Sedangkan Dio menatap langit-langit kamar sambil tersenyum mengingat pertemuannya tadi dengan Ele.

'mau ngajak perang ni anak',pikir Zidan.

Dio mengalihkan pandangannya kearah Zidan,karena dirinya penasaran mengapa Zidan tidak membalas ucapan nya. Namun apa yang dia dapat,Zidan sudah tidur pulas.

"Dasar kebo",ejek Dio,lalu memukul kepala Zidan dengan guling nya,lalu dia berbalik membelakangi Zidan dan mulai untuk menutup matanya.

Sebenarnya Zidan belum tidur,dirinya hanya berpura-pura tidur,ini alibinya untuk menghindari percakapan soal perasaan bersama Dio.

Rupanya pukulan di kepala tidak cukup bagi Dio,karena setelah Dio berbalik memunggungi Zidan, Dio berbalik lagi menghadap Zidan.

Dengan usil Dio mendorong tubuh Zidan agak keras dan hasilnya Zidan yang tidur 'pura-pura' dengan posisi dekat tepi ranjang jatuh ke lantai.

Bruuuuk

Zidan mengaduh pelan,sambil mengusap punggungnya pelan,matanya tek lepas menatap Dio tajam.

"Ingat nggak dulu,waktu kecil,kamu yang sering dorong aku dari ranjang trus jatuh dan dengan santainya kamu malah tertawa bukan nolongin aku"nostalgia Dio.

"Dan akhirnya aku dimarahin ibu lalu aku tidak boleh tidur diranjang dan harus tidur di sofa",lanjut Zidan mengenang masa lalu yang cukup menyenangkan.

Masih ingat dengan jelas di pikiran Zidan kala-kala dia bermain dengan Dio diwaktu kecil. Petak umpet,eggrang,tembak-tembakan,semua permainan mereka lakukan bersama-sama. Namun akhirnya waktu merenggut segala kebahagiaan yang di miliki Dio, diusianya yang remaja dia harus kehilangan orang tuanya. Hal itu berdampak jelas ke mental Dio, Dio yang periang hilang sekejap. Sejak saat itu Zidan jadi jarang main dengan Dio,hingga akhirnya Dimas memutuskan untuk membawa Dio ke Bali, alasannya supaya ia punya suasana baru, tentunya kontak antara Zidan dan Dio pun putus.

Namun beberapa bulan setelah kelulusan SMK, tiba-tiba Dio menghubungi Zidan dan Dio yang periang sudah kembali seperti dulu lagi. entah apa yang terjadi di Bali sana,yang jelas Zidan bersyukur sepupu sekaligus teman mainnya waktu kecil telah kembali ke jati diri yang dulu lagi.

"Geser dikit",Dio lalu menggeser badannya kesamping untuk memberikan akses bagi Zidan.

"Kapan kamu baliknya?",tanya Zidan tanpa menatap Dio,karena tatapannya fokus ke langit-langit kamar.

"Yaelah Zi, baru juga aku sampai udah diusir aja",gerutu Dio.

"Enggak tenang aku kalau kamu disini terus",ucap Zidan jujur.

Lihat saja,baru hari pertama Dio berada dirumah Zidan dia sudah merepotkan sang tuan rumah.bagaimana jadinya jika Dio betah dirumah Zidan tidak mau kembali ke Bali,mungkin hidup Zidan berada dalam bahaya.

---

Pagi-pagi hari sekali Nia sudah berkunjung ke rumah Ele. Maksud hati ia ingin berkisah tentang fakta yang baru ia ketahui, namun ternyata ketika dia sampai di rumah Ele, dia malah dijamu dengan berbagai jenis makanan hasil karya Ele. Ele bilang jika ini adalah bentuk dari rasa syukurnya karena dia akan segera menjadi seorang tante dari bayi kembar.

"Mbak, gimana reaksinya Bang Aan waktu tahu kali si baby kembar?". Nia duduk di samping Shinta yang sedang menikmati kudapan kecil buatan Ele.

"Heboh pasti",ujar Shinta.

Nia terkekeh geli membayangkan reaksi Farhan yang jauh di hadapannya saat ini. Mungkin akan jauh lebih seru jika Farhan ada di sini saat ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 11, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

IntrovertTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang