Flummoxed // Dead-End

28.4K 2.5K 328
                                    

"Sugar, kamu tidak berpikir dengan jernih sekarang. Kita bicarakan masalah ini lain waktu lagi, oke?"

"Waktuku juga sama berharganya dengan waktumu! Aku tidak dapat selamanya menunggu kamu."

"Tapi—"

"Kita sudah selesai."

"Kamu masih mencintaiku, Sugar."

"Ya, kuakui aku masih mencintaimu. Puas? Tapi, cinta saja tidak cukup untuk membentuk sebuah hubungan. Lagi pula kamu pun belum siap untuk memulainya dan apalagi yang bisa kuperbuat? Kamu kira menunggu itu menyenangkan? Tidak. Menunggu seseorang untuk menghampiri hatimu dan menggenggamnya sangatlah sulit bagiku."

"Kalau begitu jangan menunggu lagi kalau itu menyakitkan."

"Aku tidak akan menunggumu lagi, kok. Sebab aku akan pergi, Li. Aku akan pergi dari hidupmu. And youmy dear, kamu akan baik-baik saja. Kamu akan menemukan wanita yang jauh lebih baik dariku. Kamu—"

"Aku tahu aku membutuhkan yang lebih baik darimu, tapi hatiku cuma menginginkan kamu, Sugar. Maaf atas segala waktu yang terbuang percuma. Aku tidak bermaksud membuat perasaanmu terluka. Aku benar-benar minta maaf. Aku ini memang pria brengsek, tapi aku tidak pernah berbohong soal perasaanku. Dari dulu hingga sekarang, perasaanku padamu masih sama. Mungkin aku memang sering menghabiskan waktu dengan Noelle dan dia punya tempat yang spesial di hatiku. Ya, itu benar. Tetapi, keberadaannya tidak pernah sekalipun menggeser posisimu sebagai gadis yang paling kusayangi. Noelle bukan the one yang kumau, kamulah yang aku mau. Cuma kamu. Aku hanya ingin kau tahu hal itu."

"Liam..."

"Tidak dengan tatapan itu."

"Maaf karena aku selalu menuduhmu dan Noelle yang bukan-bukan."

"Permintaan maaf diterima."

"Sekarang, biarkan aku bebas karena aku juga sudah melepaskanmu. Aku janji tidak akan menyalahkanmu lagi atas segala sesuatu yang telah terjadi di antara kita. Aku akan menerima kenyataan bahwa kita memang ditakdirkan bukan untuk bersama. Jalanmu berbeda dengan jalanku. Kita cari impian kita masing-masing, ke arah yang berlawanan."

"Kamu selalu menjadi tujuanku tiap pulang. Kalau kamu berjalan ke arah yang berlawanan denganku, aku harus ke mana lagi agar bisa menemukan rumahku?"

"Carilah gadis lain yang dapat menerimamu apa adanya, Li. Be true to who you are. Jangan paksakan dirimu jika kamu belum siap. Dan, jangan mencintai terlalu dalam karena kalau kamu jatuh, rasanya akan sakit sekali."

"Apa itu artinya aku tidak bisa melihatmu lagi?"

"..."

"Kenapa kita harus berpisah pada hari ini? Kenapa bukan hari lain? Kenapa harus tepat pada hari ulang tahunmu? Seharusnya kamu bersenang-senang, bukan menahan tangis seperti sekarang."

"Aku tidak akan menangis di sini."

"Apakah aku selalu menjadi alasan di balik tangisanmu itu, Sugar?"

"Uh, pernah."

"Aku menyesal."

"Jangan. Aku tidak suka mendengarnya. Aku tidak suka mendengar orang yang paling kusayang sedih karenaku."

"Bagaimana denganmu sendiri? Kamu juga orang yang paling aku sayangi di muka bumi ini dan saat aku mendengar bahwa kamu pernah menangis karenaku, bagaimana bisa aku baik-baik saja? Bagaimana bisa aku bernapas dengan tenang? Kamu menderita dan aku tidak mengetahuinya. Aku selalu berpikir menjadikanmu milikku seorang saja sudah cukup tapi... kamu tidak berpikir demikian. Maaf karena tidak bisa memahami hatimu. Aku... aku kira aku mengetahui segalanya tentang dirimu tapi ternyata tidak."

"Liam, cukup."

"Ini pasti ulang tahun terburukmu sepanjang masa. Aku benci menjadi bagian dari yang terburuk tersebut."

"Mm-hmm, bisa jadi."

"Tapi, aku masih dapat menemuimu, kan?"

"Entahlah, Liam. Aku... aku tidak bisa."

"Mengapa?"

"Aku tidak bisa menganggapmu sebagai teman. Mana ada pasangan yang masih bisa berteman baik setelah mereka berpisah? Kalaupun ada, pasti di antara mereka banyak hal yang berubah dan aku ingin menghindarinya untuk sementara waktu. Aku juga butuh waktu."

"Baiklah, aku akan melepaskanmu."

"Apa?"

"Aku akan melepaskanmu, kubilang. Itu yang kau harapkan, bukan?"

"Jadi, kita akan berpisah mulai sekarang?"

"Dengan satu syarat. Temui aku di kafe ini enam bulan lagi dan lihat apakah perasaan kita masih sama terhadap satu sama lainnya."

"Enam bulan?"

"Ya, apakah waktu itu cukup buatmu memikirkan tentang segalanya? Tentang aku? Karena aku juga akan melakukan hal yang sama. Aku akan belajar untuk menerima kenyataan dan memberanikan diri untuk menerima dirimu secara utuh. Jangan menungguku, karena mulai dari sekarang, akulah yang akan menunggumu."

"Kalau pada saat itu perasaan kita masih sama bagaimana?"

"Well, aku tidak akan melepaskanmu untuk yang kedua kalinya."

Dan, begitulah cerita bagaimana aku dan Liam berpisah.

***

A/N: Iya, udah selesai. HAHAHA i know i know, pendek banget. Sengaja kok dibuat pendek kayak gini (plis jgn komentar 'kok pendek bangetsih' karena itu bener-bener... ergh. Emangnya setiap cerita itu cuma diliat dari pendek enggaknya naskah ya? Komentarin yang lain kek bukan cuma pendek doang walaupun ceritanya emang pendek :( btw makasih juga buat votes, dukungannya, kritik, cacian, makian, omelan, saran, dan komentarnya selama ini, bener-bener mendukung banget! I can't thank you all enough <3 <3 <3 baca cerita gue yg lain juga ya :)

FlummoxedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang