Prolog

4 0 0
                                    

"Dion"panggilnya.

Dia pria paruh baya yang telah banyak menolongku. Pria tegas yang sudah menaggung semua biaya hidupku, membayar biaya kuliahku bahkan tahun besok aku akan melanjutkan S2 ku, karenanya.

Aku berjalan cepat ke ruangan yang tertera 'Direktur Utama' aku mengetuk pintu dua kali dan pintu tadi terbuka karena dibukakan oleh pemiliknya.

Dia itu sangat mempercayaiku. Bisa dibilang aku ini tangan kanannya karena aku adalah anak asuhnya.

Dia menatapku "Ayah ada tugas penting buat kamu"ucapnya.

Aku duduk di sofa ruangan ini dan dia berjalan mengarah mejanya, mencari sesuatu.
"Bagaimana, kau bersedia?"

Aku terdiam tidak menjawabnya. Pikiranku menerawang pada tugas apa yang akan diberikannya. Apakah aku disuruh memegang proyek di Manado? Atau proyek barunya di Thailand?
Sesuatu yang mustahil, mengingat pendidikanku baru S1 ekonomi.

"Dion?"panggilnya, sekarang dia sudah ada di hadapanku. Duduk di sofa single tepat 3 langkah dari sofa yang ku duduki.

"Tugas seperti apa yang harus kujalani?"

"Bersedia lah terlebih dahulu, ayah akan sangat menghargai itu"

"Baiklah aku bersedia, yah"jawabku mantab. Dia tersenyum seperti ada kelegaan di hatinya. Aku tidak boleh mengecewakannya dia telah menolongku banyak.

"Kamu hanya perlu mencari tau tentang foto ini"ucap ayah menyerahkan dua lembar foto dengan foto yang berbeda orangnya.

"Caranya?"

"Masuk ke kehidupan mereka tanpa mereka tau siapa kamu"jawab ayah lembut.

Foto itu satu wanita muda yang satu lelaki kira-kira seumur ayah, dan sangat mirip dengan ayah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 14, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I Let Her GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang