Masalah Besar Menanti

Mulai dari awal
                                    

Tiba tiba, seorang pria lewat dengan khawatirnya.
"Apakah ini ruang ICU?"
"Atas nama siapa, tuan?"
"Aku suami dari korban kecelakaan yang tadi."
"Lewat sini pak!"

Niko tidak tahan dengan tuduhan itu terus terusan.
"Ayahku bukan pembunuh!"
"Hei, anak kecil! Tidak kah kau lihat?! Dia menabrak wanita yang tidak berdaya hingga masuk ke rumah sakit. Kejahatan seperti ini memang tidak pantas untuk diampuni!"

"Niko. Sebagai seorang sahabat, aku harus membantu!"
"Tapi itu tidak sengaja!"
"Niko, sudah! Aku tahu kalau kau ingin kebenaran.", kata Miko sambil melerainya.
"Hanya karena kau punya kekuasaan, kau bisa menuduh sembarangan, begitu?!!"
"Niko..."
"Hei, anak kecil! Kau tidak lihat sendiri?! Dia telah menabrak wanita malang itu. Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri!"
"Pasti ada seseorang yang melakukan sesuatu dengan sengaja!", seru Miko
"Benar, kau pasti kalah dalam pengadilan ini! Karena apa? Kalau dia sudah siuman dan memberitahu yang sebenarnya, maka pengakuanmu itu palsu.", Niko menatap Jake dengan marahnya.
"Baik! Baiklah, kalau begitu aku tunggu pembuktiannya! Aku tunggu kau, anak kampungan!"
"Apa! Kampungan kau bilang!!! Sahabatku tidak seperti yang kau bayangkan!"
"Miko, sudahlah! Omongannya jangan terlalu digubris. Pembohong akan terlihat nantinya.", kata Niko sambil menarik tangan sahabatnya dan pergi.

"Kau dibayar berapa oleh pria itu? Dan siapa yang kau maksud?"
"Tidak akan kuberi tahu!"
"Tidak mau bilang?!", Ethan langsung memukulnya lagi.
"Hei! Kalau kau terus memukulku, kau tidak akan mendapat buktinya."
"Apa kau bilang? Hah! Aku lupa kalau kau pernah ditangkap polisi. Beginilah bagaimana polisi mengintrogasi pelaku agar mau mengaku. Jika tidak mengaku, caranya akan lebih kasar."
"Kau punya bukti apa?"
"Kau lupa ya? Beberapa jam yang lalu, kau memberiku informasi. Siapa orang yang membayarmu untuk ini?!"

Pengadilan dimulai, suasana semakin panas. Di situlah kemarahan Niko mulai membara melihat ayahnya menjadi terdakwa.
"Aku nampaknya harus bertindak.", batin Niko.
Beberapa bukti ditunjukan, Miko punya firasat buruk akan hasil pengadilannya karena ibunya Kenny masih belum sadar.

Tiba-tiba saat detik-detik penampakan bukti kedua....

BRAK!!!!

"Keberatan, Yang Mulia!!!!"
"Niko?!"
"Dimohon untuk tidak mengganggu pengadilan ini."
"Maaf, Yang Mulia. Tapi ada hal yang harus aku sampaikan tentang kejujuran."
"Kau membantah apa lagi?!! Jelas jelas dia yang menabrak wanita itu."
"Niko, sudahlah! Kita serahkan saja pada pengadilan."
"Aku hanya mau bilang kalau..."
"Kau sebaiknya tidak mengganggu! Jadi diamlah!"
"Aku pelaku kecelakaan itu!"
"Niko, apa yang kau lakukan!", bentak Dave.
"Nak, jangan bilang kalau itu dirimu! Karena yang aku lihat itu bukan kau!", Niko hanya diam.
"Kau kan tadi sedang bersamaku? Itu tidak mungkin!"
"Miko, aku punya rencana. Percayalah!", bisik Niko.
"Tapi..."
"Sudah, semuanya akan baik nantinya."
"Dengar, nak! Dia lah yang menabrak wanita itu."
"Tapi aku mendorongnya agar tertabrak.", kata Niko sambil menaikan alisnya.
"Niko! Itu bukan dirimu, aku lihat sendiri. Kalaupun itu kau, pasti tidak disengaja."
"Aku sengaja! Aku melakukan ini karena waktu itu aku sedang marah pada temanku."
"Niko! Cukup! Kalau kau begini terus, bagaimana sekolahmu nanti?!", bentak Dave dan Niko hanya diam.
"Pak, bagaimana keputusannya?", tanya hakim anggota.
"Sementara anak itu dikurung beberapa hari dulu. Besok, kita mengadakan sidang lagi.", jawab hakim ketua.
"Siap pak!"
"Baiklah! Sidang hari ini ditutup dan dilanjutkan besok.", kata hakim ketuan kemudian mengetok palunya.
"Nak, ikutlah denganku!"
"Baiklah...."
"Niko! Jangan tinggalkan aku!"
"Tidak apa apa. Aku ada rencana. Biar Ethan yang mengurusnya."
"Ayo, nak!"
"Apa boleh aku menyimpan ponselku?"
"Kenapa tidak?", kata seorang polisi.

"Niko, apa yang kau lakukan?!"
"Iya, nak! Bagaimana sekolahmu? Susah payah kita bisa menyekolahkanmu!"
"Apa gunanya sekolah, bila tidak ada yang mendukungku?"
"Apa yang kurang, Niko? Biaya sudah bisa tercukupi, apa lagi yang kurang?! Hah!!"
"Apa kalian tega? Membiarkanku terpuruk akibat kalian tidak bersamaku?! Ini semua untuk kalian! Bernafas saja tidak bisa, apalagi bersekolah!!", teriak Niko menangis.
"Dave...", Dave tetap saja panik melihat anaknya terkurung di dalam penjara.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 19, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FadedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang