"Thankyou ya! Sekali lagi gue minta maaf karena udah ngerepotin lo," ucap Audrey dengan senyum lebar.
Riel mengangguk. "Lo kan emang selalu ngerepotin gue."
Bukannya marah, Audrey malah tertawa. "Tenang aja. Gue bakal selalu ngerepotin lo kayaknya."
"Tolong, jangan ganggu hidup gue."
"Ah, lebay. Yaudah, gue masuk dulu ya. Hati-hati baliknya," ucap Audrey sambil keluar dari mobil Riel. Tapi sebelum Audrey menutup pintu mobil, Riel memanggilnya.
"Apa?" tanya Audrey dengan alis terangkat.
"Besok gue jemput jam sepuluh pagi," ucap Riel sambil menutup pintu mobilnya dari dalam lalu tancap gas menuju rumahnya.
Sedangkan Audrey berdiri di depan rumahnya dengan ekspresi bingung. "Tadi katanya nggak mau ikut. Kenapa tiba-tiba bilang mau jemput jam sepuluh?"
Bibir Audrey langsung tertarik ke atas begitu menyadari bahwa ini artinya Riel setuju untuk ikut dengannya besok. Hatinya langsung jingkrak-jingkrak mengingat bahwa ia akan pergi berdua saja dengan Riel. Ia tidak bodoh untuk tahu bahwa ia mulai menyukai laki-laki dingin itu. Riel selalu ada untuknya dan perduli padanya walau Riel tidak menunjukkannya secara langsung.
Tiba-tiba, ponsel Audrey bergetar tanda ada pesan masuk. Ia mengeluarkan ponselnya dari kantong celananya dan membuka pesan tersebut. Tubuhnya seketika membeku begitu membaca isi pesan dari nomor yang tidak dikenal itu.
Ah, rupanya besok kamu ingin pergi ngedate? Kedengarannya menarik :)
Ia segera menolehkan kepalanya ke kiri dan kanan untuk mengecek apakah ada orang yang sedang memperhatikannya. Tapi ia tidak menemukan siapapun selain jalanan yang kosong. Sebelum ia semakin merinding, ia berjalan masuk ke dalam rumahnya dengan cepat.
"Huh." Audrey menghembuskan napasnya dengan lega begitu ia berhasil masuk ke dalam rumahnya dengan selamat. Keadaan rumah dalam keadaan sepi seperti biasa. Semenjak mamanya pergi, keadaan di rumah sangatlah sepi. Rasanya seperti tidak ada kehidupan. Papa dan kakaknya juga terasa semakin asing bagi Audrey. Bahkan, komunikasi di antara mereka bisa dihitung dengan jari. Audrey tak lagi berusaha berbicara dengan mereka. Ia sudah menyerah karena walau ia mau berusaha seperti apapun, mereka takkan berbicara dengannya seperti dulu. Sekarang semuanya sudah berubah total. Hidupnya sudah tidak lagi sama seperti dua bulan lalu. Kebahagiannya sudah direnggut darinya sekarang.
***
Audrey sudah siap saat Riel mengiriminya pesan bahwa ia sudah sedang dalam perjalanan. Audrey berdiri di depan kaca untuk memperhatikan penampilannya untuk terakhir kalinya. Hari ini ia memilih untuk memakai boyfriend jeans dengan kaos putih polos yang hanya bertuliskan kata hi! kecil di bagian dada kiri. Rambutnya sudah dicatok lurus dan dibiarkan tergerai. Wajahnya terlihat mulus dan cerah karena memakai bedak. Bibirnya juga dipoles lipbalm berwarna sehingga terlihat sedikit merah.
Ia ingin terlihat cantik di depan Riel karena ini pertama kalinya mereka akan pergi berdua. Audrey harap semua akan berjalan lancar hari ini. Ia meraih tas slempangnya dan memutuskan untuk turun ke bawah menunggu kedatangan Riel.
"Mau makan, Non?" tanya Bi Eli saat melihat Audrey turun.
Audrey menggelengkan kepala. "Nggak usah, Bi. Aku udah mau pergi."
"Tapi, Non kan udah sering nggak makan," ucap Bi Eli dengan nada khawatir. Ia takut kesehatan Audrey akan terganggu jika Audrey sering tidak makan.
Audrey tersenyum. "Nggak papa, Bi. Aku juga nggak laper kok."
Bi Eli tidak punya pilihan lain selain menuruti perkataan Audrey. Ia tidak ingin memaksa Audrey jika Audrey memang tidak mau. Beban yang Audrey punya sekarang cukup berat. Ia tahu Audrey pasti belum bisa menerima kenyataan bahwa mamanya meninggalkannya. Ditambah lagi papanya dan kakaknya mendiamkannya. Bi Eli sendiri pun tidak tahu mengapa mereka menjauhkan diri dari Audrey. Seharusnya mereka saling menguatkan. Dalam hati ia berharap bahwa Audrey bisa menghadapi semua ini dengan sabar.
YOU ARE READING
Lesson To Learn
Teen Fiction"When you think everything's going so well but then all of a sudden everything starts to fall apart." ••• Audrey selalu berpikir bahwa hidupnya sudah sempurna. Pacar yang tampan, dua sahabat yang selalu ada bersamanya, dan juga keluarga yang bahagia...
15. Datesaster
Start from the beginning
