Beberapa saat kemudian tempat yg di maksud Tika telah sampai namun disana sudah ada tenda yg didirikan dan sudah tidak ada tempat lagi.

"yahhh udah di pakek orang, gimana dong" kata Tika putus asa
"oh aku tau tempat ini, iya disini bagus tapi udah dipakek cari tempat lain aja nggon" kata Reza
"yaudah kita turun lagi aja sambil kita nyari tempat yg bagus" jawab Tanggon sambil berjalan kembali kebawah

Di tengah jalan Tika berkali kali terpeleset karna batu yg licin akhirnya dia memutuskan untuk jalan ngesot daripada terpeleset terus menerus. Dan Alam pun mencoba membantu Tika dengan mengulurkan tangannya untuk memegangi tangan kanan Tika supaya nggak kepeleset untuk yg kesekian kalinya dan tangan Reza pun ikut memegangi tangan kiri Tika supaya bisa jalan kalau ada batu tinggi dan licin. Mirip Putri Raja aja ya kan?

"nih kita nemu tempat disini dulu ya" kata Tanggon
"disini? serem ah gelap gitu samping hutan loh takut ah" rengek Tika sambil melihat kanan kiri karna rumputnya tumbuh tinggi melebihi kepala Tika
"gapapa kamu disini dulu sm Reza diriin tenda aku sama Alam kebawah minta orang minyak gas aku lupa nggak bawa" jawab Tanggon
"nitip hp dong ndut, jagain ya" kata Alam sambil memberikan handphonenya kepada Tika
"eh aku juga lam titipin" timpal Tanggon sambil memberikan handphone dan dompetnya
"yaudah buruan jangan lama-lama aku takut" jawab Tika

Beberapa saat kemudian Tanggon dan Alam datang.

"eh ayok pindah dibawah ada yg bagus banget tempatnya sepi enak nggak ada orang lewat juga" kata Tanggon
"ha dimana? Kita udah diriin tenda susah2 nih" omel Tika
"udah pokoknya disana bagus" jawab Tanggon sambil beberes tenda untuk di robohkan
"dimana nggon tempatnya bagus nggak?" tanya Reza sambil membantu Tanggon merubuhkan tenda
"bagus pokoknya kalian pada suka, ya lam?" jawab Tanggon
"bagus banget sumpah" timpal Alam
"Yaudah yok turun lagi keburu di ambil orang" kata Tanggon
"yaudah yuk yuk turun" jawab Tika sambil buru mengemasi barang2 yg sudah di keluarkan tadi untuk membangun tenda

Tiba-tiba di tengah jalan Reza terpeleset dan jatuh. Tanggon langsung membantu Reza bangun. Memang malam itu keadaan setelah gerimis dan masih gerimis jadi jalannya licin dan lembek.

Kemudian mereka melanjutkan perjalanan turun gunung menuju tempat yg sudah di pilih Tanggon. Saat sampai tenda dikeluarkan lagi dan Tanggon Alam Reza langsung mendirikan tenda. Tika bertugas sebagai penerangan dengan menyalakan senter dari handphonenya. Beberapa saat kemudian setelah tenda sudah didirikan Tika kedinginan dan ingin pipis.

"aduhhh aku mau pipis nihhh" ucapnya sambil loncat2 kecil dan tampang yg panik
"yaudah pipis aja, itu loh di pohon belakang tenda" jawab Reza
"ih masa disituuu gamau ah takutt" rengek Tika
"ya trus kamu mau dimana? cewek ribet banget sih" timpal Tanggon
"ihhh temenin yokk senterin akuu tp jangan deket2 kalian hadap kesana" jawab Tika karna sudah tidak bisa menahan hasrat pipisnya lagi

Akhirnya Tika pipis di temani Reza dan Alam. Reza membawakan botol aqua dan Alam pegang handphone untuk menerangi Tika dari belakang.

"dah yokkk" ucap Tika sumringah
"abis airnya??" kata Reza
"iyaaa lah gimana kan butuh banyak nggak kaya kalian" ucap Tika sebal
"udah belum? pada kesini semua kalo udah" teriak Tanggon
"kenapaaaa?" jawab Tika sambil menghampiri Tanggon
"ini kan tenda udah jadi tp kita nggak punya api unggun, bagi tugas ya aku sama Reza ngumpulin ranting buat bikin api nah Tika sama Alam jalan ke arah pendakian buat mastiin kalo nggak ada orang yg diriin tenda di deket kita, pokoknya kalian tugasnya nutup jalan pakek ranting2 daun2 terserah kalian yaa dan kalian gaboleh ketahuan sama orang2 yg mau muncak" jelas Tanggon seperti memberikan misi kepada anak buahnya

Setelah itu Alam dan Tika jalan ke arah pendakian secara sembunyi2 karna ramai pendaki yg akan ke puncak untuk merayakan tahun baru.

"ayok kita jalan kesana" ajak Alam
"yukk aku takut tapi, kenapa yaa" jawab Tika

Pada saat jalan tiba2 tangan Tika tergores duri tanaman dan berdarah

"aduuh" teriak Tika
"kenapa??!" ucap Alam kaget sambil menengok kebelakang dan berhenti berjalan
"nggak tau nih kena duri2 tanaman itu deh kayanya, perih" jawab Tika dengan meringis kesakitan
"sini sini tangannya" ucap Alam dan langsung menarik tangan Tika dan meniupnya pelan2

'eh kok gini sih, eh kok degdegkan sih' batin Tika sambil senyam senyum

"udah gapapa tar di bersihin lagi di tenda, yuk jalan lagi" ucap Alam sambil menggandeng tangan Tika dan berjalan kembali

'lah kok di gandeng? kok gini lah kok degdegkan' batin Tika lagi

"eh ada orang Lam" ucap Tika
"situ2 ngumpet belakang pohon" tarik Alam

Kemudian Alam dan Tika bersembunyi di balik pohon dan menunggu pendaki yg lewat sepi

"yah grimis yaa dingin banget bajuku basah" ucap Tika
"nih kamu pakek jaketku" ucap Alam kemudian melepas jaketnya
"emg kamu nggak papa?" tanya Tika antara seneng dan kaget
"nggak papa udah pakek aja" jawab Alam
"yaudah makasih" ucap Tika sambil memakai jaket Alam
"sini tangannya" ucap Alam sambil mengulurkan tangannya

'kok begini ya please jangan gini dong' batin Tika yg langsung bikin jantungnya berdetak tidak beraturan tapi juga Tika akhirnya memberikan tanggannya untuk di gandeng Alam.

"kamu jangan bilang mereka ya kalo kita kaya gini" ucap Alam
"iyaa enggak kok kamu juga jangan bilang bilang sama mereka" jawabku

Mereka saling tatap dan tersenyum kemudian mereka memandangi lampu lampu yang nampak dari lereng gunung tersebut.

"eh cari ranting yang banyak yuk terus balik ke tenda, biar bisa neduh makin deres nih grimisnya" ajak Tika yang langsung diiyakan Alam.

setelah mengumpulkan ranting dan menaruh di jalan setapak menuju tenda akhirnya Tika dan Alam kembali ke tenda dan lagi lagi Alam menggandeng tangan Tika, tapi saat semakin dekat ke tenda Alam melepaskan genggaman tangannya. Mereka bersikap biasa saja  seolah tidak terjadi apa-apa di depan Tanggon dan Reza.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 09, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Cinta atau Sahabat?Where stories live. Discover now