DEAR YOU #Ch. 15

Mulai dari awal
                                    

Kevin menegak wine dihadapannya hingga kandas hanya dalam satu tegukan saja. Matanya masih memancarkan kilat emosi yang sesekali wajah tampan itu diusapnya secara kasar oleh tangan besarnya. 

Frustasi? Terang saja. Usahanya membuat Mila untuk yakin pada cinta yang ia punya ditengah kegamangan yang Mila miliki itu tidakklah mudah. Bahkan diantara keyakinan itupun juga terselip ketakutan akan kehilangan. Wajar saja... tanpa perlu dipertanyakan pun sudah pasti jika masih ada sisa cinta Mila untuk Adam yang tersimpan dihatinya. 

Belum semuanya pergi, masih meninggalkan sisa. Jadi jika kepingan yang hilang itu ternyata kembali bukan tidak mungkin akan utuh dan menimbulkan rasa seperti sebelum saat kehilangan. 

"Perjuangankan yang seharusnya kau perjuangakan! Meskipun adam  saudaraku bukan bearti aku akan mendukung setiap kesalahan yang ia perbuat. Tidak, Kevin!" Ada penyesalan saat Galang mengatakannya. Ekspresi yang ditunjukkannya saat ini sudah cukup menjelaskan jika ia sama terluka dan bersedihnya seperti Kevin. 

Terlebih Mila bukan lagi orang asing bagi Galang, cinta yang pernah tumbuh dihati pria berambut ikal ini membuat ia ingin melindungi Mila. Bukan sebagai kekasih, tapi sebagai kakak yang melindungi adik perempuannya. 

"Mencintaimu seperti mengejar bayangan Mila!"

***** 

Tak ubahnya menghadapi sebuah persidangan eksekusi kematian, suasana tegang dan mencekam membuat seluruh saraf tubuh Adam hilang fungsinya dalam waktu sesaat. Tidak akan menjadi masalah ketika ia mengahadapi sosok Gunawan, yang memang selalu mendukungnya dalam segala hal. 

Namun disini, Lita... 

Kebencian, permusuhan dan sakit hati yang ditampakkan diwajah cantik wanita berumur ini. Jelas seperti apapun pembelaan yang didengar Lita tak lagi bisa diterimanya dengan pikiran jernih. Betahun lamanya, nyaris selama waktu itu berlalu hingga sekarang Lita tetap tak yakin jika putranya akan kembali dalam keadaan baik - baik saja. 

Ibu mana yang tidak senang? Sudah dipastikan rasa bahagia akan melingkupi, namun ketika sebuah kebohongan yang dipertontonkan hati siapa yang akan menerima semuanya sebagai kata baik - baik saja. 

Lita tertawa getir setelah sebelumya ia menatap secara bergantian dua pria beda generasi dihadapannya "Jadi ini, alasan mengapa kamu begitu saja menerima Emely?" ucap Lita pada Gunawan.

Prokkk prokkk prokkk...

"Acting kalian benar - benar luar biasa! Tidak hanya itu saja, kalian benar - benar penipu unggul. Katakan padaku kebohongan mana lagi yang belum kalian ungkapkan? KATAKAN!"

Air mata Lita tak lagi dirasakan mengalir, ia sudah terlampau merugi mengangis hanya demi sebuah kebusukan yang dilakukan oleh orang yang mereka sayangi ini. Katakan saja dia berlebihan, tapi akan sangat berlebihan ketika sebuah kesalahan hanya dianggap angin berlalu. 

Terlebih betapa besar luka yang sudah dibuat... 

Tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari bibir Adam ataupun Gunawan, rupanya mereka memang sudah kehabisan pembelaan diri. Satu kebohongan dilakukan demi menutupi kebongan lainnya, itu sama artinya saat satu terbongkar maka yang lain ikut terbongkar juga. Hanya diam, itulah yang terjadi. Sebab apa yang didengar merupakan kebenaran bukan? 

"Apa kalian pernah memikirkan bagaimana Mila saat mengetahui kenyataan ini? Adam, dimana letak hatimu saat mengorbankan Mila?" pertanyaan demi pertanyaan tanpa jawaban terus saja dicecar oleh Lita. Sampai pada satu titik pikirannya seperti ditarik pada kenyataan paling menyakitkan dari sebelum ini. 

DEAR YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang