Bagian 1

97 7 13
                                    

Wahai kau yang jauh disana...
Disini, di ujung kerinduan ku selalu menunggumu
Meski aku tak dapat melihat dan menyentuhmu lagi...
Cintaku...sayangku...tetap untukmu
Karena hatimulah tempatku untuk berpulang...

Suasana pagi di SMA Samantha XIV yang mulai ramai dipenuhi para siswa yang bergegas menuju ke kelas mereka masing - masing.

Namun hal itu dikacaukan oleh seorang gadis yang mengendarai mobil Koenigsegg CCXR Trevita berwarna silver melesat dengan kecepatan tinggi dan membunyikan klakson mobilnya keras-keras, mobil bewarna silver itu menuju tempat parkir.

Baru saja hendak memakirkan mobil di tempat biasa ia parkir, sebuah mobil Lamborghini Veneno berwana biru dongker menyerobot dari arah samping dan menempati parkiran yang biasa Della tempati.

"Siapa yang berani menyerobot tempat parkirku?" Gumam Della sambil mendengus kesal. Ia menekan klakson berkali-kali namun tidak ada respon dari mobil tadi, Della keluar dari mobil lalu berjalan mendekati jendela mobil Lamborghini lalu mengetuknya dengan gemas.

Della sedikit melangkah mundur ketika pintu mobil itu terbuka, munculah sang empunya mobil.

Pemuda berusia 16 tahun yang memiliki tubuh tinggi, kulit putih. Rambut hitam lurus gondrong, mata iris berwarna hitam, hidung mancung, dan bibir yang jarang menyunggingkan senyuman.

"Bisa pindahin mobil kamu, nggak?" tanya Della dengan merendahkan emosinya.

Dengan tatapan angkuh, cowok itu menutup pintu mobilnya lalu menguncinya. Ia berjalan membelakangi Della.

"Malas, pindahin saja sendiri!" jawabnya datar.

Della menarik tangan cowok itu hingga badanya berbalik posisi mereka sekarang berhadap-hadapan.

"Pindahin mobil kamu! Aku yang biasa parkir disini!" Ucap Della geram, ia memicingkan mata tajam kearah cowok itu.

"Emangnya kamu siapa? Jangan sok jadi Tuan Putri dasar manja! Parkir diluar sana, lagian cuma mobil jelek."

Dengan menahan emosi yang sudah sampai ubun-ubun, Della berusaha tetap tenang. Sebenarnya dia tidak mau mengakui hal ini tapi dia terpaksa mengatakannya.

"Ayahku donatur terbesar disekolah ini, jadi aku minta pindahin mobil kamu sekarang juga."

"Nggak mau. Lagian yang donatur ayah kamu, bukan kamu jadi nggak usah sok!"

Pertengkaran mereka berlangsung sengit sampai tidak ada yang menyadari seorang guru BK yang sudah berdiri tepat dibelakangnya.

"Sudah cukup berkelahinya? Kalian ini kalau pacaran jangan ditempat parkir."

"Diam kau, siapa juga yang mau pacaran sama- " kata-kata Della terhenti ketika melihat guru BK berdiri tepat dibelakang Hadrian.

"Aku juga gak sudi pacaran sama cewek galak kayak dia!" Ucap Hadrian sambil menunjukan jari telunjuknya tepat di hadapan Della.

"Ehem...!" Kata guru BK itu kembali mengingatkan mereka berdua.
Hadrian geram lalu berbalik kebelakang, "Sudah aku bilang jangan ikut camp-" kata-katanya seketika hilang begitu saja.

"Sudah selesai? Kalian berdua ikut saya"

Dengan langkah gontai Della dan Hadrian mengikuti langkah guru BK tersebut sambil sesekali menginjak-menyikut bahkan dorong- dorongan satu sama lain.

"Daripada kalian berdua pacaran, berkelahi ditempat parkir. Lebih baik  ibu hukum kalian mengepel aula."

Keduanya langsung melemas ketika mendengar hal itu, segera mereka berdua menuju aula untuk menyelesaikan hukuman mengepel lantai.

Hadrian & DellaWhere stories live. Discover now