"Nurse Diary" - Bagian satu [The Capping Ceremony]

2.9K 260 12
                                    

Pagi ini udara cukup bersahabat membuat senyum senang mengembang di bibir (Namakamu) yang sekarang sedang berjalan untuk makan siang. Setiap langkah yang diambilnya terkesan santai namun bersemangat, saat sedang melangkah seorang diri tiba-tiba dari belakang ada yang menepuk pundaknya membuat (Namakamu) menoleh dan menggeleng saat melihat Steffie tercengir tanpa rasa bersalah karena telah mengagetkan (Namakamu).

"Besok hari The capping ceremony nggak sabar rasanya buat pakai topi suster yang super indah itu!" ucap Steffie sangat bersemangat.

"Iya, aku juga nggak sabar buat nyambut hari itu. Makanya hari ini kita harus persiapkan semuanya matang-matang Steff, kita harus makan tepat waktu supaya kita nggak sakit. Tahu sendirikan kalau kita sakit kita nggak boleh hadir di acara yang diadai sekali seumur hidup itu untuk para calon suster, hufh..." ucap (Namakamu) diakhiri helaan napas.

Steffie mengangguk. "Yaudah kita makan siang bareng yaaa! kebetulan aku bawa bekal Onigiri, maukan?" ajak Steffie ditanggapi anggukan oleh (Namakamu).

Mereka berdua akhirnya sampai ke tempat makan siang, disini banyak sekali siswi yang membicarakan masalah hari kelulusan besok.

Saat sedang asik makan siang tiba-tiba ibu Yoriko datang memanggil (Namakamu). Kedatangan ibu Yoriko tentu membuat suasana menjadi hening seketika. (Namakamu) berjalan mendekati ibu Yoriko dengan mulut yang masih penuh dengan makanan, melihat hal tersebut membuat ibu Yoriko menggeleng dengan wajah masam.

"(Namakamu), ibu ingin kamu bantu persiapan untuk hari kelulusan besok. Kamu tolong ambilkan kotak lilin yang ada di ruangan bawah, setelah itu bawa semua kotak lilinnya ke aula kelulusan."

Perintah ibu Yoriko tentu saja tidak mungkin (Namakamu) tolak. (Namakamu) mengangguk patuh seraya membungkukkan badannya sedikit saat ibu Yoriko mulai beranjak pergi. Sejujurnya (Namakamu) kesal karena selalu saja ia yang dipanggil untuk urusan seperti ini.

(Namakamu) kembali ke mejanya untuk menengguk air minumnya dan pergi meninggalkan tempat makan siang, (Namakamu) bahkan tidak bicara apa-apa pada Steffie yang sekarang berhenti mengunyah.

Mata Steffie terus menatap punggung (Namakamu) hingga benar-benar lenyap dari balik pintu. Kasihan sekali (Namakamu)...batin Steffie.

**

Banyak sekali barang-barang kedokteran di ruangan ini. (Namakamu) menatap keseliling ruangan dengan tatapan tak biasa, selanjutnya mata (Namakamu) mulai mencari-cari kotak lilin yang ibu Yoriko bilang. Tidak butuh waktu lama untuk mencarinya, (Namakamu) tersenyum melihat kotak lilin yang berada disusunan rak yang cukup tinggi. (Namakamu) berjinjit, tangannya mencoba menggapai kotak lilin itu namun tidak bisa. Sekali lagi (Namakamu) mencoba menggapainnya dan kali ini dengan cara melompat, hingga....

Prang! kotak lilin itu jatuh dan lilin-lilinnya berhamparan kesetiap tempat. (Namakamu) yang posisinya terjatuh sekarang membulatkan mata terkejut dengan apa yang telah ia lakukan. Keterkejutan (Namakamu) bertambah saat melihat ada beberapa lilin yang patah dan tentu tidak bisa digunakan lagi. (Namakamu) mendengus setelah itu cepat-cepat memunguti lilin-lilin itu dan memasukkannya kembali ke dalam kotak. Tamatlah riwayatnya jika ibu Yoriko tahun jika banyak lilin yang rusak karena ulah ceroboh (Namakamu), mungkin saja (Namakamu) tidak diijinkan mengikuti hari kelulusan besok.

"Gimana nih?!" ucap (Namakamu) panik. (Namakamu) menatap kesekelilingnya yang sangat sepi, namun tiba-tiba saja (Namakamu) merinding saat telingannya mendengar suara derap langkah seseorang. (Namakamu) mencoba untuk bersembunyi, tapi kalah cepat karena orang itu sudah melihatnya.

"(Namakamu)?" orang itu mengernyit menatap (Namakamu) yang tercengir dan terlihat sangat ketakutan.

"Ah..Salsha-san.." (Namakamu) mencoba untuk bersikap tenang, bibirnya masih menunjukan cengiran. Salsha yang melihatnya menggeleng lalu mendekati (Namakamu) dengan langkah santai.

Nurse DiaryWhere stories live. Discover now