7. Serotonin

26 2 2
                                    

AUTHOR POV

Bau menyengat khas rumah sakit membangunkan Saga. Nyeri menyerang hampir di seluruh bagian tubuhnya. Saga sangat benci yang namanya rumah sakit,tapi Saga tidak bisa menahan semua rasa sakit yang menyerangnya jadi terpaksa dia harus berada di rumah sakit sekarang.
Saga melihat wanita yang sedang tertidur di sofa. Saga melempar hapenya yang berada di dekatnya kelantai dengan kesal. Wanita cantik yang tertidur di sofa dekat Saga tiba-tiba terbangun. Saga memang sengaja melempar hapenya dengan keras untuk membangunkan perempuan yang sangat dibencinya itu.

"Ada apa sayang? Apa kau butuh sesuatu? " Wanita itu bangkit dari sofa yang sedari tadi ia jadikan tempat istirahat.

"Ya aku butuh sesuatu" Saga menatapnya dingin. Seperti biasa.

"Baiklah, katakan saja ga" Jawab wanita itu sembari berjalan untuk mengambil hape Saga yang telah hancur.

"Aku mau kau pergi dari sini"

Mata wanita itu sukses membulat disertai dahinya yang berkerut sedikit.

"Ga... Aku tau kau sangat membenciku. Tapi kali ini saja, biarkan mama membantumu" Wanita cantik itu berdiri mendekat ke arah Saga.

"Kau bukan mamaku, jadi kau tidak usa membantuku. Kalau kau tidak pergi sekarang, biar aku saja yang pergi"

Saga mencoba melepaskan infus yang terpasang di tangan kanannya dengan paksa.

"Hentikan! Apa kau sangat membenciku? Apa salahku? Sudah berkali-kali aku katakan aku bukan pembunuh ibumu!"

Wanita itu menangis, wanita itu kembali terduduk di lantai. Tetesan air matanya membasahi pecahan hape Saga ditangannya. Sekarang hanya ada suara tangisan wanita itu. Walaupun suara tangisannya tidak keras, tapi Saga masih bisa mendengarnya dengan jelas. Tiba-tiba pintu kamar rumah sakit terbuka, tanda ada orang yang masuk.

Krietttt....

"Hai bro! Apa yang..... "

Itu Eric, kakak kandung Saga. Dia terlihat kaget melihat mama tirinya sedang menangis di lantai.

"...Hei ga! Sudah aku bilang berkali-kali, kau boleh membencinya! Tapi kau juga harus menghormatinya! Dia sekarang mamamu" Eric menunjuk Saga berkali-kali.

"Dia bukan mamaku! " Jawab Saga.

"Terserah kau saja, aku kesini hanya ingin meminjam LDKmu lagi. Kemarikan kuncinya!" Eric menadahkan tangannya.

"Kenapa? Apa kau di usir lagi oleh papa? "

"Ya! Dan ini semua salahmu! Gara-gara kau dan papa bertengkar kemarin, papa jadi marah juga kepadaku dan dia tidak mau memberiku uang! " Eric meninggikan suaranya.

"Itulah kenapa kau harus bekerja, gunakan ijazah teknik kimiamu itu! "

"Kau tidak berubah sama sekali, dasar sarkas! Kemarikan cepat kunci ldkmu! Eric kembali menadahkan tangannya ke arah Saga.

"Kuncinya aku titipkan ke nyonya Yuri, kau bisa meminta kunci LDKku kepadanya"

"Baiklah kalau begitu. Dan emm.... Mau kau apakan dia? " Eric menggerakkan dagunya ke arah mama tirinya sambil menaikkan kedua alisnya.

"Tidak usa difikirkan, aku akan menganggap dia tidak ada disini" Saga menatap Wanita yang sedari tadi menundukkan kepalanya itu.

"Hey! Kau itu!"

"Sudah tidak apa-apa ric, mama akan keluar sekarang. Dan kau Saga, mama akan mengganti hapemu. Jadi, kau jangan punya fikiran untuk kabur dari rumah sakit. Kau harus sembuh total, baru kau boleh keluar"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 30, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HOARDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang