7. Senior

17.6K 1.1K 302
                                    

Berantakan. Seadanya. Yang nekad suka copas2, remake ala-ala fanfic silahkan, yang jelas cerita ini nggak bakal dibikin sampe kelar kalo sampe ketahuan. kalopun dan kelar baru mau dicopas-copas jangan lupa, kali aja yang punya tertarik buat masukin ke major, kalo udah masuk major masih nekad juga urusannya ntar sama pihak legal majornya. Kayaknya nikmat juga kan jualan ebook sepuluh ribuan terus kena denda ratusan juta. 

"Firasat aku nggak enak!" Praditya tak bisa menyembunyikankegelisahannya sejak memasuk Endeavour bersama rekan-rekannya.

"Cobalah untuk tenang!" sergah Theo dingin, "Kamu berisik kayak cewek lagiPMS tau nggak!"
            Praditya mengerutkan dahi danmenatap masam pada Theo, kemudian dia tersenyum dingin lantas berdiri dariduduknya. "Fine, aku cabut! "

"Penakut," cemooh Renno sambil tersenyum mengejek.

"Terserah kalian, tapi feelingaku bilang ada yang nggak bener di sini."

Wega yang sedari tadi diam dan memperhatikan polah teman-temannya gantimenatap Praditya serius, "Apa sih yang bikin kamu gelisah? C'mon ... ini cuma resto biasa. Nggak akan ada yang bisa menakutkankita di sini kecuali si koki menyajikan ikan hiu hidup untuk menyantap kita."

Bibir Praditya tertekuk masam. "Feeling aku mengatakan jika sepertiitulah yang akan terjadi. Kalian lihat, kenapa hanya ada kita berempat di sini?Mana anak baru itu?"

"MaksudmuRensa?" Tebak Renno datar, "dia itu aparat penegak hukum, man, orang bayaran ... bukan seperti kita yang bisa menentukansendiri jadwal kerja dan waktu untuk bersenang-senang."

"Dan Kevin?"

"Dia sibuk dengan usaha pencitraan konyol untuk jadi Walikota, masa kamulupa! Saat ini dia pasti sedang sibuk membagi-bagikan baju jelek bergambarwajahnya pada calon pemilihnya nanti."

"Chakra dan Valdi juga tidak datang bukan?"

"Sejak kapan Chakra mau keluar siang-siang seperti ini?" ketus Wega padaakhirnya yang jelas karena kesal dengan kekhawatiran sahabatnya yang berlebihan."Dia itu hantu yang gentayangan tengah malam, tidak ada dalam sejarahnya diakeluar saat matahari masih terbit. Dan jangan khawatirkan Valdi, tak ada yangbisa menghentikannya datang ke sini kecuali ...."

Praditya mengernyit dalam sambil menatap Wega was-was, "Apa?" desaknyapenasaran.

Wega tersenyum malas, "Ada perempuan cantik yang butuh di bawa ke tempatsepi."

Renno dan Theo terbahak mendengar lelucon tak lucu itu, sementaraPraditya yang merasa dipermainkan justru hanya mendengus pelan.

"Sudahlah ... singkirkan kekhawatiranmu itu," suruh Wega enteng, "kita disini untuk bersenang-senang dan menilai wanita macam apa yang bisa si kokimunculkan di depan kita."

            "Chef,"potong Renno. "Dia chef, bukan koki."

            "Sama sajalah," sahut Wega takpeduli. "Untung aku nggak menyebutnya tukang masak," tepukan pelan di bahu Wegamenghentikan komentarnya, saat pemuda itu menoleh dilihatnya Evan berdiri dibelakang sambil tersenyum mengancam.

            "Sejauh ini kau cocok sekali jikabermain peran sebagai pria berotak dangkal, tapi jangan keseringan ...membandingkan chef dengan koki atautukang masak itu seperti menyetarakan sebutan antara womanizer dengan playeratau hidung belang."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 17, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Playboy Monarki The Series - THE STUNTMANWhere stories live. Discover now