Tak lama Ele datang dan langsung menoel bahu Nia. Ele ingin mengajaknya kekamar. Tadi sebelum makan-makan Nia ingin langsung berbicara kepada Ele,tapi gadis itu terlalu sibuk dan berjanji kepada Nia jika dia sudah selesai dengan pekerjaannya dia akan mengajak Nia ke kamarnya dan membicarakan sesuatu yang Nia akan beritahu.

"Mau ngomong apa?",tanya Ele sesaat setelah dia menutup pintu kamarnya. Nia sudah duduk manis di ranjang Ele dengan kaki dilipat. Ele menyusul Nia,ia duduk dihadapan Nia dan menanti Nia untuk mulai berbicara.

"Kemarin aku pergi bareng David. Dan kamu tahu ternyata David itu suka sama kamu El, sejujurnya aku udah tahu ini sejak lama tapi aku berpikir biar saja David yang mengungkapkannya sendiri.tapi ternyata David tidak pernah bicara sama kamu kan?,kesannya dia itu pasrah aja sama apa yang akan terjadi. Dia bahkan tahu kalau kamu sama Zidan itu saling cinta dan kemungkinan dia dapetin kamu itu sedikit tapi sekali lagi dia pasrah kepada takdir",terlalu gamblang dan cepat Nia bercerita.

Tapi Nia sudah tidak sanggup lagi melihat sahabatnya,David, pasrah begitu saja dalam urusan cinta. Dia tahu Ele hanya cinta Zidan,dan begitupun sebaliknya. Dia hanya tidak mau jika nantinya David jatuh ke lubang yang sama seperti dulu lagi. Dan satu-satunya cara yang bisa Nia lakukan adalah memberitahu Ele tentang apa yang dirasa David kepadanya.Agar nantinya Ele bisa dengan cepat memberikan keputusan.

"Mmmmpph,kamu bicara apa sih Ni, mana mungkin David suka sama aku,dia itu sukanya sama kamu",goda Ele sambil menoel bahu Nia,Ele belum serius menanggapi ini.

"Ayolah El,serius ini, dia suka kamu tapi yang lebih parahnya dia itu pasrah aja sama apa yang nantinya dia dapatkan",Nia memegang kedua lengan Ele,untuk menyakinkan gadis itu.

Ele melepaskan tangan Nia dari lengannya. Lalu menatap gadis itu dengan yakin.


"El,emang bener dia udah tahu konsekuensinya tapi apa kamu tega membiarkan David jatuh ke lubang yang sama sekali lagi?",

Alis Ele menyatu bingung,apa maksud perkataan Nia.

"Apa maksudmu?",tanya Ele.

Nia menutup mulutnya, dia bodoh. Haruskah Nia menceritakan masa lalu David kepada Ele. Tapi itu masa lalu David tidak berhak untuk dirinya menceritakan masa lalu seseorang kepada orang lain,meskipun itu Ele.

"Aku nggak bisa jelasin,yang jelas tugas mu adalah berikan keputusamu secepatnya", Ujar Nia. Dia rasa itu jawaban yang aman,entah apa yang akan David lakukan kepada Nia jika dia tahu Nia membeberkan masa lalunya.

"Keputusan apa Nia?",Ele masih bingung dengan apa yang dibicarakan Nia. Ele rasa ada rahasia besar dibalik ucapan Nia.

"Kamu pilih Zidan atau David?",tanya Nia dengan jelas. Kisah ini harus segera berakhir.

Mata Ele membulat sempurna.untuk gadis Introvert sepertinya,bukanlah kapasitas dirinya dalam menangani semua ini. Belum pernah ia terjebak dalam situasi seperti ini. Dan untuk pertama kalinya ia menghadapi situasi seperti ini.

"Aku nggak bisa Ni",jujur Ele. Ele tidak bisa menentukan.

"Kalau kamu nggak bisa,itu sama saja kalau kamu nyakitin mereka berdua lebih dalam lagi El",nasehat Nia. Ini bukan masalah sepele untuk orang seperti Ele.

Semuanya berkutat dipikiran Ele. Bukan ini yang Ele inginkan,kisah ini terlalu rumit untuk dirinya. Dirinya bahkan tidak tahu apakah sebenarnya dia mencintai Zidan atau tidak,ini semua terlalu abstrak untuk dirinya. Lalu untuk David,laki-laki itu sudah ia anggap sebagai seorang kakak sama seperti Farhan,tapi mengapa jadi begini?.

Ele menutup kedua telinganya.dia frustasi,dia tidak menyangka ia akan terjebak dalam kisah ini. "Tidak Nia, aku tidak bisa,aku terlalu takut memutuskan. Aku takut jika aku membuat keputusan bakal ada yang sakit. Lebih baik Seperti ini saja, biar berjalan seperti saja",Ele masih menutup telinganya. Air matanya terlihat jelas turun membasahi kedua pipinya. Sekali lagi,bukan kapasitasnya untuk mengatasi masalah ini.

Melihat itu Nia menghapus air mata yang mengalir di pipi Ele.tatapannya teduh menatap ele, dia tahu apa yang Ele rasa,rasa takut membuat keputusan,dia tahu itu. Ke-introvert-an telah menguasai diri Ele. Tidak salah memiliki sifat Introvert, yang salah adalah bagaimana dia menyikapi sifatnya itu.

Dengan perlahan Nia melepaskan tangan Ele yang menutupi telinganya,ditatap Ele dengan penuh kasih sayang seorang sahabat.

"Ele,maafin aku",Nia langsung memeluk Ele erat. Menyalurkan ketenangan dari diri Nia kepada Ele. Nia tahu sahabatnya butuh dukungan.

"Maafin aku El,tapi kamu tahu el, membiarkan kisah ini berlalu tanpa ada akhir justru membuat luka yang besar di hati kalian",

Air mata Ele turun lebih deras kali ini. Mengapa semuanya jadi seperti ini?.

"Perlahan-lahan kamu pasti bisa El, lupain soal masa lalu,tapi sebelum kamu melupakan masa lalu,selesaikan ini dulu el. Aku tidak memaksamu,aku tahu kamu butuh waktu. Aku selalu disisi mu el,ingat aku sahabatmu", ucap Nia perlahan, ia genggam erat tangan Ele. Ele masih terisak, Nia membiarkan Ele mengeluarkan segala rasa gundah dihatinya dengan menangis.

"Aku bingung Nia".

_____________________

Ele lagi bingung tuh, kasih nasehat dong buat Ele,biar dia nggak bingung.

Kasihan kan Mas Zidan dan Mas David yang nunggu Ele.

Salam persahabatan:tridiyan19
 

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 11, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

IntrovertWhere stories live. Discover now