sekolah Reza langsung bergegas masuk ke kelas dan menunggu pengawas ujian datang. Reza mengerjakan ujian dengan santai dan tenang karena semua yang ia pelajari muncul pada soal tersebut.
Pada hari pengumuman nilai Reza mendapat ranking satu dan nilai tertinggi di sekolah serta bea siswa sebesar satu milyar. Putra dan teman- teman Reza yang lain memberi ucapan selamat kepada Reza begitupun dengan Romy, ia juga memberi selamat sekaligus meminta maaf pada Reza. Reza juga mendapat bantuan dana untuk perawatan ibunya di rumah sakit oleh sekolah.
Reza pun pulang dengan sangat gembira, sesampainya di rumah Reza langsung menceritakan semuannya pada ibunya, ibunya juga mengakui bahwa Reza adalah anak yang cerdas dan berbakti pada orang tua.
Satu minggu kemudian ibu Reza telah dinyatakan sembuh. Reza sangat senang dan Reza berjanji akan terus meningkatkan prestasinnya di masa depan.(tamat)
YOU ARE READING
Cahaya Kecil Yang Terang
Non-Fictionseorang anak miskin yang hidupnya terpuruk, ia sering dibilang bodoh karna nilainya kecil, tetapi...
