Night

7.7K 677 53
                                    

Sehun membuka pintu mobil dengan kasar, lalu menghempaskan tubuh Suzy di kursi penumpang. Suzy hanya meringis merasakan pergelangan tangannya yang memar sekarang.

Dia memperhatikan Sehun yang kini sedang menelpon seseorang diluar sana. Wajahnya datar, menandakan bahwa dia dalam mood yang buruk sekarang.

Beberapa menit kemudian dia mematikkan sambungan teleponnya dan berjalan menuju pintu kemudi. Dia masuk masih dengan keadaan diam membisu, mengabaikan keberadaan Suzy dimobilnya dan mulai menjalankan mobil itu menjauh dari club malam yang lagi-lagi membuatnya kesal.

Hening.


Mobil itu benar-benar hening dan Suzy tidak menyukai situasi itu.

"Ehem Sehun." Suzy menegur, memecah keheningan yang terjadi.

Sang gadis mengutuk Sehun yang mengabaikannya. Rasanya Suzy mulai frustasi, entah kenapa dia benar-benar kesal diabaikan oleh makhluk satu ini.

Jika biasanya dia akan cuek dengan lawannya, tapi tidak dengan satu ini. Rasanya Suzy ingin menarik pria itu keatas ranjang agar mendengar pria ini mengeluarkan suara. Atau paling tidak desahannya.

Okay enough.

Suzy mulai merubah posisi duduk menghadap Sehun yang masih berkonsentrasi pada jalanan didepan sana.

"Okey, aku mengaku aku salah. Benar-benar salah, jadi kumohon maafkan aku hem?" masih tidak ada respon dari Sehun. Bahkan menolehpun tidak.

"Sayang... jebalyo, eoh? aku harus bagaimana lagi agar kau memaafkanku? Ah, aku berjanji tidak akan pergi kesana lagi, I swear." ucap Suzy menunjukkan jari tengah dan jari telunjuk.

Berhasil, Sehun menoleh kearahnya sebentar lalu mengalihkan pandangan lagi kearah depan.

"Kupegang janjimu, jika kau melanggarnya lagi, habis kau." ancamnya dengan nada tajam.

Suzy tersenyum lebar, menyandarkan kepala dibahu sang calon tunangan. Menarik satu tangan Sehun, menggenggamnya dan meletakkan pada pahanya. Sehun tersenyum tipis, amat sangat tipis.

"Kita mau kemana?" tanya Suzy menyadari bahwa ini bukan rute menuju rumahnya atau apartemennya.

"Apartemenku."

"Nde?" ah Suzy bodoh, benar ini arah jalan menuju apartemen Sehun.

"Aku butuh dirimu untuk meredakan amarahku, lagipula bukankah kau merindukanku?" ucap Sehun setenang mungkin.

Ah! Suzy ingat sekarang, pesan itu, bukankah dia mengatakan merindukan Sehun. Malu-malu tapi mau juga, pikir Suzy.

***

Suzy melepaskan high heelsnya dan menggantinya dengan sendal rumah yang sengaja disiapkan Sehun. Dia menghempaskan tubuh pada sofa empuk didepan tv, mengangkat kedua kaki menjulur pada meja kaca didepannya.

Kepalanya ia letakkan pada sandaran sofa lalu memejamkan mata. Sesungguhnya efek alkohol itu masih menyerang kepalanya. Ia merasakan sedikit pusing.

Sedangkan Sehun pergi kearah dapur, mengambil sebotol air dan langsung meminumnya. Dia melangkahkan kaki keruang santai dimana Suzy berada.

Berdiri dibelakang Suzy dan mulai membungkukkan tubuh. Menopangkan tangan pada pinggiran sofa agar tidak menimpa Suzy yang berada dibawahnya. Mencium Suzy tepat pada bibir merah merekah gadis itu.

I LIKE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang