02 :Daun Hijau Berubah Cokelat

2.8K 183 5
                                    

           

Ini sudah di edit dan Revisi.
Jika ada kesalahan, mohon maaf. Masih amatiran:)

Setiap langkah yang aku ambil akan menentukan tujuan baik dalam hidupku. Tapi ketika tujuan yang aku anggap baik berubah menjadi keburukan, itu membuatku kembali merasakan apa itu arti dari daun cokelat yang berguguran namun ada beberapa makna di dalamnya.

-Nauljana Najwa-

---OooO----

Seminggu setelah hari kematian Viko, Najwa menjadi lebih tertutup dengan semua orang. Tidak ada lagi keceriaan yang tersirat di wajahnya, melainkan kesedihan yang mendalam.

Kepergian Viko membuat tamu undangan merasa iba dengan Najwa, bahkan ada beberapa tamu yang terang-terangan mengatakan jika Najwa adalah pembawa sial untuk Viko. Najwa tidak mendengarkan ucapan mereka, hanya saja Umi akan marah dengan ucapan masyarakat tentang anaknya yang dikatakan 'pembawa sial'.

Najwa sudah berapa kali menjelaskan bahwa ia tidak masalah digunjingkan orang, tapi tetap saja, hati orang tua pasti sakit melihat anaknya disakiti.

Bukankah jodoh, dan kematian seseorang sudah ditentukan oleh takdir yang dibuat Allah? Kenapa sekarang semua orang menganggap Najwa penyebab kepergian Viko? Viko bertugas di pesawat, apa yang membuat mereka menganggap Najwa pembawa sial?

Tidak ada yang bisa menjawab pertanyaan Najwa selain Allah. Najwa hanya bisa membalas perkataan semua orang dengan senyuman. Walaupun dalam hatinya masih terluka karena sakit yang belum sembuh, Najwa mencoba untuk bersabar. Mungkin Tuhan sedang menguji sampai mana batas kesabarannya.

"Najwa, jangan pernah kamu mendengarkan ucapan orang di luar sana ya Nak. Semua yang kamu dengar itu tidak benar, Viko meninggal bu—" Najwa menghentikan ucapan Umi, ia menggelengkan kepalanya dan mencium pipi Umi-nya saja. Ia bahkan tersenyum, seolah-olah ia tidak merasa sakit.

"Bukankah Umi dan Abi yang pernah mengatakan jika rezeki, jodoh, dan kematian sudah ditentukan oleh takdir Allah? Najwa tidak menanggapi ucapan semua orang yang mengatai Najwa. Kematian Mas Viko itu karena takdir. Allah lebih menyayangi Mas Viko dibandingkan Najwa. Jadi tidak ada yang bisa menghentikan Allah untuk tidak membuat Mas Viko meninggal."

Umi terdiam memandang anaknya itu. Sakit itu terlihat, dan Najwa membohongi semua orang dengan senyum palsunya itu.

"Umi percaya jika Najwa akan berpikir seperti ini. Umi hanya takut jika Najwa akan bersedih dengan omongan orang-orang di luar sana. Umi takut kalau ucapan mereka menjadi nyata, kamu tidak akan mendapatkan jodoh lagi. Itu yang Umi takutkan, Najwa."

Najwa kembali tersenyum. Hatinya tersentil mendengar ucapan sang Umi yang memikirkan nasibnya ke depan tentang omongan orang-orang di luaran sana. "Umiku sayang, Allah sudah mempersiapkan jodoh untukku di waktu yang akan datang. Mungkin bukan sekarang Allah memberikannya untukku, melainkan nanti. Najwa hanya bisa berdoa agar Allah tidak menunda jodoh Najwa lagi."

"Kenapa anak sebaikmu harus merasakan pahitnya kehidupan seperti ini, Najwa? Apa salah Umi dan Abi sampai kamu seperti ini?" tanya Umi yang terisak.

"Umi dan Abi tidak pernah berbuat salah. Sekarang kita hanya bisa menunggu waktu. Allah sedang menyiapkan kebahagiaan kepada Najwa di waktu yang akan datang," jawab Najwa.

"Umi dan Abi akan selalu menunggu waktu itu, Najwa. Umi hanya bisa berdoa untukmu. Karena Umi yakin, anak Umi yang soleha ini sudah diberikan kebahagiaan oleh Allah."

Najwa tersenyum. "Hanya doa Umi yang Najwa butuhkan saat ini. Terima kasih karena Umi sudah menyemangati dan mengkhawatirkan kondisi Najwa."

          "Umi akanselalu mendoakanmu," katanya mencium puncak kepala Najwa. "Semoga calonmu nanti lebih soleh dari Mas Vikomu itu sayang."

Matahari Setelah Senja (REVISI)Onde histórias criam vida. Descubra agora