Prolog

355 26 8
                                    

Mereka yang berkorban adalah mereka yang berjiwa ksatria.


Amsterdam, Tahun 2119

Malam ini hujan turun menjadi saksi dari dua orang gadis yang tengah menatap satu sama lain. Gadis berambut hitam di kuncir kuda itu memegang sniper miliknya dengan gemetar, air matanya turun dengan deras ketika senyuman terus merekah dibibir gadis berambut pirang yang sedang berdiri di hadapannya. 

Di sekeliling mereka berkumpul sepuluh pria yang tertawa penuh kemenangan. Salah satu dari sepuluh pria itu duduk dengan kaki bersilang, wajahnya tidak terlihat karena topeng menutupi keseluruhan wajahnya. Hanya mata cokelat gelap yang menyiratkan rasa senang saja yang terlihat, serta tawanya yang membahana.

"Cepat lakukan! Atau tidak akan ada yang selamat di antara kalian berdua," serunya dengan suara yang keras.

Gadis berambut pirang itu menutup matanya pelan. "Lakukanlah, Di. Izinkan aku mati di tanganmu sebagai pejuang, bukan pengecut."

"Haru-nee," panggil gadis berambut hitam dengan serak. Dia menggeleng keras, ia tak mungkin membunuh orang yang sudah ia anggap sebagai kakaknya. Haru adalah guru, sahabat, dan kakak baginya.

Haru mengangkat tangan kanannya. Jari jempol dan telunjuknya teracung keatas, jari lainnya mengepal. Gadis berambut hitam menggigit bibir bawahnya, tanda itu adalah simbol kelompok mereka. Kelompok Revolusi Dunia. Itu berarti Haru benar-benar serius menginginkan kematian ditangannya, menjaga kehormatan sebagai salah satu pejuang Revolusi Dunia.

Fadey atau Di, mengambil langkah mundur. Menciptakan jarak yang cukup jauh dari tempat Haru berdiri dan masih mengangkat tangan kanannya. Fadey bersiap seperti biasa, mengambil posisi sniper. Tangan kirinya menahan dorongan senjata, tepat di bahu kanannya. Mata biru Fadey membidik Haru lewat senjatanya. CheyTac M200 adalah senjata sniper paling mematikan, mampu menjangkau target dengan jarak 1,4 mil. Senjata itulah yang menjadi kebanggan Fadey.

Namun senjata itu kini justru menjadi senjata yang akan membunuh Haru. 

Napas Fadey memburu. Jari telunjuknya sudah siap menekan pelatuk dan melontarkan timah panas tepat ke jantung Haru. Sekali lagi, untuk yang terakhir kalinya, Fadey menatap mata hijau Haru dengan sendu. Sebuah kalimat terucap dari mulut Haru diikuti bunyi desingan peluru yang keluar dari senjata Fadey.

"Selamat tinggal, my shadow sniper. Tell him, i love him until the end."

Mata hijau itu tertutup, tubuhnya meluruh ke tanah diikuti raungan keras Fadey. Dua peluru ia lesatkan dengan cepat kearah jantung Haru. Ia menginginkan kematian Haru dengan cepat agar Haru tidak perlu merasakan sakit. Si pria bertopeng tertawa antusias seraya berdiri dan bertepuk tangan.

Tatapannya beralih dari tubuh Haru kearah Fadey yang sudah berdiri dengan tatapan membunuh. Melihat itu, para pria yang merupakan Guardian America langsung bersiaga seraya menunggu perintah dari pria bertopeng. Tawa sarkastis ia berikan sebagai respon dari kata-kata Fadey.

"Aku akan membalas ini suatu hari nanti, Kazama!" 

"Ingin membalas? Kapan?" 

Pria bertopeng itu memberikan kode. "Ringkus dia! Dan selamat datang di Guardian America, Fadey Ver Sagan."

"Ap-"

Lima peluru bius tertancap di bahu, dada, serta perut Fadey. Gadis itu mendesis tajam kearah Kazama. Walaupun wajahnya tertutup, tapi Fadey tahu jika pria itu tengah menyeringai ke arahnya.

"Sialan!"

Mata biru itu tertutup sempurna tepat di sebelah senjata kebanggannya. Kazama menatap dingin dan kejam kearah tubuh Fadey yang tengah di borgol. Byerot mendekati pemimpinnya itu dengan heran.

"Kenapa kita tidak membunuhnya? Bukankah hadiah untuk kepalanya jauh lebih besar daripada sniper itu," katanya seraya menunjuk jasad Haru.

Kazama membalikkan badannya. "Membawa seekor singa lebih menguntungkan daripada membawa tumpukan uang."

Byerot menatap kepergian Kazama dengan pikiran yang jauh lebih bingung dengan yang sebelumnya. Pemimpin mereka di GA00--Kazama--memang orang yang sulit ditebak. Pria itu sangat licin dengan rencana licik yang tak bisa diperkirakan oleh siapapun.

Karena itulah ia menjadi orang yang dihormati di Amerika serta yang paling ditakuti oleh kelompok-kelompok di dunia. Amerika sendiri tidak peduli dengan Kazama yang berasal dari Asia. Yang mereka lihat adalah kemampuan, kesetiaan serta hasil. Lihat saja, dia mampu menangkap dua sniper perempuan yang paling di takuti sekaligus yang sangat sulit ditangkap dalam lima tahun terakhir ini. Setidaknya Kazama bisa mendapatkan uang yang cukup banyak dari kematian Haru yang akan ia serahkan pada para petinggi Amerika.

Fadey? Gadis itu akan menjadi hiburan sekaligus mainan Kazama untuk menghancurkan kelompok Revolusi Dunia. Karena Fadey merupakan salah satu punggung utama ROF.


         *****


Hai, cerita baru lagi nih. Sebenarnya cerita ini udah lama, tapi gue unpublish dan sekarang gue publish lagi dengan cerita yang agak berbeda. Yah walaupun judulnya sama wkwk.


Di tunggu vomment nya^^


Minggu, 5 Februari 2017


Shadow Sniper [SS]


Putri Albaar

Shadow Sniper [Revolution]Where stories live. Discover now