Part 1

16 0 0
                                    

Tiffany melangkahkan kakinya ke dalam kamar berukuran sedang berwarna putih dengan corak hitam dan pink menghiasi kamarnya. Kasur yang berukuran single bed dengan warna senada terlihat ketika memasuki kamar yang di harumi bau lavender tersebut. Wangi dan warna yang selalu Tiffany sukai. Tiffany meletakkan sepatu highheels-nya yang berwarna putih ke dalam wardrobe dan melangkahkan kakinya ke atas kasur kesayangannya. Dirinya ingin tidur sebentar setelah melakukan operasi selama kurang lebih tiga jam. Tugasnya sebagai dokter bedah membuat waktu tidurnya kian menipis, di tambah lagi banyak seniornya yang selalu meminta dirinya menggantikan tugas mereka dengan alasan keperluan pribadi. Terkadang Tiffany mengeluh, tapi tidak bisa berbuat banyak. Sebagai satu-satunya junior dokter bedah di Rumah Sakit Internasional Seoul, dirinya terpaksa menuruti kemauan seniornya dengan lapang dada.

"Kau sudah pulang ?"

Tiffany menolehkan kepalanya ke arah pintu kamar, dan melihat mamanya sedang bersandar di tepi pintu kamarnya. Mamanya yang selalu menjadi wanita tercantik dan terpintar menurutnya. Mamanya yang selalu membantunya ketika dia dalam masalah. Mama yang selalu mendukung semua kemauannya. Mama yang selalu mengasihinya.

Tiffany tersenyum sebelum menjawab pertanyaan mamanya, "Baru saja."

Mamanya memasuki kamar tersebut dengan perlahan, lalu duduk di samping putri semata wayangnya yang terlihat lelah. "Apakah kau melakukan operasi lagi ?" Tanyanya sambil mengelus kepala Tiffany dengan sayang. Tiffany mengangguk mengiyakan, membuat mamanya tersenyum kecil. "Apakah operasinya berjalan lancar ?" Tiffany mengangguk kembali.

Matanya menatap langit-langit kamarnya yang di hiasi lampu tidur modern yang menempel di sekitar lampu kamarnya. "Pasien tadi berasal dari Indonesia." Ucapnya pelan. Alis mamanya terangkat sebelah, menandakan keterkejutannya sedikit. Tiffany tersenyum dan melihat ke arah mamanya, "jadi aku berusaha semampu-ku agar dia bisa bertahan." Lanjutnya.

"Memangnya kenapa jika dia bukan berasal dari Indonesia ?" Tanya mamanya tidak mengerti.

Tiffany mengangkat bahunya sedikit, "karena mungkin mama akan senang jika aku melakukan hal itu. Dia berasal dari negara yang sama dengan mama."

Mamanya terdiam sejenak, lalu mengelus kembali rambut Tiffany. "Sudah seharusnya seorang dokter menyelamatkan nyawa orang lain. Dan dokter tidak pernah memikirkan apakah dia berasal dari keluarga kaya atau miskin, apakah dia berasal dari negara maju atau berkembang, atau agama apa yang dia anut. Sebagai seorang dokter, kau harus mengesampingkan kepentingan pribadimu." Jelas mamanya sambil tersenyum, lalu pergi meninggalkan Tiffany.

Bisakah cinta di samakan dengan tugas seorang dokter. Tanpa memikirkan status, kasta, dan agama ?

Tiffany berdiri dari tidurnya untuk menutup pintu kamarnya dan berjalan ke koper berwarna pink yang selalu ada di depan tempat tidurnya. Mengutak-atik sebentar kode koper tersebut, sebelum akhirnya terbuka dan menampakkan beberapa foto, kertas dan buku serta accesories berwarna senada dengan kamarnya. Pink. Putih. Dan hitam.

Tiffany mengeluarkan beberapa accesories dan di letakkan di atas lantai kamarnya yang dingin karena pengaruh suhu pendingin ruangan yang rendah. Lalu dia mengeluarkan salah satu kotak berwarna merah dan membukanya. Kotak yang paling berbeda. Terlihat sebuah kalung berwarna putih dengan bandul kecil berbentuk burung merpati yang indah. Di samping kalung tersebut terdapat sebuah photo polaroid dengan tulisan di bawahnya "Marry Christmas", yang di tulis menggunakan spidol berwarna hitam. Photo tersebut menampilkan dirinya bersama seorang lelaki jangkung yang terlihat membawa sebuah permen kapas di tangan kirinya. Sedangkan tangan kanannya terlihat memeluk bahunya. Dia dan lelaki jangkung tersebut terlihat sedang tertawa sambil menghadap ke kamera.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 25, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BreathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang