Ruang utama yang memiliki sebuah meja bundar dengan delapan kursi di sekelilingnya dipenuhi oleh jenderal-jenderal kerajaan. Kerajaan Elios memiliki enam orang jenderal yang memegang satu post di masing-masing perbatasan. Mateus sebagai komandan tertinggi dan Jenar sebagai Ahli strategi menjadi tumpuan kerajaan saat berperang.

"Bagaimana keadaan raja? Apakah beliau masih belum bisa menghadiri rapat?" Mateus bertanya kepada jenderal Aghar—anak ketiga sang raja.

Raja Sikai yang memimpin kerajaan Elios sedang sakit parah selama 2 bulan terakhir. Para tabib istana sudah melakukan segala upaya untuk menyembuhkan sang raja. Raja yang sudah memimpin kerajaan selama lebih dari 40 tahun dan dikenal bijaksana itu hanya bisa terbaring lemah di atas tempat tidur.

"Ayah masih belum diperbolehkan bergerak banyak, beliau berpesan untuk melimpahkan kekuasaan kepada anda, Sir Mateus." Aghar menjawab pertanyaan yang dibalas anggukan kecil oleh Mateus.

Memperbaiki posisi duduknya, Mateus menjelaskan rencana penyerangan yang bakal dilakukan. Mereka berencana akan bergerak malam ini, mengambil celah di sisi kiri daerah pedesaan sebagai tempat penyergapan pasukan dari kerajaan Ryu. Mateus membagi tiga kelompok pasukan, di mana pasukan pertama dan kedua dipimpin langsung olehnya akan bergerak dari depan, sedangkan pasukan ketiga yang dipimpin oleh Jenderal Aghar akan bergerak dari sisi samping sebagai pasukan kejutan. Sementara itu, Mateus meminta Jenar tetap di istana memantau situasi dan menyusun bala bantuan untuk dikirim nantinya.

****

"Apakah kau bakal kembali? Apa tidak bisa Jenar saja yang menggantikan posisimu, Mateus?" Lyli berkata pelan dengan nada merajuk di pelukan Mateus. Saat ini mereka berdua berada di taman belakang istana. Menikmati hembusan angin sore sebagai penanda akhir musim semi. Posisi mereka berpelukan, di mana tubuh mungil Lyli berbaring di atas dada bidang Mateus, sementara Mateus menyandarkan punggungnya pada pohon besar di belakang mereka. Tangannya sibuk memainkan rambut Lyli yang memiliki aroma bunga seperti nama pemiliknya.

Lyli bukan wanita manja, dia wanita pekerja keras dan memiliki kecerdasan yang tinggi. Wanita yang mandiri dan memiliki peran penting di istana sebagai Kepala Keuangan istana. Wanita yang sangat cocok untuk bersanding dengan Mateus.

"Aku pasti kembali. Sejak Raja sakit, tanggung jawab istana berada di pundakku dan kamu." Matheus menjawil hidung Lyli " Adalah tanggung jawab baruku." Sambung Mateus.

"Kamu tidak cocok menggombal, Mateus. Wajah kamu terlalu serius untuk menjadi lelaki romantis." Lyli tertawa lepas melihat ekspresi Mateus yang menggelikan menurutnya. Selama mengenal Mateus dan menjalin hubungan dengannya, Lyli tidak pernah melihat maupun mendengar kata-kata manis dari bibir laki-laki itu. Mateus adalah laki-laki perkasa, memiliki watak keras dan pandangan tajam. Itulah Mateus yang dikenal banyak orang, tapi saat ini, Lyli merasakan hal lain dari lelakinya itu.

"Aku mencintaimu Mateus."

Satu kalimat halus yang keluar dari mulut Lyli mengubah suasana sore menjadi sedikit intim. Entah siapa yang memulai dahulu, bibir mereka sudah saling berpagut. Berbagi perasaan dan kelembutan. Menyatukan rasa cinta dan jiwa ke dalam satu pandangan. Untuk sesaat mereka ingin sedikit egois terhadap masalah pekerjaan. Menikmati romansa cinta dalam balutan angin segar dan sinar merah jingga yang melimpah di atas langit.

****

Malam harinya setelah mempersiapkan semua yang dibutuhkan. Mateus dan jenderal-jenderal kerajaan bersiap untuk berangkat. Hampir membawa semua pasukan kerajaan, hanya tinggal beberapa penjaga dan pasukan yang sedang beristirahat sehabis melakukan misi penjajahan seminggu yang lalu.

Menaiki Hanmaru—kuda putih kebanggaannya, Mateus memimpin dari depan. Semangat ingin mempertahankan kerajaan dan kembali secepatnya untuk meminang Lyli terbentuk dalam pikiran Mateus. Dari rencana yang sudah disusun, Mateus sangat yakin mereka bakal berhasil memukul balik pasukan kerajaan Ryu. Dan membayangkan pertarungan ini bakal berlangsung tiga sampai tujuh hari.

"Sir Mateus, pasukan lawan membuat kemah di sisi kanan hutan seperti yang telah anda prediksi." Seorang prajurit datang dari arah depan memberitahukan lokasi musuh. Mateus tersenyum senang, Taktiknya berjalan lancar. Memberikan komando kepada pasukannya, Mateus memacu kudanya lebih cepat menyusuri jalan hutan.

Setengah jam berkuda, Mateus melihat kemah yang didirikan pasukan Ryu. jelas terlihat Kerajaan Ryu membawa pasukan dalam jumlah banyak, beserta beberapa catapult di pinggir kemah. Satu perintah keluar dari mulut Mateus dan pertempuran pun terjadi. Beberapa pasukan dari pihak Ryu berlarian dari dalam kemah dan berusaha menyelamatkan diri. Rencana Jenar tepat, pasukan Ryu dalam keadaan tidak siap jika mereka langsung bergerak di malam hari.

****

Istana sedang berbahagia, hari ini berlangsung pesta besar yang sudah lama ditunggu oleh rakyat Elios dan akan menjadi acara terbesar penutup musim. Putri Lyli akan menikah dengan laki-laki pilihannya sekaligus perayaan kondisi Raja Sikai sudah kembali sehat. Selama dua minggu terakhir dia sudah bisa keluar kamar dan menyapa rakyatnya, walau kendali kerajaan masih diwakilkan kepada Komandan tertinggi.

Proses penyerangan dengan kerajaan Ryu telah berlalu dua bulan, Kerajaan Elios kehilangan banyak pasukan setelah mereka berhasil memukul balik pasukkan kerajaan Ryu dan memperlebar daerah kekuasaan mereka. Walau mereka mengalami kerugian besar, Komandan tertinggi mereka—Mateus menghilang. Tidak ada yang mengetahui apa yang terjadi pada Mateus karena jasadnya tidak ditemukan di tumpukkan jasad prajurit yang telah meninggal. Jenar yang bertindak sebagai wakil Mateus mengatakan bahwa sahabatnya itu telah gugur di medan perang. Sebagai penghormatan kepada Mateus, Jenar memerintahkan untuk membangun sebuah patung di sisi danau kerajaan.

Tapi siapa yang menyangka, dari sekian banyak rakyat yang menghadiri dan merayakan pernikahan Lily dengan Jenar, ada satu sosok yang memandang tajam ke arah pengantin tersebut. Mateus telah dikhianati. Dia telah dibuang karena obsesi beberapa orang. Sahabat dan kekasihnya sengaja menjebak dirinya dalam sebuah pertarungan yang telah di kamuflase. Tidak ada pasukan Ryu di sana, hanya warga biasa yang sengaja dibayar untuk tidur di dalam kemah tersebut.

Bukannya melawan pasukan lawan, Mateus malah menghadapi pasukannya sendiri. Hanya satu jenderal yang berpihak pada Mateus. Jenderal Aghar, dia mati saat mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan Mateus. Saat memasuki area hutan, Mateus masuk ke dalam sebuah sumur yang dalam, selama tiga hari dirinya terjebak di sana sebelum peri hutan menolong Mateus dan membantu mengobatinya. Selama dua bulan Mateus menjalani pengobatan untuk mengembalikan sendi-sendinya yang rusak, memulihkan tenaganya agar bisa cepat kembali ke istana.

Saat semua usahanya telah berjalan, Mateus malah mendapat kenyataan pahit. Sesuatu yang tidak pernah terbayang dalam benaknya. Pengkhianatan dan kesakitan.

****

"Kenapa Mateus tidak mencoba merebut apa haknya kembali? Bukankah dia sangat kuat?" aku melempar pandangan dari patung Mateus ke samping saat mendengar selaan dari anak kecil tadi. Dia sudah duduk manis dengan posisi kaki bersila.

Mengangkat tubuhku pelan dari atas kursi, aku mengacak rambutnya, "Kadang-kadang sesuatu hal yang berhubungan dengan kepercayaan menimbulkan banyak pemahaman. Ketahuilah, Nak, Kepercayaan di atas segalanya dan kekuatan bukanlah apa-apa."

Wajah anak itu tampak bengong, aku tahu dia tidak mengerti dengan apa yang aku ucapkan. Tanpa menghiraukan dirinya lagi, aku melangkah ke arah sisi kiri danau. Menghalau semua perasaan hangat yang tiba-tiba datang.

"Nak, kelak saat kamu dewasa jangan seperti orang tua kamu yang serakah akan segala hal," ujarku sebelum benar-benar melangkah jauh dari anak tersebut. Seorang anak yang wajahnya mengingatkanku akan kenangan masa lalu. Kehangatan semu yang pernah mempengaruhi jiwaku.

Kumpulan CerminWhere stories live. Discover now