Twelfth : Cockroach Baby

5K 540 35
                                    

Arin duduk menopang dagu, seolah tidak pernah lelah memperhatikan Min Yoongi yang sedang asyik melahap makanan setelah gipsnya diganti dengan yang baru. Beberapa menit yang lalu, Arin histeris dan heboh sendiri ketika gips Yoongi berubah warna menjadi merah darah.

"Kau tidak apa?" tanya Arin, memastikan.

Yoongi menghela napas panjang sambil terus mengunyah.

"Ini sudah kelima kalinya kau bertanya hal yang sama."

Arin berdeham kecil mendengar hal tersebut, menyadari dirinya begitu khawatir pada kondisi Yoongi. Dengan rutukkan yang ia tujukan kepada diri sendiri, Arin menundukkan kepala.

"Cepat makan," titah Yoongi, membuat Arin mengangkat wajah.

Pandangan gadis itu beralih pada makanan hangat yang selesai ia masak beberapa menit yang lalu. Diiringi dengan helaan napas, Arin mengambil sumpit besinya, kemudian mulai memakan makanan rumahan tersebut.

"Hei, aku minta maaf," ujar gadis itu.

Yoongi mendengus tak suka, kemudian memukul kepala Arin dengan sendok sehingga membuat gadis itu meringis kesakitan.

"Aw!"

"Aku bosan mendengar kata maaf," ujar Yoongi, sarkastis.

Arin hanya mengerucutkan bibir sambil mengusap kepalanya yang berdenyut nyeri.

"Aku janji takkan membahas tentang Jimin lagi di hadapanmu."

Yoongi terkekeh mendengarnya.

"Kenapa? Kau takut aku marah?"

Arin mengangguk polos. Ia sadar bahwa bertengkar tidak akan menyelesaikan masalah, malah akan membuatnya tambah runyam. Arin sudah bertekad untuk menghindari segala hal yang tidak Yoongi sukai demi kedamaian mereka berdua.

"Itu bagus, jadi aku tidak akan kesal lagi."

Yoongi kembali melanjutkan aktivitasnya untuk makan, sementara Arin masih terus berdiam memikirkan sesuatu. Gadis itu hanya menggigit ujung sendok sembari menatap kosong pada mangkuk nasinya. Pikirannya berkecamuk memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya kepada Min Yoongi yang kaki kanannya patah.

"Em, Min ...," panggil Arin.

"Hm?"

Arin berdeham kecil, kemudian membasahi bibirnya yang kering. Tenggorokannya juga mendadak terasa kering sehingga ia kesulitan untuk mengeluarkan kata-kata.

"Itu ... hmm ...."

"Apa?" tanya Yoongi dengan benar, penasaran.

Arin melirik sekilas pada Yoongi yang sedang menatapnya penuh minat.

"Itu ... apa kaki yang patah bisa disembuhkan?"

Yoongi tersedak ludahnya sendiri mendengar hal tersebut. Pria itu mengulum bibir, mencegah dirinya sendiri untuk tidak tertawa terpingkal setelah mendengar pertanyaan bodoh yang Arin tanyakan.

"Bisa. Tapi waktunya tidak singkat."

Arin mengangguk mengerti seperti orang bodoh. Kembali, gadis itu termenung menggigit sendok, memikirkan hal lain yang membuat isi kepalanya seolah penuh dengan berbagai macam dugaan negatif.

"Ngomong-ngomong, kau tidak berpikir untuk mengikuti turnamen, 'kan?" tanya Arin, hati-hati.

Yoongi menghentikan gerakan tangannya, menatap kosong pada mangkuk nasi, membuat Arin gugup sekali, takut menyinggung dan membuat Yoongi marah lagi.

"Aku tidak memikirkannya. Tapi, tadi sore ... aku mulai berpikir lebih dari dua kali untuk berusaha sembuh."

"Dan mengikuti turnamen itu."

LOTS OF LOVE | BTS SUGA ✔Where stories live. Discover now