2. Kamu (b)

156K 15.8K 1.5K
                                    

Keluar dari toilet, Key menghela napas berat. Dia berdecak lalu memindai sekitar. Terpejam, lagi-lagi helaan napasnya terdengar membuat orang di sekitar melirik dia sekilas.

Dia harus bagaimana lagi, ya?

Key tidak akan meragukan cinta Aldo. Bahkan dia juga tahu suaminya itu pencemburu sinting. Iya, Aldo memang sinting. Walau terlihat cuek, Aldo pernah ditelan kemarahannya saat di Yanderella Lovers dulu Key selalu memprioritaskan Samudra yang mengorbankan dirinya untuk melindungi Key. Tertusuk besi berkarat yang membuat sebelah ginjalnya hancur.

Saking marahnya, Aldo bahkan memutus pertunangan mereka lalu pulang ke kampung Perancis. Ini benar-benar Perancis loh, ya. Bukan perempatan cisalak apalagi perempatan ciamis. Perancis yang ada menara Eiffel itu loh.

Untung Key memang seme yang baik. Dia pergi sendiri ke Paris untuk menjemput sang pujaan hati walau untuk berjalan saja susah. Aldo mau memaafkannya, setuju saja saat Key melamarnya untuk menikah.

Ngh ... sebenarnya mereka menikah usul Aldo juga, sih.

"Susah emang punya uke tsun-tsun." Key berdecak tidak tahu diri. Melangkah gontai menuju kelas. Dia justru berbelok ke halaman belakang universitas.

Dosennya bukan Aldo, sih. Bolos sesekali tidak apa-apa dong.

"Hei! Lo Key Diana Irawan, 'kan?" Beberapa pemuda usil mengganggunya. Key mengangkat wajah, menatap tiga orang di depannya malas. Dia mengupil lalu mencoretkan upilnya ke tembok. Tiga orang itu mendesis jijik.

Tidak mendapat sahutan dari Key, pemuda berjaket hitam mendekat dan mendorong bahunya pelan, "Lo katanya tajir, ya? Enam tahun gak lulus SMU, kok bisa masuk sini?"

"Hm." Tidak peduli. Key terdorong mundur lagi saat nekad hendak lewat. "Kok bisa kalian juga belum mati?"

"Cewek, tapi mulut lo songong. Sadar posisi dong!"

Key berkedip. Dia menggeram marah karena tersinggung dianggap cewek. Tahu apa mereka? Walau fisiknya memang perempuan, tapi hatinya sudah berjiwa seme. Walau dia tidak suka pada perempuan, setidaknya dia cinta mati pada Aldo.

Key diam lagi. Hubungannya apa coba?

"Siniin duit lo. Kita butuh rokok."

Dia dipalak. Key menatap tiga orang di depannya rujit.

"Cepetan! Minta dihajar?!"

***

Saat ini status Aldo di kampus adalah dosen mata kuliah Pengantar Manajemen merangkap Matematika Bisnis. Tidak perlu ditanya kenapa Aldo bisa menjadi dosen juga dan mengajar di Universitas tempat Key menuntut ilmu. Dia sempurna, tidak ada hal yang tidak bisa dilakukannya.

Iseng. Hari ini dia hendak membuntuti sang istri. Selalu tertarik mengikuti kegiatannya, karena Key memang si pembuat onar alias magnet masalah.

Sebelum berbelok, langkah Aldo terhenti melihat sekumpulan mahasiswi yang tengah bergosip. Bukan ingin berkenalan, tapi salah satu dari mereka menyebut nama Key sebagai sosok yang tengah mereka bicarakan.

"Lo percaya, Key anak semester satu beneran istrinya Pak Aldo?" Cewek yang menguncir rambutnya menatap tiga temannya. "Sampai detik ini, Pak Aldo belum konfirmasi sendiri, 'kan? Tapi dia terus koar-koar ngaku sebagai istrinya. Bikin jijik."

"Kalo menurut gue, sekalipun bener pasti Pak Aldo gak cinta sama dia. Mungkin dijodohin, atau dinikahin gara-gara tajir. Si Key katanya anak satu-satunya dari pengusaha sukses loh."

Sok tahu. Aldo bahkan jauh-jauh lebih kaya dari sang mertua. Seluruh harta yang keluarga Irawan miliki, tidak akan bisa menyaingi seperempat uang yang keluarga Giofardo punya.

My Dere-Dere (SUDAH DITERBITKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang