Bahkan hujan seakan menertawakanku, turun dengan derasnya, tubuhku yang lemas tidak sanggup berpijak, aku hanya diam mematung dibawah guyuran hujan. Tidak lama yang aku rasakan hanya sakit. Sakit itu merebak di sekujur tubuhku, semuanyapun gelap.

Author Pov

Jayden membawa Verin menuju kamarnya, dia membaringkan gadis itu di ranjangnya yang besar. Ia mengamati gadis itu, sangat cantik batinnya. Matanya bulat besar, bibirnya yang kecil, benar-benar menggemaskan. Ia menyentuh wajah gadis itu menelusuri dengan jari-jarinya yang besar. Kulitnya sangat lembut dan halus, sepertinya sangat terawat dengan baik, dan pakaiannya yang ia kenakan walaupun terlihat berantakan, tapi jayden tahu itu berasal dari butik ternama.

"Apa yang membuatmu mencuri gadis kecil". Gumamnya. Ia bergegas keluar kamarnya dan menuju kamar ibunya, ia bermaksud mencari baju pengganti untuk gadis itu, tidak mungkin ia membiarkan gadis itu memakai pakaian kotor. Ia melangkah menuju walking closet ibunya dan menemukan beberapa helai pakaian yang masih berlabel, ia yakin ibunya yang shopaholic hanya bisa membeli tanpa berpikir apakah ia masih pantas memakainya. "Mom aku pinjam bajumu, jika aku ingat akan kukembalikan". ucapnya sambil tersenyum senang entah pada siapa karena didalam kamar itu ia hanya sendiri, orangtuanya saat ini tengah liburan bulan madu yang ia sendiri tidak tahu untuk yang keberapakalinya. Setelah mendapatkan apa yang ia cari, jayden kembali menuju kamarnya, berpikir keras berjalan mondar mandir di dalam kamarnya. Ia bingung harus memanggil pelayan yang berada di paviliun belakang ataukah ia sendiri yang akan mengganti baju gadis ini, jika ia memanggil pelayan, ia tidak bisa menjamin pelayannya tidak akan menyebar gossip kepada Lizbeth Tristan Greyson, ibunya. Dan bisa ia bayangkan betapa semuanya akan menjadi heboh tapi jika ia sendiri yang menggantinya ia tidak bisa menjamin dirinya sendiri untuk tidak menyerang gadis itu. Dengan kondisinya yang berantakan seperti ini, gadis itu masih terlihat cantik dan menggiurkan apalagi jika benar-benar telanjang.

Tapi tidak lama karena dengansenyum devil di bibirnya, ia melangkah mendekati gadis itu, ia sendiri yang akan mengganti bajunya. Perlahan-lahan membuka kemejanya, satu demi satu kancing baju itu terlepas, jantungnya berdebar kencang, ia tidak pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya, membuka pakaian wanita bukan hal baru untuknya tapi dengan gadis ini ia merasa sangat berbeda. Belum juga ia melihat keseluruhan tubuh gadis ini, tapi celananya sudah sesak, kejantannnya mengeras tanpa bisa ia komando. Sesaat ia berhenti dan menarik nafas, tidak ingin tersiksa lebih lama lagi, dengan cepat ia membuka kemeja dan jeans yang melekat di tubuh gadis itu, terpampang kemolekan tubuh yang sangat indah di depannya, ia memandang tubuh gadis itu tanpa berkedip sedetikpun, hasratnya membuncah, seperti tersihir ia mencium dengan lembut bibir gadis itu tangannya bergerak menelusuri tiap lekuk tubuh tak berdaya di bawahnya.

Drdrt....

Arggghhh, apa yang telah kulakukan! Geramnya. Ia menoleh dan mendapati gadis itu masih terlelap dalam tidurnya, dengan cepat ia memakaikan gaun terusan selutut milik ibunya. Dalam sekejap cinderlela sudah berubah menjadi tuan putri.

Drdt... suara ponsel nya kembali menganggunya.

Mom calling, tertera di layar.

"ya Mom".

"kemana saja kau? Kau tahu tanganku sampai keriting mendial nomormu!". Jayden menjauhkan ponselnya dari telinganya, mempunyai ibu yang cerewet sangat memusingkan.

"Im home mom, aku sedang mengerjakan sesuatu, tidak bisakah kau menghubungiku nanti". Sahutnya kesal.

"Aku hanya merindukan anakku, kau tahu bagaimana rasanya jauh dengan anak, tidak kau belum bisa merasakannya sayang, karena kau belum punya anak, jadi cobalah menikah dan.....".

"Mom..mom..mom". Potong Jayden dengan cepat, sebelum Ibunya menguliahinya lebih lama lagi.

"Aku akan menikah mom, tidak bisakah kau tenang dengan bulan madumu, aku juga akan tenang dengan hidupku disini ". Lanjut Jayden, ia jauh ataupun dekat Ibunya masih saja mendesaknya untuk menikah.

"Yang aku inginkan hanya melihatmu menikah dan membangun sebuah keluarga, sebelum ajal menjemputku...".

"mom..mom jangan terlalu mendramatisir dan bisakah aku bicara pada Dad?" terdengar suara gemerisik di ponselnya, tapi kemudian suara berat pria menyapanya.

"kau merindukanku Jay?".

"Dad bisakah kau beritahu Mom, untuk tidak terlalu overreact, aku pusing dibuatnya, nikmati bulan madu kalian, aku baik-baik saja disini, umurku sudah 30 tahun dan kalian masih saja mengurusiku".

"dimata orangtua anak selalu terlihat kecil jay, jadi jangan salahkan ibumu, kami akan pulang secepatnya, jaga dirimu jay".

"sampai bertemu dad, aku juga merindukan kalian". Tutup Jay. Sekilas ia menoleh pada gadis yang kini berbaring di ranjannya, ia lelah, pekerjaannya dan kejadiannya dengan gadis itu sore tadi menguras energinya, setelah ia meletakkan ponselnya pada nakas sebelah tempat tidurnya, ia naik dan tidur di sebelah gadis itu, tangannya memeluk gadis itu, iapun tertidur.

Twin SistersWhere stories live. Discover now