In my dream (Open PO)

24.7K 2.5K 265
                                    

Gemma duduk di salah satu bangku taman sambil memerhatikan banyak orang yang lalu lalang. Ada yang lari, bersepeda, membawa anjingnya jalan-jalan, banyak juga yang pacaran. 'Fak!!!' maki Gemma sebal saat melihat pasangan yang berciuman mesra. 'Lagi patah hati gini, emang gak bisa ya, gak ngebuat gue baper?? Kamvret lah!!'

Mendadak, ada yang menarik topi pet yang dipakainya dari belakang. Gemma menoleh, kaget.

"Setelan muka loe gak usah segitu ngirinya kalau lihat orang pacaran," ledek pria itu sambil cengar-cengir tak jelas.

"JUNAEDIIII!!! Balikin topi gue!" jerit Gemma.
Jun tertawa, kemudian mengembalikan topi Gemma dan mengambil tempat di sebelahnya.

"Loe, kok, di sini?" tanya Gemma keheranan.

"Dibeliin tiket ke sini. Ada yang khawatir. Sekalian gue liburan sebentar. Udah lama gak ambil cuti," jelas Jun.

"Nah, loe kok bisa nemu gue di sini, Central Park kan luas?" seru Gemma keheranan.

Jun mengacungkan ponselnya. "Punya ipar hacker itu banyak keuntungannya. Tinggal gue track doang GPS loe. Lagi loe juga tadi upload foto di sosmed. Ya gampang ketahuan, lah."

"Njir ... Psikopat kalian!!" maki Gemma.

"Loe keluar dari RS, langsung terbang kemari bukannya istirahat dulu di rumah!" omel Jun sambil menoyor kepala Gemma.

"Ini gue lagi istirahat, kali. Nginep di tempat Zeta."

"Loe pergi udah seminggu, Gem. Semua orang mulai khawatir. Mereka tahu ada yang salah, cuma belum berani nanya. Loe bener-bener mau batalin semuanya?" selidik Jun.

Gemma tak menjawab, malah mengajukan pertanyaan lain. "Dia yang nyuruh loe ke sini?"

"Iya, gue bahkan dibeliin tiket yang kelas bisnis. Tumben banget royal!!"

"Ya elah, tiket bisnis doang. Orang mah, minta yang first class!" ledek Gemma.

"Sorry, gue mah, rada murahan. Biasa naek kelas ekonomi ke mana-mana, diiming-imingin kelas bisnis doang, langsung lumer. Maklum, sih, gaji dokter residen, tipissssss ... Loe kalo lagi rapat sama Member of Board lain, usulin supaya gaji anak residen dinaikin, sih," bujuk Jun.
"Pala loe pitak! Kaga ada budgetnya!" seru Gemma sambil menjambak rambut Jun.

"Dih, koret!!"

"Bodo!! Tapi, beneran, deh, Juned. Loe nurut amat sampe disuruh ke sini mau-mau aja. Di New York biasa aja, kali. Mending ke Vegas sekalian, banyak hiburannya," seru Gemma tak percaya.

"Kalau dia yang ke sini, emang loe mau nemuin?" balas Jun.

"Enggak!!" jawab Gemma, polos.

"Vangkeee!!! Makanya gue yang dikirim, O'on!!!" kesal, Jun menarik sejumput rambut Gemma.

"Buat apaan?" selidik Gemma setelah menoyor kening Jun sebagai balasan.

"Nge-cek keadaan. Dia khawatir loe masih sakit," aku Jun.

"Gue baik-baik aja. Pulang lagi sono!"

"Baru dateng ini, gue!! Udah di usir aja. Gak, ah, sayang sama layanan room service yang disediain. Al bilang dia mau bayarin semuanya. Aji mumpung, ahhhh ...."

Gemma tergelak. "Najis!! Matreeeee!!"

"Belajar dari loe!" jawab Jun tak mau kalah.

"Ngevetttt!!"

"Jadi loe di sini sebagai utusan dia??" tanya Gemma lagi.

"Njirrr, utusan ... Duhai Kisanak. Berasa kayak dateng naek rajawali terbang kalau loe nyebutnya utusan," ledek Jun.

Extraordinary Days With Al (Sequel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang